mbk 15 | flashlight

25.9K 2.2K 34
                                    

MBK::15

Flashlight

Ali menyimpitkan matanya menatap pria yang juga menatapnya dengan mata menyimpit. Mereka berdiri berhadapan dengan tongkat yang menemani mereka di salah satu sisi ketiaknya. Mereka berdiri di ambang koridor yang bisa saja pejalan kaki menghalangi pemandangan mereka satu sama lain. Tapi, mereka tidak terganggu. Matanya terus menatap lawan satu sama lain.

Andre terkekeh pelan. "Ternyata, cewek lo bener. Lo di rawat disini."

Ali mengembuskan napas lewat mulutnya. "Udah gue bilang, Prilly bukan cewek gue."

Andre manggut manggut. "Bagus deh kalau dia masih single. Gue masih punya kesempatan."

Ali makin menyimpitkan matanya. "Kesempatan buat?"

"Milikin dia."

Ali tertawa terbahak-bahak. "Mana mungkin dia mau sama orang kayak lo!"

"Bisa aja. Gue lebih ganteng dari lo"

"Oh ya? Menurut lo, itu cukup? Nih yah gue kasih tau kejelekan lo di depan dia. Pertama, lo udah nyulik dia. Kedua, lo bahkan udah nodong pistol ke dia. Ketiga, lo udah nendang motor gue sampai gue masuk rumah sakit sampe berhari-hari."

Andre manggut manggut. "Pertama, bukan gue yang nyulik dia. Lo lupa? Anak buah gue yang ngelakuin itu. Kedua, gue gak nodongin pistol ke dia. Apa lo lupa juga? Anak buah gue yang ngelakuin itu. Dan ketiga, motor lo yang minta gue tendang."

Ali tertawa terbahak-bahak kembali. "Jawaban macem apa itu? Kayak tai, tau gak?"

"Lo berani manggil gue tai?"

"Iya. Mulai sekarang, lo saingan gue. Dan mulai sekarang, lo bukan bos gue. Eh, bukan mulai sekarang sih, tapi saat lo cari gara-gara sama gue."

Andre menggeram. "Liatin nanti kalau gue bisa jalan."

"Liatin nanti kalau gue bisa lancar jalan."

Andre memutar kedua bola matanya. "Oke, sekarang kita musuhan. Dan lo jangan lupa, lo hutang maaf sama adek gue."

"Gak tuh, gue gak salah."

"Gak salah? Lo udah nyium bibir dia berkali-kali tapi lo gantungin dia. Lo bilang itu gak salah?"

Ali mengedikan bahu. "Gue nyium dia tanpa menggunakan perasaan."

"Apa?"

"Butuh di ulang?"

"Lo cowok ter-brengsek karna udah mempermainkan cewek."

"Gue udah bilang sama adek lo kalau jangan make perasaan saat gue nyium dia. Tapi, dia malah gak dengerin omongan gue. Dia malah make perasaannya dan jatuh cinta sama gue. Itu resikonya."

Andre menatap Ali tajam, begitupun sebaliknya. Ia mulai geram karna omongan Ali. Jika saja ia tidak di gips dan tak menggunakan tongkat, mungkin orang yang di hadapannya sudah tak berbentuk.

"Kalian lagi ngapain?"

Ali dan Andre serentak menatap ke arah koridor. Terlihat, Prilly berjalan ke arah mereka berdua. Ia membawa bucket bunga di sisi kiri dan kanan tangannya.

"Gue kira kalian musuhan. Kenapa tatap-tatapan gitu? Kayak FTV aja." Katanya saat sudah sampai diantara mereka berdua.

Ali dan Andre sama-sama menatap bucket bunga tersebut dengan senyum dengan mata berbinar.

"Lo mau kemana?" Tanya mereka berdua.

Prilly mengerjapkan mata berkali-kali, merasa aneh. "Huh? Gue mau nengok temen gue."

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Where stories live. Discover now