part 11

334 12 2
                                    

Aku sangat menikmati cappuccino yang tersedia di hadapanku dengan cupcake creamer vanila yg benar2 menggoda tentunya.

"Pliss deh, lo itu hampir tiap hari makan tuh cupcake sama minum tuh cappucino, jadi jangan kaya orang baru makan" ucap Silvi yang melihatku sangat menikmati makanan dan minumanku

Aku tertawa mendengarnya "gak papa lah, oya Ardan mau kesini loh" ucapku

"Ohh, ngapain dia kesini?" tanya Silvi

"Ya nyamperin pacarnya lah, ya kali nyamperin abang gue" jawabku meledeknya

Silvi hanya mendengus sebal "ya gue tau, maksud gue...."

"Ta" panggil seseorang dari belakang meja kami, suara orang itu berhasil memotong ucapan Silvi dan suara orang itu adalah suara orang yg dr td kami bicarakan.

Aku dan Silvi sama2 menghadap ke belakang, dan betapa terkejut nya aku dan Silvi begitu melihat orang di hadapan kami bukan hanya seorang saja tapi dua orang.

Silvi melihatku tajam, tanda dia bertanya apa maksudnya ini?? "Sumpah gue gak tau apa-apa" jawabku sambil menggelengkan kepala dengan jari tangan yg membentuk huruf V

"Tau apa maksudnya?" tanya Ardan
"Hai Sil, Ta" tegur seseorang di samping Ardan

"Loh lo kenal mereka berdua bro?" tanya Ardan

"Hai Ri" jawab aku dan Silvi barengan. Iya, yang berdiri di samping Ardan adalah Fahri.

"Lo kok bisa bareng My Dan?" tanyaku pada Fahri rada bingung, disambut anggukan setuju dari Silvi

"My dan?" tanya Fahri bingung

Ardan tertawa mendengar pertanyaan Fahri yg tak mengerti panggilan sayang aku kepada Ardan "dia sohib gue dari kecil, dia bilang pengen beli cupcake makanya gue ajak kesini, gataunya kalian udah saling kenal" jawab Ardan

"Oh My Dan itu maksudnya Danis, lo manggilnya beda dari orang2 lain" ucap Fahri disambut cengiran dari ku "Silvi temen sekelas gue" jelas Fahri pada Ardan.

"Yaudah kalian duduk dulu, gue ambilin minum sama cupcake dulu" ucapku "Ardan machiato, Fahri apa?" tanyaku

"Gue cappuccino" jawabnya

"Oke, gue kebelakang dulu" ucapku pamit
"Gue ikut bantuin" sahut Silvi dan langsung berjalan berdampingan denganku

******

Sesampainya di dapur "Ta, gue mesti gimana nih, gue panik sumpah" ucap silvi panik

"Santai sil, bersikap biasa sil, stay cool, jangan keliatan gugup" jawabku menenangkannya

Silvi menarik nafas panjang "udah lo bawa cupcake gue bawa minumnya, kita kedepan sekarang" anakku sambil berjalan meninggalkan dapur lalu diikuti oleh Silvi

"Nih minuman sama cupcake nya" ucapku menghidangkannya dia atas meja

Aku dan Silvi duduk sampingan, dengan Ardan di depanku dan Fahri di depan Silvi

Fahri mencari-cari sesuatu di tasnya
"Cari apa bro?" tanya Ardan. Aku dan Silvi memberikan tatapan yang sama dengan pertanyaan Ardan.

"Oh ini, gue tadi beli ini" ucap Fahri sambil menyodorkan sebuah gantungan Barcalona kearah Silvi

Aku dan Silvi terbengong sesaat "kok lo tau gue suka barca?" tanya Silvi akhirnya

"Gue pernah liat di tas lo ada gantungan barca, terus tadi gue lewat toko kerajinan gue liat gantungan itu jadi gue beli aja" jelas Fahri "suka?" tanya Fahri ragu

"Su- suka " jawab Silvi tergagap sambil memandang gantungan barca yg tengah di pegangnya

"Lo sakit sil" tanya Fahri

"Hah, enggak, kenapa emang?" tanya Silvi bingung

"Itu mukanya merah, gue kira demam" jelas Fahri polos

Sontak aku dan Ardan langsung tertawa ngakak. Sumpah ya, polos sama oon emang beda tipis, jelas2 Silvi blushing dibilang sakit haha.

"Kenapa pada ketawa sih?" tanya Fahri heran

Silvi langsung memegang pipinya dan memukul2 pelan agar warna merah mudah itu cepat hilang.

"Haha enggak, udah lah ayo kita makan aja" ajak Ardan

Disambut anggukan olehku dan Silvi

*****

Silvi masih terus memandangi gantungan yang ada di tangannya, dia dari tadi senyum2 gak jelas ngeliatin gantungan itu.

Aku hanya geleng2 sambil melihat Silvi "lo mah jangan seolah2 dikasih berlian deh Sil" ucapku sambil menutup novel yang sedangku baca

"Ini tuh lebih keren dibanding berlian Ta" jawab Silvi sumringah

"Yang indah itu yg ngasihnya makanya lo bisa begitu senengnya" sahutku

"Yaps, sejuta buat lo" ucap Silvi sambil menunjukan unjuk ku

Aku bangun dari tempat tidur dan berniat mengambil minum. Tapi tiba-tiba bi Imah, asisten rumah tanggaku muncul di depan pintu.

"Loh bi, kenapa? Kan aku gak manggil" tanyaku bingung

Silvi ikut melongo ke arah pintu

"Itu non, ada tamu buat non Cinta sama non Silvi" ucap bi Iman

Aku dan Silvi saling berpandangan bingung, siapa yang bertamu malem2 gini??

"Cewe apa cowo bi?" tanya Silvi

"Katanya non suruh turun aja" jawab bi Imah

Mendengar jawaban bi Imah aku dan Silvi langsung penasaran dong. Silvi bangun dari lantai

"Yaudah bi makasih ya" ucapku

Bi iman mengangguk sambil tersenyum. Aku keluar kamar diikuti Silvi

"Siapa yg bertamu jam segini?" tanya Silvi sambil menuruni tangga.
"Entahlah, Fahri kali" jawabku

"Lo gila, mana mungkin" bantah Silvi "Danis kali" ucap Silvi

"Enggak lah, dia lagi sibuk tugas gitu masa iya mau kesini" jawabku

Aku dan Silvi sama-sama berfikir keras.

"Jangan-jangan....." ucapku dan Silvi berbarengan.

Aku dan Silvi langsung berlari menuruni tangga, agar sampai di bawah terlebih dahulu.

"Lo berdua gak berubah ya'' ucap orang itu

Aku dan Silvi sama2 melongo tak percaya. Kami sama2 tak bergerak melihat siapa yang datang.

"Elo.." ucap Silvi

Sementara orang itu hanya tersenyum.

Cerita CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang