PROLOG

332 13 0
                                    

"Ya, jika begitu, Eyang bisa melakukannya sendiri, bukankah itu kehendak Eyang?" Serra mendengus kesal dengan nada sebal menyela neneknya.

"Jika aku bisa melakukannya, maka sudah kulakukan sedari dulu, Chery. Masalahnya adalah tradisi kerajaan kita yang tidak membolehkan kamu menikah dengan pria yang bukan dari royal family." Ketika neneknya sudah memanggilnya dengan Cherry, berarti dia memang sedang peduli.

"Lucas adalah pria yang aku cintai, pernikahan kami sebulan dari sekarang Eyang, semua persiapan tidak bisa dibatalkan." Serra meninggikan suaranya karena sudah lelah berdebat bersama dengan neneknya.

Ibunya, Siera Jasmine, menatap mereka berdua prihatin. Dia rasa keras kepala anaknya turun dari neneknya.

"Kamu tidak perlu berteriak, Eyang masih bisa mendengarmu." Reginaa menjawab, umurnya memang tua tetapi fungsi pendengarannya belum menurun. "Dan kamu perlu tahu, yang berdiri di depanmu sekarang adalah Eyang dan juga Ratumu."

Serra mendecak berkata dengan kesal, "Dan Eyang adalah Ratu yang menyebalkan." Serra lalu mengadu kepada ibunya yang hanya diam saja menonton perdebatan mereka. "Mama, aku tidak bisa membatalkannya."

Sierra mendesah frustasi dan menatap Regina-ibunya dengan memohon. "Mama, bisakah kita mendiskusikannya lagi?"

"Tidak, keputusanku sudah bulat. Jika Serra ingin menikah, pria itu haruslah memiliki darah bangsawan di dirinya."

Sang Ratu, Regina Manoela de León terus menolak permohonan cucunya, dia pikir bahwa pria yang berasal dari keluarga kerajaan adalah pria yang seharusnya menikahi cucunya, mengembalikkan tradisi kerajaan mereka lagi yang sempat dihilangkan.

"Bagaimana aku bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai, Eyang? Bagaimana aku bisa bertahan dengan pria yang sama sekali tidak aku kenali? Aku sangat mencintai Lucas." Sierra menunjuk dirinya sendiri dan berkata dengan tegas, "aku tidak bisa berpisah darinya. Lucas adalah segalanya bagiku, aku bisa mati jika berpisah dengannya."

Reginaa menutup matanya frustasi, cucunya benar-benar keras kepala, dari siapa dia diturunkan sifat menyebalkan ini. Regina tidak dapat memberikan izin pernikahan kepada cucunya, karena ia telah mempersiapkan Serra kepada pilihannya, seorang pria hangat dan penuh kasih sayang, tidak pernah menjalin kekasih dengan sembarang wanita, karena sedari dulu ia sudah dijodohkan kepada Serra.

"Semua anggota keluarga kita juga awalnya dijodohkan, lihatlah ibumu, lihatlah aku dan kakekmu, dan lihatlah," tunjuk Regina kepada dua pasangan lansia yang sibuk menyuapi anggur satu sama lain dengan jemari mereka yang bergetar. "Bahkan buyutmu, mereka juga awalnya dijodohkan."

"Tetapi ini abad dua satu, Eyang, bukan abad delapan belas atau sembilan belas, perjodohan itu tidak berlaku, dan aku bukan Siti Nurbaya dari Indonesia," jawab Serra frustasi.

"Kamu memang bukan Siti Nurbaya, maka dari itu Eyang menjodohkanmu. Lagipula kamu dan Lucas Trevor, tidak akan pernah menikah. Jika kamu berani mengambil keputusan sendiri, Eyang tidak akan segan untuk memberikaanmu sanksi." Regina menutup berkas yang diberikan sekretarisnya kepadanya yang berisi semua data mengenai Lucas Trevor, seorang detektif Amerika yang begitu terampil dan mempunyai reputasi yang begitu baik di Negeri Paman Sam itu. Sayangnya Lucas adalah pria dari kalangan biasa, tidak ada setetespun darah bangsawan yang mengalir di nadinya, dan dia tidak akan pernah bisa memberikan keturunan berdarah biru kepada Serra.

