BAB 4

103 18 0
                                    

Serra terbangun dari tidurnya, tubuhnya menggeliat dan seluruh indra penglihatannya aktif, kepalanya sangat pusing karena penerbangan panjang dan suara teriakan wanita yang sangat besar meraung tidak jelas itu membuat Serra harus bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Serra membuka pintunya dan dia dapat melihat Archie yang terduduk di atas tempat tidurnya. Sepertinya dia juga terjaga karena suara itu.

Archie mengusap wajahnya, lelah. Lalu menatap kepintu dimana Serra yang terdiam di depan pintu kamarnya, dia pikir dengan memindahkan kamar mereka ke bangsal timur akan menghilangkan suara teriakan itu, setidaknya meredam suara teriakan itu, ternyata mereka masih dapat mendengarnya. Archie hanya menatap istrinya yang juga menatapnya dengan tatapan bertanya. Archie tidak tahu harus menjawab apa sampai pintu itu tertutup kembali.

Serra berdiri mematung di depan pintu yang baru saja dia tutup, pikirannya tidak dapat mencerna apa yang sedang terjadi. Serra kembali ke kasurnya dan mencoba tertidur, mungkinkah ia sedang bermimpi? Tetapi dia juga melihat Archie terbangun dan berprasangka bahwa Archie juga mendengarnya. Mungkinkah itu teriakan orang mabuk, Serra sering melihat temannya yang mabuk berteriak-teriak karena putus cinta. Mungkin saja itu salah satu kerabat Archie yang sedang mabuk dan putus cinta. Serra mencoba berpikir positif, dan kembali tidur, dia sangat lelah dan tidak terlalu memikirkan teriakan besar itu.

Serra kembali terbangun dan untuk kedua kalinya membuka pintu, melihat Archie yang masih duduk di atas ranjangnya, kali ini pria itu dengan mengantuk mengikat jubah tidurnya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Dia tanpa melihat Serra, memasuki kamar wanita itu dan tertidur di atas ranjangnya. Serra menatap heran ke arah pria itu.

"Biarkan aku tidur di sini, aku sangat lelah."

Serra menatapnya tajam, dan mengeratkan jubah tidurnya, pandangannya memperhatikan setiap gelagat pria itu yang mencoba tidur di kasur milik Serra.

"Perkataanmu adalah kita tidak tidur seranjang," kata Serra sinis.

"Hanya untuk malam ini, Serra."

"Bagaimana bisa aku mempercayaimu?"

Archie menguap dan bergeser jauh dari posisinya seharusnya. Dia menggeser tubuhnya sampai ke ujung kasur. "Aku tidak akan menyentuhmu, apapun yang terjadi."

Serra naik ke atas ranjang dengan hati-hati dan mencoba tidur seperti Archie. Mereka berdua berada di masing-masing ujung ranjang, tertidur saling berpaling dan tidak ada yang berbicara setelah kalimat terakhir Archie.

Baru saja Serra akan tertidur dalam, suara teriakan melengking sangat panjang bersamaan dengan suara kaca yang pecah membuat Serra tersentak dan terduduk di ranjangnya. Matanya bergetar dan mencari orang terdekat. Archie menarik tubuh Serra agar terus tertidur, dan pria itu memeluk Serra seraya menutup telinga wanita itu. Serra menahan napasnya, dua puluh enam tahun hidupnya, baru kali ini dia merasakan ketakutan dan juga kebimbangan di saat yang bersamaan.

Serra yang ketakutan dipeluk oleh pria itu. Serra tidak tahu ia harus marah atau lega. Syukurlah Archie ada di sampingnya, bagaimana jika orang yang berteriak itu tiba-tiba masuk ke kamarnya dan melakukan hal yang tidak ingin Serra pikirkan. Perlahan tapi pasti sayup kelelahan tidak dapat ditahan.

"A-archie?"

Serra dapat merasakan napas hangat dari pria itu. Serra juga dapat mencium aroma maskulin yang sangat memikat, dari banyaknya parfum pria, aroma Archie adalah yang terbaik baginya. Hidung Serra serasa sangat nyaman dan kantuknya memberat, ditambah dengan suara parau Archie yang membuat Serra memejamkan matanya.

"Semuanya akan baik-baik saja, Serra."

"Berjanjilah kamu tidak akan menyetubuhiku."

"Tidak akan, Serra."

SERCHIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang