18. Hold Me Down

1K 91 0
                                    

Topeng 'aku gadis baik-baik' ku akhirnya retak. Saat terakhir aku bertemu Abigail, dia membuat semacam tantangan untuk ku untuk melihat berapa lama waktu yang berlalu untuk ku tidak mabuk dengan teman sekelas ku saat aku kuliah nanti, dan di hari ini, rekor itu telah terpecahkan dengan teman sekelas ku berulang tahun tahun, dia 21 tahun ini, jadi aku mengerti mengapa dia mengundang kita ke sebuah club, saat ini aku masih 19, ulang tahun ke-20 masih 4 bulan lagi. Aku tidak mengerti bangaimana aku bisa menjadi murid termuda di kelas ku saat aku memulai kelas aku sudah terlambat hampir 2 tahun. Semua siswa di kelas ku sudah 20 menuju 21, dan hanya aku seorang yang 19 menuju 20. Tapi walaupun begitu, Ellen masih tetap saja mengajak ku ke pestanya, dan Ellen tidak mengajak semua.

Denov termasuk salah satu yang di undang, yang baru-baru ini ku ketahui karena kebanyakan mereka berpikir Denov semacam "pacar" tanpa status ku, saat aku memberi tahu Ellen tentang betapa salahnya hal itu, Ellen mentertawai ku dan mengatakan ia tahu dan aku tidak perlu khawatir.

Semakin malam berlanjut, semakin banyak hal yang terjadi, Ellen berhasil mendapatkan kita beberapa batang 'molly', yang ia katakan hanya untuk bersenang-senang yang ternyata ia sendiri tidak pakai. Untung saja aku menyadari hal ini cukup awal jadi aku tidak ikut dalam mencoba benda tersebut, aku ada perasaan sesuatu akan terjadi kalau aku mengikutinya, jadi aku memutuskan untuk hanya minum saja.

Aku tidak ingat banyak setelah.. mungkin gelas ke-12 ku? Namun aku cukup ingat bagaimana Denov pikir aku yang mabuk merupakan aku yang mudah, dia mencoba mencium ku, itu hampir saja terjadi kalau Alexander yang entah muncul dari mana tidak mendorong Denov menjauh dari ku.

"Hey, kau datang dari mana?" Tanya ku tertawa. Aku merasa konyol

"Belum kah aku mengatakan kau masih dibawah umur?" Ucapnya menggeleng "aku akan mengantar mu pulang"

"Aku harus menemui Ellen" ucap ku menoleh, mencari sosok Ellen di tengah keramaian, tetapi Alexander tetap mendorong ku maju sehingga sulit untuk ku untuk menemukan Ellen

"Chloe!" Oh! Ellen menemukan ku! "Alex, maafkan aku, aku tidak tahu ia akan semabuk ini" Ellen mengenal Alexander?

"Dia masih 19!" Apa mereka membicarakan aku? Sepertinya begitu

"Hello... Kau lupa? Saat aku 17 aku bekerja di sebuah strip club"

"Kau ada Skye mengawasi mu"

"Dan Chloe memiliki aku"

"Yeah? Apa kau tahu si bajingan Denov hampir menciumnya?"

"Shit.. Um--"

"Ellen kau mengenal Xander? Dan apakah kau tadi mengatakan strip club dan Skye?" Mungkin Alexander benar, aku harus pulang sekarang

"Kau harus mengantarnya pulang, Alex" ucap Ellen tidak menghiraukan ku

"Aku memang akan melakukan itu" balas Alexander

"Maafkan aku Alex" ucap Ellen

"Kau berbau marijuna" balas Alexander sambil mendorong ku menjauh "Skye tidak akan menyukai itu" dan saat itu juga, Ellen langsung terlihat panik.

👻👻

Aku terbangun dengan kepala yang terasa akan pecah. Sungguh, aku tidak pernah mabuk sampai seperti ini, saat aku melakukannya dengan Abigail, kita selalu menerapkan batas, kita tidak minum untuk mabuk, kita minum untuk bersenang-senang, jadi di pagi hari, yang namanya hangover tidak pernah menujukkan dirinya. Well, ini sungguh payah.

Aku menyeret diri ku keluar kamar, dan saat itu aku baru menyadari kalau aku ada di apartemen ku sendiri, aku ingat semalam Alexander yang mengantar ku pulang, aku juga mengingat kejadian, atau hampir kejadian, dengan Denov, dan yang lebih anehnya lagi, aku juga ingat kalau Ellen mengenal Alexander dan Skye entah bagaimana.

Aku sudah setengah jalan menuju dapur saat aku menyadari aku tidak sendirian di apartemen ku, di sana, berdiri di depan kompor di dapur ku, adalah Skye.

