Sehari tanpa mereka

82 5 0
                                    

Aku berjalan menuju sekolah seperti biasa, dan anehnya semua anak yang mengenakan seragam yang sama denganku menatapku dengan aneh, aku tidak mengerti. "Ku dengar dia dibuang dari gengnya" bisik seorang murid "iya kasian ya dia, hanya karna dia berbeda dia dibuang" bisik seorang temannya, "bahkan kudengar setelah putus, yuri akan segera bertunangan dengan daniel, benar-benar wanita tidak tau diri" bisik murid itu lagi, mereka membicarakanku dan yuri, ingin sekali aku marah karna mereka mengolok-olok yuri, tapi bagaimana lagi aku sudah putus dengannya. Tapi aku sedikit kecewa setelah mendengar yuri akan segera bertunangan dengan daniel, ah mungkin yuri terpaksa.
Aku memasuki gedung sekolah, dan tebak apa yang kulihat? Semua pemikiranku tadi hancur sudah. Yuri tidak terlihat terpaksa sama sekali, dia terlihat begitu senang memeluk lengan daniel manja sambil tertawa bersama riko dan rey, cemburu? Iya aku cemburu. Aku memejamkan mataku berusaha memberitahu hati kecilku sekarang yuri bukan siapa-siapa lagi, semuanya telah berakhir. Aku membuka mataku lagi dan melihat yuri menatapku, seketika senyumnya menghilang. "Oooiii!! Melamun saja!" Ucap kak criss merangkul pundakku, seketika pandanganku beralih pada kak criss "kau tau hari ini akan ada satu murid kelas 10 yang loncat kelas langsung ke kelas 11" ucap kak criss dan aku tidak tertarik dengan itu "apa kau berharap itu kau?" Tanya kak criss "hmmm....kurasa tidak" jawabku "oh ayolah! Kau itu anak jenius" ucap kak criss sambil mengacak-acak rambutku, "sudahlah kak, aku ingin masuk kelas" ucapku "ok, hati-hati" ucap kak criss.
Wali kelasku masuk kedalam kelas, ia bilang jika akan ada satu anak yang loncat kelas, dan aku sama sekali tidak tertarik. "Rein adalah anak yang mendapatkan hadiah istimewa ini" ucap wali kelas. Aku terkejut, walaupun kuakui aku memiliki nilai yang lumayan, tapi loncat kelas adalah hal yang mustahil. "Mulai besok kau akan masuk kekelas 11" ucap wali kelas padaku, aku hanya mengangguk. Senang? Tidak, aku yakin tugasku akan bertambah banyak. "Wah wah selamat ya rein" ucap salah satu temanku jiko sambil menepuk- nepuk pundakku. "Lho? Kau tidak senang?" Tanya jiko "kurasa tidak" jawabku, "ahhh..... pasti karna yurikan?" tanya jiko sedikit berbisik "kau bercanda?" Tanyaku "oh ayolah, jujur saja" ucap jiko, aku menggelengkan kepalaku.
Pagi ini aku akan mulai masuk kekelas sebelas, dan kurasa semua akan terasa berat. Wali kelas baruku mempersilahkan aku masuk, "rein!"teriak kak criss dan kak ryu. Aku hanya tersenyum kecil pada mereka.rein kau boleh duduk dengan rane" ucap wali kelas, aku berjalan lalu duduk disamping kak rane, dia tersenyum padaku.
Bel istirahat berbunyi kencang. Kak rane merangkul pundakku "bagaimana kau bisa loncat kelas?" Tanya kak rane "entahlah, kurasa aku terlalu pintar berada dikelas 10" ucapku sedikit sombong "rein rein!" Panggil kak ryu "iya kak" jawabku "berhentilah memanggil kak!, kita sekelas" ucap kak criss "baiklah" ucapku "bagaimana kau bisa loncat kelas?" Tanya ryu (lebih baik memanggilnya begitu) "entah" jawabku "hai rein!" Sapa seorang cewek cantik dengan rambut hitam panjangnya. "Hai" sapaku balik "gina aku tau kau mau menggoda rein kan?" Tebak rane "tidak, ih sok tau!" Jawab gina, "aku pergi sebentar" ucapku bangkit dari tempat duduk "kemana?"tanya criss "rahasia" jawabku.
Aku berjalan di lorong sekolah, ada banyak anak berbisik sambil menatap kearahku dan itu membuatku risih walaupun aku berpura-pura tidak memperhatikannya. "Aku rasa ia dibuang dari geng itu gara-gara ia terlalu pintar, lihat sekarang dia bisa loncat kelas" bisik seorang murid, "bisa tidak kalian tidak membahas hal itu?" Tanyaku menatap tajam mereka, mereka menundukan kepala, "memang apa salahnya jika aku dibuang? Itu urusan pribadiku urus dirimu sendiri!" Ucapku lalu melangkah pergi. Aku pergi keatap sekolah, dan tebak apa yang kulihat, seperti sebuah kesengajaan rey, riko, daniel dan yuri ada disana sedang bercanda. Seketika senyum mereka hilang setelah melihatku, aku berbalik dan berniat melangkah pergi "rein tunggu!" Panggil rey, aku kembali berbalik menatap mereka "apa?" Tanyaku "selamat karna kau berhasil loncat kelas" ucap rey datar, "terima kasih"ucapku, suasana hening "hanya itu kan? Maaf jika aku mengganggu" ucapku lalu pergi "rein tunggu!" Panggil yuri, aku terhenti yuri menarik tanganku.
Yuri membawaku ke halaman belakang sekolah. "Apa?" Tanyaku "lebih baik kau menyembunyikan dirimu, 5 ghost saver terkuat dan para pemburu mulai mencarimu, sembunyikan dirimu dimana saja asal jangan dirumahmu. Bahkan hari ini jangan pulang kerumah" ucap yuri "kenapa kau memberitahukan hal itu?" Tanyaku "karna aku khawatir padamu" jawab yuri "hanya itu?" Godaku dengan wajah dingin "aku.....aku.... sudahlah yang penting bersembunyilah ditempat yang aman" ucap yuri "ok, terima kasih atas perhatianmu padaku, tapi kau tau dengan menemuiku seperti ini akan membuatmu juga dalam bahaya jadi tetaplah disamping daniel karna aku tau dia akan melindungimu, aku mengatakan ini karna aku mengkhawatirkanmu" bisikku ditelinganya. Dia masih terdiam ditempat saat aku akan melangkah pergi "hey cari daniel sana! Jangan buat dirimu sendirian"ucapku.
Yuri berjalan disampingku, dan suasana terasa canggung. "Yuri!" Panggil daniel berada didepan kelas lamaku "i...ya" jawab yuri berlari kearahnya "tenanglah, aku hanya memastikan jika yuri kembali dengan selamat" ucapku.

ghost saverWhere stories live. Discover now