Part 14. Harsh Life

971 87 12
                                    

"Sarangie?" Panggil Jimin dengan nada tak percaya akan apa yang dilihatnya.

"Jiminie?" Ujar gadis itu tak menyangka. "Kau hendak latihan juga?" Tanyanya. Jimin berjalan mendekat.

"Kau tak pulang?" Tanya Jimin menyentuh pipi Sarang. Kantung hitam terlukis di bawah matanya. "Babo!" Bentaknya seraya melepas tangannya dari pipi Sarang.

"Jiminie...?" Ujar Sarang terkejut.

"Kau boleh bekerja keras. Tapi perhatikan kesehatanmu." Ujar Jimin mengguncang bahu Sarang pelan. Ia menatap Sarang yang menunduk lalu meraih tangan Sarang. "Sekarang kita pulang. Kau harus istirahat--"

"Aku ada kuliah." Sela Sarang. Jimin menatap Sarang marah. Ia melepas genggamannya dan berjalan ke pintu.

"Kutunggu kau di luar. Kuantar kau ke kampus." Ujar Jimin sebelum menghilang di balik pintu. Sarang tersenyum dan bergegas menata barang²nya.

××××××××××

Jin memperhatikan percekcokan antara Hoseok dan Jimin lagi. Seperti biasanya. Jungkook hanya bisa menggeleng.

"Jimin a! Iliwa! (kemarilah!) Aku memecahkan rekor highscoremu!" Panggil Taehyung dari kamarnya. Ia selalu tahu cara melerai keduanya. Jimin berjalan menuju kamarnya dongkol. Sedangkan Hoseok pergi keluar.

"Untung saja ada Taehyung. Dia benar² sahabat yg baik." Ujar Jin beranjak ke dapur. Jungkook terdiam di tempatnya bersila. 'Semoga tak ada hal yang dapat memecah Jimin-hyung dan V-hyung.' Batin Jungkook sebelum pergi mandi.

××××××××××

"Aish! Jinjja geu saekki!! (benar² deh, bajingan itu)" Jerit Hoseok menendang sebuah batu yang tengah asik berjemur di tengah taman. Pikirannya campur aduk. Kapan ia bisa akrab lagi dengan Jimin, yg seharusnya menjadi salah satu dongsaeng imutnya. Ia duduk di salah satu bangku taman seraya menundukkan kepalanya.

"Cheogi... Hoseok-ssi?" Panggil seorang gadis membuatnya takut.

"Ah... Sarang-ssi. Kukira siapa... Ne, museun il? (ada apa?)"

"Ani, hanya saja, akhir² ini aku sibuk. Kalau tak salah kau tinggal satu dorm dgn Jiminie... an-geurae? (benar 'kan?)" Tanya Sarang takut².

"Ah, majayo (benar). Wae?
(mengapa?)"

"Aku titip ini, bisa? Ini ucapan terima kasihku untuk Jiminie." Ujar Sarang menyerahkan sebuah kantung plastik. "Dan tolong katakan jangan khawatirkan aku."

"Ne..." Terasa pahit saat mengatakannya. Baru saja ia bertengkar dgn orang yg dimaksud Sarang. "Ah... kau hendak pergi kemana?"

"Menjenguk nenek."

"Ah, geureom, jeoshimhaseyo. (hati²lah di jalan.)"

"Ne, geureom. (permisi)" Ujar Sarang sebelum berlalu. Hoseok menatap kantung plastik yg ia pegang. Ia melihat isinya.

"Hahaha... semoga Sarang bisa membuat Jimin kembali ke sosoknya dulu." Ujarnya tertawa seraya berjalan ke dormnya.

××××××××××

"Annyeong, Halmeoni~~" Seru Sarang dari pintu kamar inap neneknya.

"Aigoo. Kau lama sekali tak kemari." Ujar Halmeoni seraya memeluk cucunya. "Niga pappa? (kau sibuk?)"

"Majayo. Pigonhaeyo, halmeoni. (benar, aku lelah.)"

"Himneseyo! Hal su isseo. (semangatlah, kau bisa) Apa kau harus pergi lagi? Latihan?" Tanya Halmeoni membelai rambut hitam Sarang. Sarang mengangguk lesu.

1004랑 : Cheon SarangDonde viven las historias. Descúbrelo ahora