"Selamat pagi, Chloe" sapanya lembut

"Pagi" balas ku memaksakan senyum

"Alex memberitahu ku kau mabuk semalam" ucapnya tertawa kecil

"Hmm.. Aku malu" ucapnya menatap kaki ku

"Tak perlu, semua orang bisa mabuk saat mereka meminum alkohol" balasnya melayangkan tangannya "kau tahu obat ampuh untuk hangover?" Ia menatap ku "minumlah banyak air" ucapnya menyodorkan gelas berisi air "dan advil, yang tidak kau miliki di lemari obat mu" lanjutnya menggeleng "ku harap kau tidak terlalu mual untuk sarapan?"

Aku menggeleng "ini Sabtu, di mana Xander?"

"Aku tidak seharusnya memberitahu mu ini, tapi sejak kau bertanya.." Aku menatapnya menunggu "kalian akan berangkat ke London, jadi dia mempersiapkan penerbangannya, sementara aku menyiapkan mu, untuk penerbangannya"

"Kenapa ia harus mengajak ku?" Ucap ku menangkupkan wajah ku di tangan, membuat Skye tertawa

"Aku cukup yakin kau pernah mendengarnya berkata 'kau milik ku'" walaupun aku tidak mengerti maksudnya, aku hanya diam tidak meresponnya

Aku baru saja selesai makam saat aku teringat dengan Ellen yang mengenal Skye. Aku harus bertanya.. "Skye"

"Ya?" Ia menoleh dari tempat cuci piring

"Kau butuh bantuan?" Tanya ku bergerak mendekatinya

"Oh, ini hanya 2 piring, sweetheart, aku senang melakukan pekerjaan rumah tangga" balasnya tersenyum

"Um, Skye.."

"Ya, Chloe.." Ia menoleh dan menunggu ku berbicara

"Aku memiliki teman, Ellen, dia sepertinya mengenal mu" ucap ku menatap lantai

"Lalu.."

"Aku hanya penasaran bagaimana bisa" balas ku mengangkat bahu

"Well, ingat saat aku memberitahu mu aku dulu seorang stripper?" Aku mengangguk, bagaimana aku bisa lupa? "Ellen dulu bekerja di club yang sama dengan ku"

"Dia stripper juga?" Tanya ku terkejut, tawa Skye yang meledak tiba-tiba membuat ku terlonjak kaget

"No, god no, sweety! Aku tidak akan membiarkannya" Skye menggeleng "dia hanya sebagai server, aku memastikan hal itu secara personal" jelasnya "Ellen kurang lebih sudah ku anggap seperti adik sendiri"

"Tapi bukankah ia memiliki keluarga?" Tanya ku bingung

"Ya, tapi orang tuanya mengusirnya dari rumah saat ia berumur 17" balasnya sambil melanjutkan mencuci piring

"Oh, itu menarik" aku mengangguk

"Yeah, dan saat aku dan Max menikah, Max membiayai segala kebutuhan Ellen, kuliah, kamar asrama" ucapnya Skye menghela nafas

"Max?" Apakah Max adalah nama kakaknya Alexander yang telah meninggal itu?

"Ayahnya Kellen" balasnya tersenyum "aku belum memberi tahu namanya?" Aku menggeleng "nama dia Maxillion, sejak itu adalah nama yang aneh dan terlalu panjang untuk diucapkan, aku memanggilnya Max. Dia tidak menyukainya, sama seperti Alexander yang tidak menyukai dipanggil Xander"

"Kalau ia tidak suka dipanggil Max, bagaimana orang-orang memanggilnya?" Tanya ku bingung

"Maxillion" balasnya menahan tawa

"Kau benar, itu sedikit aneh" ucap ku mengangguk "namanya seperti million yang memiliki ekstra 'ax' di tengahnya"

"Ya kan? Itu juga yang aku pikirkan" Skye tertawa "well, Chloe, Alex akan datang dalam waktu beberapa jam lagi, aku harus pergi sekarang, aku ada shift siang untuk ku datangi" lanjutnya menghela nafas, menarik tasnya ke pundak "dan Chloe.."

"Hmm?" Aku menoleh menatapnya

"Bagaimanapun cara Alex mendapatkan mu, aku yakinkan kau, Alex adalah pria baik-baik, dia hanya tidak tahu bagaimana harus menunjukannya" ucap Skye meremas tangan ku pelan "aku senang ia memilih mu" lalu ia melepas tangan ku dan bergerak menuju pintu. Aku terlalu speechless untuk dapat merespon kalimat Skye.

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang