32. Keep It Yourself

1.1K 92 9
                                    

Please read the author's note at the end of the chapter. Thanks.
------------------------------------------

Aku tidak bertemu dengannya untuk waktu lama. Sepertinya ia menghindari ku. Apa ini karena seksnya? Apa dengan kita melakukan seks membuat segalanya berubah? Dia selalu ada saat bahkan aku tidak menginginkannya ada. Jadi mengapa sekarang ia menghindari ku?

Aku tahu dia pulang setiap malam, hanya saja ia selalu pulang terlalu malam untuk ku temui, antara aku sudah terlelap atau aku terlalu lelah untuk bangun dari kasur ku. Tapi aku harus tetap berbicara padanya. Kita tidak bisa tinggal di apartemen yang sama dan tidak pernah sekalipun mengatakan apapun kepada satu sama lain ataupun bahkan hanya berpapasan. Kita harus berbicara!

Jadi malam ini, aku berencana untuk menunggunya pulang. Aku akan menunggu di sofa, dengan banyak kopi agar aku tidak jatuh tertidur. Aku sudah sangat niat.

Jam sudah menujukkan jam 12 malam, tapi ia masih belum pulang juga. Setengah jam kemudian ia masih belum pulang juga. Lalu akhirnya di jam 01.32, aku mendengar pintu depan terbuka yang diikuti dengan langkah kaki yang berat. Aku menunggu sampai ia cukup dekat sebelum mulai berbicara

"Kenapa kau menghindari bertemu dengan ku?" Ucap ku dan melihatnya terlonjak terkejut

"Jeez, Chloe!" Umpatnya kesal "untung saja kau jauh dari ku"

"Kau menghindari ku" ucap ku lagi

"Aku tidak" balasnya berjalan kearah ku

"Kau selalu pulang malam, pagi malah, lalu pergi lagi sebelum aku bangun. Apa itu kalau bukan menghindari?" Tanya ku menemuinya setengah jalan

"Okay, mungkin aku memang sedang menghindar" ucapnya mengaku "tapi bukan kau" lanjutnya

"Lalu apa yang kau hindari?"

"Ini" ia menujuk dirinya lalu diri ku. Aku menatapnya tidak mengerti "pembicaraan ini"

"Pembicaraan ini tidak akan pernah terjadi kalau kau tidak penah menghindari ku" balas ku kesal "kau tahu kalau kita hampir sebulan tidak saling berbicara?" Tanya ku menatapnya

"Sungguh?" Ia terlihat tidak percaya

"Ya, Xander, ini sudah hampir sebulan" ucap ku sarkastis "kau tahu lupakan saja. Mungkin aku seharusnya membiarkan situasinya seperti ini" lanjut ku

"Tunggu" ia menarik tangan ku "aku cukup yakin kau ingin membicarakan sesuatu sampai mau menunggu ku selama ini" aku menarik tangan ku, tapi ia menariknya kembali "apa?"

"Seperti kau peduli saja" balas ku ketus

"Mungkin memang aku peduli" ucapnya lagi

"Fine. Aku akan ke New York lusa"

"Untuk apa?" Tanyanya menatap ku

"Sahabat ku akan melahirkan, aku harus berada di sana" ucap ku datar

"Apa kau membicarakan Abigail?"

"Apa aku memiliki sahabat lain di New York?" Balas ku sarkastis lalu pergi. Sungguh, Xander terlihat terkejut dengan berita itu, seolah itu merupakan sesuatu yang mempengaruhinya

"Tunggu, apa Lyander Mikels adalah ayahnya?" Kenapa ia bertanya sesuatu yang seperti itu?

"Sungguh Xander, aku tidak tahu bagaimana kau bisa tahu segalanya" ucap ku tetap berjalan "aku sahabatnya, tapi aku tidak tahu siapa nama belakang ayah bayinya" lanjut ku "mungkin memang benar pikiran ku kalau kau adalah seorang penguntit" ucap ku sebelum menutup pintu kamar ku.

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Where stories live. Discover now