mbk 18 | don't changed

25.7K 2.2K 48
                                    

MBK::18

Don't Changed

"Ali!"

Mendengar namanya di panggil dari jarak dekat, dan suaranya pun familier di telinganya, Ali mendongakan kepala untuk menatap sang pemanggil. Ali tersenyum saat melihat Prilly yang sudah ada di dekatnya. "Eh Prilly ...," katanya cengengesan. "Kenapa manggil?"

Sapaan dan pertanyaan Ali membuat para penghuni kantin melongo tak percaya. Tak terkecuali dengan teman-teman Prilly.

Ali dan Prilly akrab seperti teman.

Ini adalah hal langka karena Ali tak pernah menyapa balik kecuali pada teman terdekatnya.

Penghuni kantin pun mulai berbisik-bisik. Menerka-nerka apa yang telah terjadi selama berminggu-minggu Ali di rumah sakit.

Dimulai dari pertanyaan yang mendasar seperti "apa Prilly menengok Ali saat Ali kecelakaan, makanya mereka baikan?" Lalu, "apa Ali amnesia seketika dan menganggap Prilly temannya -seperti sinetron-sinetron di televisi?" Sampai, "Apa Ali taruhan dengan teman-temannya untuk mendapatkan Prilly seperti di novel-novel fiksi remaja?" Atau, "apa mereka benci jadi cinta seperti novel-novel mainstream kebanyakan?"

Bisikan-bisikan tersebut di hiraukan Prilly -atau lebih tepatnya, Prilly terlalu fokus untuk meminta penjelasan Ali. "Ali! Kenapa cewek ini jongkok di depan lo sambil ngebersihin sepatu lo gini? Je-las-in!"

Ali menelan ludahnya sendiri. Ia gelagapan ingin menjawab apa pada Prilly.

Ia sendiri tidak tahu, mengapa ia menjadi gelagapan. Yang ada di pikirannya saat ini adalah, Ali tak ingin Prilly kecewa lagi.

Merasa mendapat ide, Ali tersenyum ramah pada Prilly. "Ah enggak ada apa-apa kok," katanya, kemudian membantu siswi yang berjongkok di hadapannya itu berdiri. "Eh, lo gak usah terlalu baik gini, deh. Gue gak papa kok! Lo pergi aja dari sini ya? Hati-hati kalau jalan."

Siswi tersebut melongo tak percaya.

Seorang pangeran sekolah membantunya berdiri dan menasehatinya untuk lebih berhati-hati adalah hal langka untuk seluruh siswi.

Sorakan dan seruan mulai terdengar di penjuru kantin. Mereka yang menonton kejadian tersebut tiba-tiba menahan napasnya saking terkejut. Pasalnya, Ali yang tadinya mengancam akan menjadikan siswi tersebut target bully, sekarang malah tersenyum ramah.

Ali menepuk pundak siswi tersebut karena siswi tersebut malah melamun dihadapannya. Sorakan kagum dan iri kembali terdengar di penjuru kantin. Mereka semua menganggap siswi itu beruntung karena tersentuh dua kali oleh Ali.

Berlebihan memang. Tapi, yang biasanya di sentuh Ali adalah teman-teman Ali atau pun most wanted di sekolah ini. Sedangkan sekarang, Ali menyetuh siswi yang biasa saja -yang bahkan telah mengotori sepatunya- hanya karna Prilly meminta penjelasan padanya.

Ini keajaiban dunia menurut mereka. Sang pangeran akhirnya insyaf. Kharisma dan ketampanan Ali makin bertambah. Semua siswi makin menggilainya.

Merasa tidak akan ada respon dari siswi tersebut, Ali berdecak bosan dan menghampiri Prilly. Tak lupa dengan senyumnya yang lebar, Ali mengalungkan tanganya ke tengkuk Prilly.

Lagi.

Sorakan dan seruan serta decak kagum kembali terdengar.

Kontak fisik ini adalah hal yang langka. Perempuan manapun tak pernah di rangkul oleh Ali. Bahkan, boneka yang biasanya Ali pakai untuk sekedar meredakan stress-nya, tak pernah di perlakukan seperti itu.

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Where stories live. Discover now