Sebuah Pilihan

55 4 3
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Aku masih ada ditempat yang sama, dengan keadaan yang sama.

"Apa kau baik-baik saja, Rane? " Tanya seseorang dihadapanku

Aku mendongakkan kepalaku. Aku tidak bisa melihat wajahnya karna ia berdiri ditempat gelap. Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya.

"Hey! Jawab aku!" Ucapnya sedikit kesal

"Aku baik-baik saja atau tidak itu bukan urusanmu!" Ucapku

"Oh ayolah! Jangan seperti itu" ucapnya

"Tanpa kau bertanya kau bisa lihat apa aku baik-baik saja atu tidak!" Ucapku marah

"Rein, berhentilah bersikap seperti ini dan turuti saja keinginan hiromi" ucapnya

Ia melangkah mendekati ku. Aku terkejut saat melihat wajahnya, aku tidak bisa mengatakan apapun. Kak Hitomi tersenyum padaku.

"Yoo Rein!" Sapanya

Aku masih tidak bisa mengatakan apapun karna masih terkejut.

"Aku tau kau merindukanku" ucap kak Hitomi lalu tersenyum lebar

Ia duduk dihadapanku.

"Apa kau ingin sesuatu? Makan mungkin" tanya Kak Hitomi

Aku hanya diam menatapnya.

"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya kak Hitomi

Tidak! Ini pasti hanya imajinasiku saja, kak Hitomi sudah mati waktu itu, tidak mungkin ia masih hidup.

"Hey! Jawab aku!" Tegurnya

"Tinggalkan aku sendiri!" Suruhku

"Eh? Bukankah kau merindukanku?" Tanya kak Hitomi

"Aku bilang pergi!" Teriakku

Ia terlihat terkejut.

"Kau ingin aku pergi?" Tanyanya

Aku hanya diam.

"Kau masih ingin tinggal dengan ayah dan ibu kan?" Tanya kak Hitomi

Aku masih diam.

"Jika kau masih ingin tinggal dengan mereka, turuti saja apa yang Hiromi inginkan" ucap kak Hiromi

"Pergilah! Tinggalkan aku sendiri!" Ucapku

"Rein, jawab aku!" Suruh kak Hitomi

"Kumohon tinggalkan aku sendirian" pintaku

"Baiklah, tapi pikirkan jawaban dari semua pertanyaanku tadi, aku akan menunggu jawabanmu" ucap kak Hitomi lalu melangkah pergi.

Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa Kak Hitomi masih hidup, akh! Seharusnya saat itu aku tidak pergi meninggalkannya.

Aku berusaha untuk melepaskan diriku, namun percumah saja aku tidak bisa melepaskan diriku sendiri. Berkali-kali aku berteriak karna frustasi.

"Rein, tenanglah!" Terlihat Yuri berada didepan sel ku

"Pergilah!" Suruhku

"Aku ingin bicara denganmu, Rein!" Ucap Yuri

Aku hanya diam.

"Kami akan membebaskanmu, asalkan kau mau menjadi bagian dari kami, Rein!" Ucap Yuri

"Bagaimana jika aku menolaknya?" Tanyaku

"Kami akan memaksamu bagaimanapun caranya" jawab Yuri

"Aku lebih memilih dibunuh saat ini juga dari pada harus bergabung dengan kalian! " ucapku tegas

"Rein, aku akan jadi milikmu lagi jika kau mau bergabung! " ucap Yuri

Apa ia membujukku?

"Aku menolaknya! Sudah jelas kau milik Daniel" ucap ku

Sebenarmya bukan ini yang aku ingin katakan. Entah kenapa itu keluar begitu saja dari mulutku.

Yuri menundukkan kepalanya, apa ia sedih karna aku mengatakan hal itu?.

"Jangan tunjukkan wajah sedihmu itu dihadapanku!" ucapku ketus

Sial! Lagi- lagi aku mengatakan apa yang tidak mau kukatakan, aku ingin mengucapkan kata maaf padanya tapi kalimat itu yang keluar.

"Maaf" ucap yuri

"Pergilah dari hadapanku sekarang!" suruhku

Yuri melangkah pergi. Aku menyesali semua yang kukatakan tadi, jujur bukan itu yang aku inginkan. Kenapa aku jadi seperti ini? Bahkan aku tidak ingat sejak kapan aku jadi seperti ini. Walaupun aku mengatakan semua itu, hatiku selalu berkata lain, aku ingin kembali bersama yuri, akh ingin kehidupan lama ku kembali, aku ingin bertemu ayah dan ibu, tapi disetiap aku ingin mengatakan semua itu, entah kenapa semua kalimat yang ingin kuucapkan berubah menjadi seperti tadi. Apa yang harus kulakukan??.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf lama gak update

ghost saverWhere stories live. Discover now