mbk 3 | ftv

29.4K 2.4K 14
                                    

MBK::3

Ftv

Langkah kaki Ali saat menaiki anak tangga rumahnya terhenti. Ia menatap lelaki paruh baya yang duduk di sofa sambil menatap tajam ke arahnya -didampingi perempuan yang lebih muda darinya. Ali berdecih, seharusnya Ali yang menatap dia seperti itu.

Baru saja Ali akan kembali melangkah, panggilan Ayahnya kembali membuat Ali terhenti. Ali menatap Ayahnya tanpa minat. "Apa?"

"Kamu habis darimana?" Tanya Haikal -Ayah kandung Ali.

"Apa peduli anda? Seharusnya saya yang bertanya. Mengapa anda berada di sini?"

"Ali?! Saya Ayah kamu?!"

"Tau. Ali tau. Ali tau kalau bapak itu adalah Ayah saya. Tapi, apa pantas anda mengaku bahwa anda adalah "Ayah", setelah apa yang anda perbuat?"

Setelah mendengar kata itu, Haikal berdiri dan menunjuk Ali. "Saya sudah biayai semua kebutuhan kamu! Itu yang saya perbuat! Apa belum cukup?"

Selly -perempuan muda yang merupakan ibu tiri Ali- berdiri dan menenangkan Haikal. "Udah. Mas!"

Haikal mengacak rambutnya, frustasi. "Kalau kamu begini terus, ibumu akan keluar dari liang kubur."

Ali tertawa getir. "Saya harap, ucapan anda terkabul," katanya sinis, kemudian berlalu, mengabaikan panggilan dari Ayahnya.

Di sebrang rumah Ali, seorang gadis mungil menajamkan pendengarannya. Merasa mendapat info baru, ia tersenyum miring.

***

Ali telah menyiapkan semuanya. Jebakan, makanan, dan air yang berbau menyengat. Ia tersenyum melihat hasil jebakannya.

Ali terdiam beberapa meter dari kelas Prilly, menatap dari kejauhan dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dada. Senyum sinis tercetak di wajah Ali saat teman-temanya mengatakan bahwa Prilly sedang dalam perjalanan menuju kelas.

Teman-temannya menghampiri Ali dan menatap kelas Prilly dari kejauhan bersama-sama. Mereka berdiri berjajar di samping Ali, seperti boy band.

Dari kejauhan, mereka melihat Prilly yang berhenti di depan pintu dan terlihat mengamati sekitarannya yang sepi. Ada yang aneh dengan kelasnya hari ini. Biasanya, bangku setengah penuh dan murid-murid sudah duduk sambil mengobrol atau melakukan aktifitas lainnya.

Saat Prilly hendak melangkah, ia mengurungkan niatnya dan tersenyum sinis.

Prilly celingukan seolah mencari sesuatu. Saat mata mereka bertemu, Prilly tersenyum sinis pada Ali, membuat Ali membeku karena rencananya ketahuan.

Teman-temannya lantas syok dan menyikut satu sama lain, tidak menyangka bahwa jebakan yang mereka buat bisa ketahuan.

Prilly kembali melangkahkan kakinya kedalam kelas. Ia berjingjit ke arah bangkunya dan duduk dengan tenang.

Jadi, di ambang pintu ada sebuah benang yang sangat tipis. Jika Prilly menginjak benang tersebut, benang tersebut akan tertertekan dan memuncratkan cuka, kecap, saos, sambel, serta lem dan air berbau menyengat-yang otomatis akan mengenainya.

Ali yang membeku, menatap pergerakan Prilly yang berjalan ke ambang pintu kelas.

Prilly meneliti jalur benang tersebut dan mengambil bangku untuk mengambil bahan jebakan yang di buat Ali.

Tanpa mereka duga, Prilly keluar dan menghampiri mereka berempat dengan senyum manis di bibirnya. "Ini," kata Prilly polos sambil mengulurkan barang-barang jebakan tersebut.

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang