mbk 12 | worry

27.5K 2.2K 38
                                    

MBK::12

Worry

Kringg

Bel pulang terdengar nyaring seantero sekolah, menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar sudah berakhir. Prilly membereskan bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Entah mengapa hari ini ia ingin langsung pulang, perasaannya sedang tidak enak.

Sejak insiden kado terror tersebut, Prilly selalu merasa ia di perhatikan oleh orang lain dari jauh. Firasatnya mengatakan, ia harus segera bersembunyi dari dunia luar.

"Nggi, gue balik duluan ya!" kata Prilly, kemudian berlalu, meninggalkan Anggi yang sedari tadi meneriaki namanya untuk pulang bersama.

Semua sahabatnya khawatir jika yang mereka takutkan benar-benar terjadi. Tapi, Prilly juga khawatir jika sahabatnya ikut dalam bahaya.

Prilly semakin mempercepat langkahnya saat memasuki lorong sekitaran aula yang sering sepi. Bulu kuduknya merinding, ia seperti di ikuti oleh seseorang.

Prilly mempercepat langkahnya saat akan berbelok ke lorong lain, dan menghentikan langkahnya tepat saat berbelok, lalu menyandarkan badannya pada tembok.

Ia menunggu sampai ada orang yang melewatinya, berarti orang itu adalah orang yang membuntutinya.

Dan benar saja, beberapa detik kemudian, muncul seorang laki-laki dari arah Prilly tadi.

Laki-laki tersebut terkejut melihat Prilly yang ternyata belum menghilang dari belokan. Begitu juga Prilly, ia membeku setelah tahu siapa orang yang membuntutinya.

"El-lo kenapa ada di sini?" tanya Ali dengan mata melotot gugup.

Prilly menatap Ali tajam. "Lo ngapain ngebuntutin gue?" tanya Prilly galak. Teringat sesuatu, Prilly melotot kearah Ali. "Lo yang ngasih tuh kado ke gue, kan?"

Sekarang, Ali yang melotot mendengar ucapan Prilly. "Lo gila? Lo pikir gue sudi megang bangke?"

"Alah. Jangan ngeles lo! Lo bisa nyuruh antek-antek lo, kan?"

"Antek-antek?"

"Iya. Temen-temen lo! Ngaku lo! Dasar pengecut! Beraninya cuman sama cewek. Dan lo pikir, gue takut, gitu? Kaga! Gue malah pengen ngabisin lo sekarang juga! Dasar pengecut, banci, anak alay!"

"Katain aja terus! Eh, gue udah bilang, ya! Bukan gue yang ngasih kado itu ke elo! Geer banget sih!"

"Geer? Elo kali yang gak mau ngaku! Lo takut sama gue? Iya? Cemen banget lo, sumpah!"

"Gue bilang bukan ya bukan! Gak percayaan banget sih lo!"

"Terserah apa kata lo dah. Yang pasti, jangan ngikutin gue!"

"Siapa yang ngikutin lo?"

"Tuh, kan gak ngaku!"

"Emang enggak."

"Terserahlah! Cewek selalu salah."

"Bukannya kebalik? Cowok kali yang selalu di salahin!"

"Yee, emang cowok susah dipercaya!"

"Ya itu sih ceweknya yang gak mempercayai cowok sepenuh hati!"

"Apaan sih? Kok jadi melenceng kayak gini obrolannya?"

"Ya elo gak jelas."

"Yaudah ya, gue mau balik! Bye! Awas lo, jangan ikutin gue!" kata Prilly, kemudian berlalu.

Ali menatap punggung Prilly yang perlahan menjauh. "Dih, siapa juga yang mau ngikutin? Ck, udah ah, mending gue balik aja. Niat gue kan baik. Mau jagain dia, takut dia kenapa-kenapa. Tapi, yaudahlah. Dia gak butuh ini. Dasar cewek gak tau di untung."

FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]Where stories live. Discover now