Regina melirik jam tangannya, dan menyuruh sekretarisnya untuk mempersiapkan hidangan makan malamya sekarang, karena tamu jauh mereka akan segera datang.

"Keluarga Mallory segera tiba, sebaiknya kita bergegas dan tidak membuat mereka menunggu," tegas Rita.

"Regina, apakah mereka sudah menerima jika anaknya di jodohkan dengan Cherry?" tanya Renata Eleanor de León, umurnya yang sudah melebihi seratus tahun itu bertanya dengan pelan.

"Tentu saja Mãe(1), Serra berteman baik dengannya ketika mereka bersekolah di Indonesia dulu," jawab Regina melirik cucunya sekilas.

Serra mengerutkan dahinya. "Aku mengenalnya?"

"Kamu pasti tidak lupa dengan Badut Ancol?"

Kerutan di dahinya semakin dalam, Serra menatap neneknya dengan sangat penasaran. Satu nama terpikirkan di pikirannya ketika neneknya menyebutkan julukan itu-Badut Ancol. Serra tersenyum sinis, ia menggeleng dan tertawa. "Tidak mungkin, Archie Mallory?"

Regina tersenyum menanggapi balasan cucunya. "Kamu akan melihatnya langsung."

Serra tertawa sumbang, "tidak mungkin Archie kan Eyang? Eyang tahu bagaimana aku dulu bersamanya?!" seru Serra tidak terima. "Aku tidak ingin bertemu dengan orang-orang di masa laluku, Eyang. Terutama ketika mereka melihat aku dengan tubuh besarku."

"Apa Mallory pernah menyinggungmu tentang tubuh gendutmu dahulu? Apa Mallory menghinamu? Menghindarimu? Atau mencelamu di depan banyak orang mengenai tubuhmu?" Serra menggeleng, justru Archie adalah satu-satunya orang yang berteman dengannya.

"Aku benci itu, Eyang." Serra tidak suka, dengan lirih dia berkata, "aku membenci diriku yang dulu dan semua orang yang terlibat di sana."

Serra membenci dirinya, dia juga membenci Archie yang terus berkata kepadanya bahwa dia adalah gadis cantik, dan pria itu selalu mengungkapkan perasannya kepada Serra. Serra benci itu, karena ungkapan Archie, Serra menjadi olokan teman-temannya dan mendapatkan perilaku yang tidak bagus di sekolahnya. Gendut, kutu buku, tidak cantik dan tidak terkenal seperti kakanya, dia hanyalah gadis biasa dan dalam kategori anak baik-baik, sehingga membuat Serra menjadi sasaran empuk tukang bully untuk merundungnya. Tetapi Archie selalu berbuat sebaliknya, pria itu selalu mencoba mendekatinya, mengungkapkan perasaannya, dan menyatakan cintanya yang sering sekali ditolak. Serra mengingat satu hal yang pernah dikatakan pria itu, di malam semua relasi keluarganya membandingkannya dengan kakanya,

"Gendut bukan halangan untuk mencintai seseorang, Serra. Semua tentang fisik it's just outside and I just need your inside. How truly yours, that's make me falling in love with you. You are beautiful, is a fact! All of woman in this world is beautiful. The scale of beauty is different by people, so stop thingking you are ugly. Kalau gendut itu jelek, kutu buku itu jelek, karena kamu cantik dengan menjadi diri kamu sendiri, Serra. Dari hatiku terdalam, aku benar-benar mencintai kamu. Sekala cinta aku ke kamu itu besar, sebesar alam semesta dan tidak ada tadingannya."

Serra benci pidato Archie, karena itu semua tidaklah benar. Serra tidak pernah menjadi dirinya sendiri dan Archie tidak sebesar itu mencintai Serra, karena cintanya lebih besar dari alam semesta sekalipun kepada Tuhannya.


SERCHIE

SERCHIEWhere stories live. Discover now