11. It Gets Harder

1.2K 96 0
                                    

Saat aku sampai kembali di Amerika, aku sudah siap untuk dihadapkan dengan apapun yang telah menunggu ku, apapun, kecuali harus kembali menaiki pesawat setelah baru saja turun dari salah satunya.

Saat aku melihat nama ku di salah satu papan para penjemput, aku kira adalah seseorang yang akan membawa ku pulang, tapi ternyata tidak, karena dia adalah seeorang yang akan mengantarkan ku ke terminal penerbangan ku selanjutnya, yang saat sampai di ruang tunggu mempertemukan ku dengan Alexander dan sikap dinginnya itu. Aku ingin mati saja. Aku menarik ucapan ku sebelumnya. Sungguh, aku tidak yakin aku bisa menerima lebih banyak lagi kelakuannya

"Kemana kita akan pergi, Alexander?" Tanya ku datar

"Pesawat mu terlambat" hanya itu yang ia katakan sebelum menarik tangan ku, aku menoleh ke belakang dan melihat koper ku di bawa oleh seseorang tadi. Antara pria itu bisu atau dia adalah orang terdiam yang pernah ada, satu-satunya kalimat yang ia ucapkan sejak tadi hanyalah nama ku, dan bahkan saat Alexander memerintahkannya sesuatu ia hanya mengangguk dan berbalik pergi

"Dimana koper mu atau apapun yang pria bawa saat berpergian?" Tanya ku penasaran

"Jangan konyol, tentu saja pria juga membawa koper" balasnya "koper ku sudah dalam bagasi"

Alexander masih menarik tangan ku, dia tidak melepaskannya sampai kita hampir sampai di ruang tunggu

"Bagaimana dengan boarding pass dan koper ku?" Tanya ku berhenti sebelum pintu yang Alexander akan mengantre

"Koper mu sudah diurus" balasnya

"Maksud mu dibawa pulang? Karena aku tidak melihat pria tadi membawa koper ku ke meja check in" ucap ku menarik tangannya saat ia terus berjalan

"Ya, Chloe, koper mu di bawa pulang" balasnya seolah aku ini anak kecil

"Lalu bagaimana dengan pakaian ganti ku? Pakaian apa yang akan ku pakai nanti?" Tanya ku panik "aku tidak bisa memakai pakaian yang sama selama berhari-hari, bagaimana--"

"Demi Tuhan, Chloe! Apa kau pernah diam?!" Hardiknya tajam

"Aku sudah pernah mengatakan--"

"Ya ya, kau akan terus berbicara sampai pertanyaan mu terjawab" ucapnya memotong ku

"Tepat sekali, jadi kalau kau ingin aku berhenti bicara, jawab pertanyaan ku!" Balas ku bersedekap

"Kau akan membuat kita tertinggal pesawat karena ulah mu ini" gumamnya menggeleng

"Aku bukan yang membuat pesawat ku telat mendarat!" Balas ku emosi

"Jaga volume mu!" Dengan cepat ia menyeret ku berjalan

"Tidak, tidak bergerak, tidak sampai kau menjawab pertanyaan ku!" Balas ku keras kepala

"Kau bertingkah seperti anak kecil" balasnya kesal

"Tidak, aku hanya berpendirian teguh" balas ku tak terima di panggil seperti itu

"Fine" balasnya melepas tangan ku "aku akan menjawab pertanyaan mu. Kau memiliki 2 menit, mulai bertanya"

"Kemana kita pergi?" Tanya ku cepat

"New York. Next?"

"Bagaimana aku akan berganti pakaian?"

"Kita akan membeli baru"

"Itu sungguh membuang uang"

"1 menit 28 detik" ucapnya mengingatkan "pertanyaan selanjutnya"

"Apa yang kita lakukan di New York?" Pikiran pertama ku adalah mengunjungi Abigail

"Kau, akan menemani ku mendatangi acara" balasnya

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Where stories live. Discover now