chapter 11

3K 188 4
                                    

*** halooo ini Mashiii >< happy reading *** #gaje

Prom nite diadakan malam ini....

***

"Alex, berhenti memotretku!"seru Lunara dengan wajah bersemu merah. Dia berusaha merebut kamera yang dipegang ayahnya.

"Eh... biarkan aku mengambil fotomu!" Keluh Alex saat Lunara berhasil merampas kameranya saat dirinya lengah.

"Nope! Sudah terlalu banyak dan... aku malu...."

"Why? Kamu tampak sangat cantik dan hari ini aku yakin kamu yang tercantik." Balas lelaki itu sambil menyeringai. Dia meraih beberapa bungkus obat dari atas meja dan melemparkannya pada Lunara. "Bawalah untuk jaga -jaga. Dan.. sudah minum jatahmu malam ini?"

"Sudah, kok. Ayo berangkat, Alex!"

***

Lunara  pov

Aku berdiri di lobby hotel dengan gelisah. Pandangan orang -orang yang melintas mengarah padaku, membuatku jengah.

Apa penampilanku buruk?

"Hei , Luna!"

Lagi -lagi Surya mengejutkanku. Kami bertatapan. Mungkin karena aku sudah terbiasa di dekatnya , aku tak menyadari betapa tampannya anak itu. Tuksedo hitam yang melekat pada tubuh jangkungnya nampak seperti memang diciptakan untuknya. Rambutnya dibiarkan berantakan sementara cengirannya masih tetap berada di sana.

"Apa aku ganteng?" Ujar Surya sambil menggaet lenganku, membuatku sedikit 'salting'.

"Hmmm lumayan..."

"Ehhh" Surya terkekeh. "Baguslah. Kita akan jadi pasangan paling kece di sini karena kamu juga bener -bener cantik hari ini. Seperti tuan putri."

Aku merasakan wajahku memanas karena malu. Senyum tak bisa menghilang dari wajahku. Setelah menoyor lengan Surya keras -keras, kami melangkah memasuki ruangan dansa.

***

"Lunara! Ayo berdansa!"

Surya menarik lengan kakaknya yang nampak bersemangat juga memasuki lantai dansa. Pemuda itu meletakkan lengan Luna pada bahunya sementara yang satunya lagi digenggamnya erat -erat.

"Surya, jangan kaku begitu deh, tuh kan jadi diliatin!" Desis Lunara dengan wajah memerah karena merasa pusat perhatian adalah mereka berdua.

Surya melirik ke sekeliling. Memang sih gerakannya kaku, tapi orang -orang memperhatikan Lunara yang cantik, bukan gerakan kaku mereka. Surya mendengus saat sadar para pria menatap Lunara seperti hendak menerkamnya! Segeralah ditariknya Lunara mendekat dengan posesif.

"Ada apa, Surya?"

'Surya tersenyum tipis, "bukan apa-apa."

Tiba -tiba lagu berganti, para pasangan di lantai dansa berganti searah jarum jam. Surya merasakan jemari Lunara mengendur dalam genggamannya. Perhatian gadis itu tertuju pada seorang yang berdiri di hadapannya.

"Mari berdansa, Tuan Putri."

Lunara pov

Mataku terbelalak saat melihat Devon berdiri di hadapanku. Dia memalingkan pandangannya sambil mengulurkan tangannya padaku.  Kutatap wajah Surya yang masih mendampingku dan dia melepaskan genggamannya.

***
Surya pov

Aku melepaskan tangannya.

Kupikir keputusanku tepat.

Akankah dia bahagia kalau kukatakan aku mencintainya?

Mungkin jawabannya tidak.

Devon, bisakah kau jaga kakakku? bisakah kau ada di sampingnya selalu? Apakah kau mencintainya?

Dia sangat bahagia bersamamu lebih dan lebih daripada bersamaku.

Kuserahkan cinta pertamaku padamu,Devon....
***
Lunara pov

Aku berharap Surya takkan melepaskanku karena...
Kutahu perasaanku akan semakin kacau saat berada di dekatnya....

Devon memanduku, meletakkan lengannya pada pinggangku dengan lembut. Tatapan matanya teduh dan tenang, berbeda dengan Surya yang tegang dan kaku. Mengingatnya membuatku tersenyum.

"Ara."

Ketika suara itu menyapaku, jantungku seakan melorot dari tempatnya. AKu menatap matanya dan dia balas menatapku. kami menari tanpa bersuara ....

Wajahku memerah, kami berada sedekat ini, aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya. Devon tersenyum dan senyumnya menular. Aku balas tersenyum padanya, kuharap menjadi senyuman terindahku...

Ketika lagu akan berakhir, aku segera berjinjit, membisikkan satu kata ini ke dalam telinganya. "Suka."

Devon nampak bingung, ketika lagu selesai, genggamannya terlepas dan aku segera berlari menuju Surya yang tengah berdansa tak jauh dari tempatku berdiri.

Saat adikku itu melihatku, dia melepaskan tangan pasangannya lalu memelukku tepat sebelum aku ambruk.

"Surya.... Bawa aku ke rumah sakit dan ... tolong telepon Alex..."

***
Surya pov

Saat Lunara ambruk, aku merasa sangat khawatir. Aku menyetir mobilku sangat cepat untuk sampai ke rumah sakit. Gadis itu kehilangan kesadaran di tengah perjalanan.

Aku sangat takut....
Bagaimana kalau terjadi sesuatu...?

Nara, dia terlalu memaksakan dirinya. Serangan sakit kepalanya datang dan aku tidak tahu sebelum dia mengatakannya.

Mungkinkah kau sudah merasakan sakit itu sejak awal?

Mengapa kau tetap bisa tersenyum?

Bertahanlah, Luna!

One Last Wish (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang