Part 14

329 12 0
                                    

Aku benar2 menikmati ayam bakar di hadapanku, tapi itu hanya berlangsung beberapa menit kenikmatan ku diganggu oleh bunyi telfon dari seseorang

Aku mencuci tanganku dan mengambil hp yg tergeletak disamping meja makanku

"Ya, kenapa?" tanyaku langsung

......

"Ya kesini aja, nanti alamatnya gue sms" ucapku lagi

.......

"Oke" sahutku dan sambungan telfon pun terputus

Aku membuka WA dan mulai mengetik alamat tempat kami sedang makan siang

"Siapa?" tanya Silvi di hadapanku

"Annis" jawabku, silvi mengangguk

"Annis siapa?" tanya Ardan

Aku melihat Ardan "nanti aku kenalin" jawabku

******

"Nah ini Annis sahabat aku dan silvi dari kecil" ucapku memperkenalkan annis pada ardan dan fahri

"Annis ini Ardan, dan ini Fahri" ucapku pada Annis mengenalkan mereka berdua

Annis tersenyum pada Ardan maupun Fahri dan mereka pun bersalaman

"Mana pacar lo ko gak diajak?" tanyaku begitu dia duduk di sampingku

"Gak bisa ikut dia, masi ngurus berkas gitu di kampus" jawab annis
"Ini dalam rangka apa makan2 disini?" tanya annis

"Ohh, itu Silvi sama Fahri...." belum selesai aku mengoceh, annis sudah langsung meyahut

"Silvi sama Fahri lamaran??" tanyanya syocked

"Uhuk... Uhuk.. Uhuk..." Silvi terbatuk2 mendengar ucapan Annis

Sementara Aku, Ardan dan Fahri melongo menatap wajah Annis. Annis terlihat panik "lo bedua kan blm kelar kuliah, mana anak kedokteran lagi, masa udah mau merried" ucapnya lagi

Silvi mengambil satu buah lalapan timun yg sudah dipotong dan melemparnya kepada Annis

"Aww" ringis annis memegang kepalanya

"Lo anak keperawatan tapi oonnya kebangetan" ucap Silvi jengkel

"Bhauahahahhaahahahaha" tawaku meledak mendengar ucapan Silvi, sementara Annis memanyunkan bibirnya

"Mereka gak lamaran, cuma baru jadian" ucapku memperjelas suasana. Sementara Ardan dan Fahri masih tetap bengong

Aku hanya geleng2 memandangi mereka berdua dan melanjutkan makan ku yg sempat tertunda.

****

Sekarang suasana benar2 awkward

#Flashback on
10 menit yang lalu...

"Lo mau turun di sini aja?" tanya Silvi menurunkanku di danau Cinta dekat SMA kami dulu

"Iya gue pengen duduk dulu di sini bentar, nanti kalo mau pulang gue telfon lo ya" ucapku pada Silvi

"Oke, bye"

"Bye"

Dan mobil Silver itupun menghilang. Aku melangkahkan kaki ku menuju pohon besar yg biasa menjadi tempat kami duduk dahulu.

Tapi di bawah pohon itu ternyata ada orang. Seorang cowo lebih tepatnya yang sedang duduk sambil memandangi danau. Aku merasa tidak asing dengan postur itu

"Permisi" sapaku ragu

Orang itu menengok kepadaku. Mataku melotot sangking kagetnya melihat siapa orang itu begitupun dia

"Re..Re..Rendi" ucapku pelan dan terbata

#Flasback off

Entah setan apa yg merasuki diriku, sekarang aku malah duduk berdua dengan Rendi di bawah pohon ini.

Ini tidak seperti yg aku bayangkan. Harusnya begitu aku melihat Rendi, aku pergi dan Rendi mengejar aku, dia menahan tanganku, trus aku marah2 bilang gak ada yg perlu di jelasin lagi trus dia mohon2 minta maaf

Ini justru kebalikannya, seperti terkena hipnotis aku malah duduk berdua dengannya disini di bawah pohon besar ini. Kenyataan gak se dramatis di sinetron kawan.

"Apa kabar Ta?" tanya Rendi yang menurutku sangat basa-basi hanya untuk mencairkan suasana

"Baik" jawabku singkat

"Gue punya utang ya sama lo" ucap dia lagi

"Utang?" tanyaku sok gak ngerti, padahal aku tau kemana arah pembicaraan dia

"Utang penjelasan" lanjutnya lagi, aku hanya manggut-manggut

"Dulu itu perusahaan Ayah gue bisa dibilang hampir bangkrut karena penipuan investasi" ucap Rendi pelan memulai ceritanya "terus ada seorang perusahaan yg masih mau ngebantu perusahaan ayah gue dan menginvestasikan sahamnya ke perusahaan keluarga gue" lanjutnya lagi

"Awalnya gue sangat berterimakasih sama orang itu, tapi ternyata orang itu adalah orangtuanya Tiara" ucap Rendi berat

"Tiara adek kelas kita itu?" tanyaku tak percaya

"Iya" jawab Rendi dengan seulas senyum, senyum yg sangat kurindukan "Tiara bilang kalo dia bakal bilang bantu keluarga gue kalo gue mau jadi pacar dia" lanjutnya

"Trus lo mau?" tanyaku tak percaya

"Enggak, gue gak mau, tapi dia bilang dia bakal ngelakuin apa aja buat ngecelakain lo" jawabnya

"Gue??" tanya aku tak percaya "kenapa gue?"

"Karena dia tau gue suka sama lo" jawabnya

aku terpaku "salah satunya yg dia coba fitnah gue itu?" tanyaku tak percaya

"Iya, makanya gue tarik tangan dia, dan gue bikin perjanjian sm dia, dia gak boleh ngedeketin apalagi sampe nyelakain lo, dan gue akan jauhin lo" ucapnya lagi

"Ternyata orang kaya itu beneran ngalamin hal2 semodel gini ya" sahutku setengah tertawa

"Lo kira cuma di sinetron doang ya?" tanyanya dengan diselingi tawa kecil

"Iya" ucapku "awalnya gue gak bisa terima waktu lo tiba2 ngejauhin gue" aku mulai berbicara pelan

"Gue ngerasa ada yg aneh pas kita gak bareng2 lagi, apalagi pas lo tiba2 ngilang dan pindah gitu aja, rasanya gue kaya gak bisa lihat apa itu matahari, rasanya gue cuma tau awan mendung ada di langit setiap hari. Gak mudah buat bangkit setelah jatuh di lubang yg dalam, tapi karena ada usaha dan orang yg selalu ada, gue akhirnya bisa keluar dari lubang itu, gue bisa liat matahari lagi, dan gue bisa buang awan mendung itu" jelasku sebenarnya apa yg aku ungkapkan saat ini af adlah apa yg aku simpan 2 tahun lalu.

Harusnya apa yang aku ungkapkan hari ini gak pernah keluar dr buku diary ku, tapi ternyata semuanya lacar begitu saja keluar dr mulutku. Kalau tidak disampaikan dengan bahasa yang ringan dan nada yg dibuat sebiasa mungkin, sepertinya air mata yg di pelupuk mata ini sudah jatuh dari tadi dan mengalir sangat deras.

"Maaf" ucap Rendi akhirnya

Aku hanya tersenyum "gapapalah, bukan mau lo juga begitu" jawabku

"Jadi gue di maafin?" tanya Rendi

"Tuhan aja selalu membuka pintu maaf buat hambanya, masa iya gue yang cuma manusia biasa gak mau maafin? Apalagi lo udah ngejelasin semuanya gini" jawabku

Rendi tersenyum

Astaga, aku tidak pernah menyangka senyum itu masih menjadi senyum favoritku setelah 2 tahun berlalu.

Aku tidak pernah menyangka kami akan dipertemukan lagi dengan suasana yg sederhana ini.

Sesederhana ini pertemuan kita
Sesederhana ini cerita kita
Entah apa yang akan terjadi selanjutnya ???

aku pun tak tau...

Cerita CINTAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt