Part 01. Cheon Sarang

5K 185 19
                                    

Cheon Sarang. Atau akrabnya dipanggil Sari. Banyak temannya yg mempermainkan namanya yg memang tak lazim ditelinga org Indonesia.

"Sarang!! Sarang burung! Sarang laba-laba!!" Pekik seorang bocah berkulit gelap.

"Diamlah! Bisakah kau memanggilku Sari seperti yg lainnya?" Balas Sarang tak terima.

"Sarang lebah!! Sarang tupaiii!!! Hahahahaha..." Tawa bocah itu lantang, diikuti tawa murid lainnya.

"Diamlah... hks, hks..." Isak Sarang.

"Sari, sudahlah. Tak usah diambil hati. Kau tahu seperti apa Andra itu, kan? Biarkan saja..." ujar sahabat Sarang, Zhang Yueliang, yg biasa ia panggil Yue atau Bulan.

"Tapi, Bulan..."

"Ssst... Biarkan. Ayo ke kelas." Ajak Yue.

"Eung" Sahut Sari berjalan menuju bangkunya bersama Yue. Yue menjadi dekat dgn Sarang sejak awal masuk sekolah. Keduanya sama2 dibully karena nama mereka yg aneh. Mereka setuju saling memanggil dgn nama lain supaya murid lainnya mengikuti.

Sejak saat itu Sari selalu takut saat perkenalan dgn orang² baru. Ia hampir tidak ingin memakai nama aslinya sendiri dan selalu menyebutkan bahwa ia bernama Sari. Seperti nama ibunya.

xxxxx

"Ibu? Sekarang sudah jam enam. Bulan-eun uri ap jib-e isseo yo (Bulan sudah d depan rumah). Kandaa~ (aku berangkat~)" Jerit Sarang berlari menuju pintu depan, memasang sepatunya.

"Sarang a... Chamkan (tunggu)! Kama isseo (diamlah dulu)" Panggil ibunya berlari kecil.

"Apalagi, bu? Dan namaku Sari." Tegas Sarang seraya mengikat tali sepatunya.

"Sarangeun Sarangiya (Sarang tetaplah Sarang, dpt d artika juga 'love is love')." Ujar ibunya. "Kau lupa bekalmu." Tambahnya seraya menyodorkan kotak bekal kuning kesukaan Sarang. Sarang menerimanya, ia berdiri dan membungkuk.

"Gamsahabnida (terima kasih), ibu." Ujarnya manis.

"Pergilah nanti kau terlambat." Ujarnya.

"Ne (iya). Ayo, Bulan." Ajak Sarang yg dibalas anggukan Yue.

xxxx

Sarang dan Yue berjalan menuju kelas dgn tawa kecil. Mereka benar² tidak pernah kehabisan candaan. Mereka bersahabat sejak SD, mereka juga sering mendapat kelas yg sama. Seperti tahun ini. Tahun terakhirnya di sekolah menengah atas.

"Sari." Panggil seorang siswi dari arah belakang.

"Ya?"

"Kau anggota ekskul seni kan?"

"Ya, benar. Ada perlu apa?" Tanya Sarang seraya memberi aba² pd Bulan utk mendahuluinya ke kelas.

"Ekskul seni punya barang² ini tidak? Ekskul basket butuh utk acara diklat, nih." Ujar siswi itu.

"Lebih baik kau bicara pada pengurus perlengkapan... Anita." Ujar Sari menunjuk seorang gadis yg tengah sibuk menyapu.

"Thanks, Sari."

"Okey..." Sari berjalan masuk dan duduk di sebelah Yue.

"Ada apa?" Tanya Bulan penasaran.

"Ada yang ingin meminjam barang² ekskul seni."

"Eoh... Ah Sari! Pr matematika-mu selesai?" Tanya Bulan yg dibalas anggukan Sarang. "Pinjam dong. Punyaku tinggal sedikit lagi, tpi aku kesulitan."

"Nih..."

"Xiexie..."

xxxxx

Sarang melamun memandang jauh keluar jendela. Ia menggigit ujung pensilnya seraya entah memikirkan apa. Pr-nya berhenti di tengah jalan.

"Sarang a! Appa ga yeonlakhae (Appa menelpon)... Cepat turun." Pekik ibu dari lantai bawah memecah lamunan Sarang.

"Appa?" Gumam Sarang bahagia. Ia berlari menuruni tangga girang dan langsung menyahut telepon dari tangan Ibunya. "Appaaaa~!! Bogoshipdaa~ (aku rindu~)" Ujar Sarang manja, ia berbahasa korea saat dgn appa, karena appa hanya bisa mengerti bahasa itu.

// Aigoo (aduh), Sarang a... Appa do neol bogosipeosseo (appa juga merindukanmu). Jaljinaeseyo (kabarmu baik)? //

"Jaljinaeseyo (baik). Appa, mengapa lama sekali tidak menelepon? Ayah juga jarang kemari." Tanya Sarang sebal.

// Sarang a, appa sedang disibukkan pekerjaan. Mianhae, nae ddal (maaf, anakku). //

"Gojitmal (bohong)." Sahut Sarang pouting.

// Jinjjayo (benar)... ah, appan neoege surprize-reul isseoyooo~ (ah, appa punya surprize untukmu)! //

"Sejak aku kecil, appa selalu bilang surprize bla bla bla... Keunde, eopseosseo (tapi, tak ada)."

// Isseoyo (ada)... //

"Isseoyo~ (ada~)" Ulang Sarang mengejek. "Setiap kali aku dan Ibu ke Korea, appa selalu menyuruh kita menginap di hotel. Kami tak tahu rumah appa. Mwoya keuge (apa²an itu)?"

"Ibu tahu, kok..." Sahut Ibu di samping Sarang.

"Mwo (apa)?? Ah~ appa~. Wae naman mollasseosseo (mengapa hanya aku yg tak tahu)?"

// Mian (maaf). Surprize-nikka (karena itu kejutan). //

"Kapan aku akan menerimanya?" Tanya Sarang.

// Sebentar lagi. Diulang tahun-mu yg ke 18. //

"Ah, masih lama... Tapi tak apa. Yaksokhae (janji)?" Tanya Sarang memastikan.

// Yaksokhae (janji). //

xxxxx

Was it good? Layak baca gak? Mudah dimengerti gak? Author menerima kritik dan saran~
Author tunggu komentar dan vote-nya yaaa~

Gomawo, Reader-nin~

1004랑 : Cheon SarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang