Part 17. Hurt

873 89 3
                                    

"Seokie-oppa? wae? (ada apa?)" Sela Sarang menanyakan moodbooster-nya girang.

//...aideul-iya, ara? (...dia idol, kau tahu?)// Tanya Appa. Idol? Batin Sarang cukup bahagia. //BigHit-eui boygroup. (boygroup-nya BigHit) BTS.//

DEGG!! Gojitmal. Batinnya terhenyak. Mata sarang membulat. Ia baru saja berusaha menjauhi seniornya itu, dan Appa mengatakan bahwa kakak kesayangannya adalah member BTS. Air mata-nya kembali mengalir. Sarang tak bisa membalas kata-kata Appanya.

//Sarang-a... Yeoboseyo? (halo?)// Panggil Appa menyadarkan Sarang. Sarang berdehem menghilangkan ngilu di lehernya.

"Ah, ne... Appa, sepertinya rekan debutku mencariku. Kami sedang mempersiapkan tracklist." Ujar Sarang beralasan.

//Ah, geurae? Himneseyo. (benarkah? semangat)// Ujar Appa sebelum menyudahi telepon. Sarang berjalan lesu ke ruang rekaman.

××××××××××

Hujan makin deras saat Sarang memasuki perumahan. Ia tak memakai pelindung apapun, maka ia berlari sekencang yang ia bisa. Kilat menyala tanda gemuruh akan terdengar. DHUAR!

"JIMIN!!" Jerit Sarang dengan tubuh tegang dan gemetar di sisi jalan seraya menutup telingnya rapat saat kilat dan guntur terdengar, ia terhenyak akan apa yang ia ucapkan barusan. Jimin bodoh. Mengapa ia memberiku perasaan ini jika hanya ingin menyakitiku? Batinnya makin merasa rapuh. Ia berjalan makin pelan seraya menangis, kakinya gemetar karena ketakutan. Guntur bergemuruh makin keras, malam makin gelap. Ia memang suka hujan, tapi tidak dengan kegelapan dan storm-like-rain. Ia benci guntur. Sarang berjongkok merogoh saku jaket mencari ponselnya. Eopseo? Ah... eotteokhae? (tak ada? ah... bagaimana ini?) Ia memejamkan mata ketakutan di tepi jalan dekat sebuah taman.

"Jiminie babo... (Jimin bodoh)" isaknya meringkuk di tepi jalanan yang tak seorangpun akan lewat. Sallyeojwo. Sallyeojwo jebal. (tolong, kumohon tolong aku) Batin Sarang menangis ketakutan.

××××××××××

Aish-- dimana Sarang? Apa ia marah padaku dan tidur di kantor? Batin Jimin khawatir menatap hujan lebat di luar jendelanya. Ia belum melihat Sarang memasuki dormnya sejak ia pulang tadi.

"Jimin-ah... Neon gwaenchana? (kau baik-baik saja?)" Tanya Taehyung yang baru kembali dari kantor mengambil barangnya yang tertinggal. Jimin menoleh ke arah Taehyung yg basah kuyup. Menatapnya tajam.

"Ya, kau lihat Sarang di kantor?" Tanyanya khawatir.

"Ani... tadi aku juga mencarinya. Ponselnya tertinggal. Tapi karyawan bilang ia sudah pulang." Jawab Taehyung lengkap seraya menyodorkan ponsel putih Sarang kepada Jimin.

"Kau tak melihatnya di jalan?"

"Ani... Aku lewat jalan pintas. Memangnya sesuatu terjadi?"

"Seharusnya kita bilang kita ini seniornya. Dia tahu dan sepertinya sangat kecewa. Aku belum melihatnya masuk ke dormnya." Ujar Jimin dengan ngilu di lehernya. Taehyung melihat pilu di mata Jimin yang mulai basah. Ia menyodorkan dua jaket dan sebuah payung pada Jimin.

1004랑 : Cheon SarangWhere stories live. Discover now