mbk 17 | a hug

25.1K 2.2K 37
                                    

MBK::17

A Hug

"Oooohhh, jadi lo pekanya waktu temen lo ngasih tau alamat rumah gue?"

Ali mengangguk, Prilly manggut-manggut.

Saat ini mereka sedang mengobrol di rumah Ali. Tepatnya, mereka sedang duduk di meja pantry dapur sambil sesekali menyeruput es teh yang disiapkan tuan rumah.

"Trus, maksud lo nelpon pake suara nyeremin, itu kenapa? Mau nakutin gue? Iya?"

Ali mengerenyitkan alisnya. "Suara nyeremin? Kapan?"

"Tadi waktu lo nelfon! Waktu ngomong Queen," kata Prilly sambil menirukan suara lirihan menyeramkan. "Lo tuh tadi ngomongnya horror banget!"

Ali terkekeh pelan. "Gue tuh ngomong lembut, bukan nyeremin!"

Prilly mengerutkan alisnya sambil mengerjapkan matanya cepat. "Yah ... tapi nyeremin! Lo gak tau gimana caranya ngomong lembut ya? Jadi, nyasarnya ke nyeremin."

"Serah lo deh."

Prilly mencebikan bibirnya dan menyeruput es teh kembali.

"Eh, gue pengen nanya deh."

"Nanya apaan?"

"Lo kenapa gak bilang kalau lo tuh Queen?"

"Pengen tau aja atau pengen tau banget?"

"Seriusan ish!"

"Eum ..., karna waktu itu."

"Waktu kapan?" tanya Ali dengan alis yang mengerenyit heran.

"Waktu gue mergokin -eh, nonton lebih tepatnya- lo di kantin lagi bully si Alex."

Ali terdiam. Tidak seharusnya ia bertanya begitu. Karena pasti, Queen membenci King yang sekarang. Ali tersenyum kecil. "Kalau lo gak nonton kejadian itu, lo bakal bilang kalau lo Queen?"

Prilly mengedikan bahunya. "Tau deh. Yang pasti, ini takdir." takdir yang mengingatkan gue tentang beberapa tahun silam.

Ali manggut manggut. "Takdir."

Dan hening. Pikiran mereka melayang kemana-mana. Dan pergerakan mereka hanyalah menyeruput teh, lalu kembali melamun.

"Li!" panggil Prilly.

"Hm?"

"Gue ..." jeda, Prilly menundukan wajahnya dalam. "Maafin gue karna gue gaada buat lo waktu Tante Diana –nyokap lo meninggal."

Ali membeku. Ia tersenyum miris dan ikut menundukan kepala.

Ya. Memang dia sangat sedih saat Ibunya meninggal. Ibunya adalah orang yang selalu menemani Ali setelah Prilly. Sejak saat Queen pergi, Ibunya yang selalu menggantikan posisi Queen untuk menemaninya. Dan saat Ibunya tiada, tinggal Ali sendiri.

Bahkan Ayahnya selalu sibuk dan tak memperhatikan Ali lagi. Sejak kecelakaan tersebut, lebih tepatnya.

Kecelakaan yang membuat hidup Ali serasa tak berarti.

Ali mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil. "Udahlah. Yang penting, sekarang lo udah balik," katanya, membuat Prilly mengangkat wajahnya dan menatap Ali lekat. "Lo udah disini. Bareng gue. Walaupun, pertemuan pertama kita gak bagus-bagus amat," Ali berujar lalu mengadikan bahunya dan terkekeh dipaksakan. "I'm okay."

Prilly terus menatap Ali, mencari kebenaran dari kata-katanya. Tapi, nihil. Ali sedang tidak baik-baik saja. Prilly tersenyum dan berdiri menghampiri Ali.

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang