mbk 20 | better

23.2K 2.1K 30
                                    

MBK::20

Better

"Eh, Prill!" Anggi berseru pada Prilly sambil berbisik. Karena, Nizar sedang mengajar matematika di depan kelas.

"Hm?"

"Lo tau gak sih? Sebenernya, bukan cuma Bang Andre yang anak baru disini. Tapi, ada satu lagi. Cewek. Tapi, gatau deh. Kayaknya, besok masuk."

"Lo tau dari mana?"

"Kata anak-anak."

Prilly tiba-tiba terdiam memikirkan sesuatu. Kok mirip banget sama novel yang gue baca, ya? Apa nanti tuh cewek bakal jadi perusak hubungan gue sama Ali?

"Prill!" panggil Anggi lagi.

Prilly mengerjapkan mata berkali-kali. "Hm?"

"Lo denger apa yang gue omomgin, gak sih?"

"Denger ... gue cuma kepikiran aja."

"Kepikiran apaan?"

"Kepikiran apa nanti cerita gue bakal kayak di novel. Lo tau kan, gue suka sama Ali? Gue cuma-"

"Aduh, Prill ... lo kebanyakan baca novel, deh ..."

"Ck, kali aja, kan ...?"

"Udah ah. Susah ngomong ama cewek blak-blakan mah."

Dan saat itu juga, Prilly berdecak kesal. Setelah itu, Prilly menghela napasnya pelan. Ini akhir semester sekolah. Kenapa banyak banget, sih, yang masuk sini? Gue kan masuk awal semester. Tapi, Andre dan anak cewek itu? Kayaknya, mereka nyogok lebih gede daripada gue.

"Prilly!"

Prilly tersentak. Ia menatap Anggi yang melotot sambil menunjuk ke depan, lalu menatap teman sekelas yang memperhatikannya, kemudian menatap pada Nizar yang ternyata sendang memandang kesal pada Prilly. Seketika, Prilly tahu kenapa dia menjadi sorotan kelas. "Hehe, maaf, Pak!"

Nizar menggeleng sambil mendecak. "Kamu itu! Kalau melamun, jangan di kelas saya! Di luar saja, sana!"

Prilly mengerjap polos. "Emang boleh? Soalnya, saya pengen ke kantin."

Beberapa orang di kelas tertawa kecil, sedangkan Nizar memberi tatapan ancaman, lalu Anggi menggelengkan kepalanya.

Prilly mengedip beberapa kali. "Salah ngomong, ya, gue?"

***

Prilly bersidekap dada melihat kedua laki-laki yang duduk di depannya itu. Bukan cuma Prilly, teman-temannya pun bersidekap dada terheran-heran. Begitu pun dengan teman-teman Ali dan para pengikut Andre.

Sedari tadi mereka sampai di kantin, mata Ali dan Andre saling beradu. Kalau saja tatapan tajam mereka mengeluarkan laser, mungkin keduanya sudah berada di ambang kematian.

Mereka yang melihat adegan tersebut hanya menghela napas panjang.

"Prill!" Panggil Red.

Prilly mendongak. "Apaan?"

"Lo minggat gih, kalau lo gak ada, mereka gak akan kayak gini."

"Kenapa lo nyalahin gue?"

"Lo sebenernya milih siapa? Huh?"

"Milih?" tanya Ali dan Andre bersamaan.

"Iya. Prilly harus milih. Elo apa Andre," kata Red sambil menunjuk Ali dan Andre.

"Eh? Lo kok gak manggil gue Bang Andre?" Tanya Andre.

"Kenapa? Gue sama temen-temen gue bukan pengikut lo lagi, sekarang."

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Where stories live. Discover now