Part 16

359 11 3
                                    

Aku tergesa-gesa memasuki restoran seafood tempat Rendi sudah menunggu ku
"Sorry, gue telat ya" ucapku memelas sambil menarik kursi dan duduk di depannya

"Haha, santai aja lagi, gue juga belum lama kok disini" jawab Rendi tersenyum

Ya tuhan, senyumnya benar-benar sama seperti dulu. Tapi kenapa sentuhan tangannya aku rasa beda ya?? Aku merasa ada yang beda dari sentuhan nya..

"Heh, kok bengong sih?" tanya Rendi sambil mengipas-ngipaskan tangannya di hadapanku

"Eh, enggak kok" jawabku gelagapan. Ah, mungkin perasaanku saja, karena sudah lama tak bertemu jadi aku merasa sentuhannya beda.

"Kamu udah pesen?" tanyaku

"Udah, aku juga udah pesenin kamu loh" jawabnya

"Emang kamu tau aku suka apa?" tanyaku dengan senyum meledek

"Tau lah, kamu suka Cumi Asam Manis kan?" tebaknya

"Ih kok tau" gelengku tak percaya, aku tau kami dulu suka makan bersama, dan setiap ke restoran seafood aku pasti memesan makanan itu, tapi itu sudah hampir 3 tahun berlalu, terakhir kami makan bersama kls 11, masa masi inget???

"Tau lah, apa sih yg aku lupa dari kamu" ucapnya tersenyum sambil memandangku

Aku salah tingkah di pandang begitu

"Disini gak ada cappucino ya?" tanyaku lebih ke diri sendiri

"Haha, gak nyambung lah ! Cappuccino nanti aja kita minum bareng, nanti sore" ucapnya, aku mengangguk, berarti habis ini kami gak langsung pulang kalo dia bilang nanti sore

"Pesen yg lain aja ya" ucapnya "es jeruk aja" tawarnya

Aku mnyerngitkan dahiku "aku gak suka jeruk" ucapku menggeleng

"Ini kan es jeruk, bukan jeruk nya" ucapnya lagi sambil nyengir

Deg..
Ucapnnya persis seperti yang dikatakan Ardan.
"Inikan es jeruk, bukan jeruknya sayang"
Ardan pernah bilang gitu juga ke aku waktu kami makan bareng.
Ah, aku jadi kangen Ardan disaat aku bersama Rendi

"Eh ngelamun lagi" tegur Rendi

"Eh, haha, sama aja lah pokoknya mau jeruk atau es jeruk, Cinta mau es teh manis aja" ucapku akhirnya

"Okedeh" jawabnya lalu memanggil pelayan untuk memesan minuman

Sembari menunggu pesanan kami tiba, kami mengobrol ringan. Entah apa saja yang kami obrolkan, rasanya bahan pembicaraan itu tidak pernah habis.

Aku yakin kalian pun pasti begitu jika jadi aku. Kalian pernah dekat lalu bertemu kembali, pasti kalian akan seperti aku.

Dibalik rasa nyaman, ada rasa bersalah yg juga muncul di hatiku, aku merasa bersalah dengan Ardan.

*******

Setelah kenyang makan, kami mengunjungi mall hanya untuk main timezone, lanjut ke toko buku untuk mencari novel, kali aja ada yg bagus dan menurutku gak ada yang bagus tuh.

Terakhir kami duduk di bawah pohon ini, pohon besar di pinggir danau tempat kami selalu bersama dulu, iya dulu...

Aku mengeluarkan novel London yang dibelikan Annis padaku

"Loh novel itu" ucap Rendi kaget sambil menunjuk novelku

"Kenapa?" tanyaku

"Ah, enggak, gue kaya pernah liat" ucapnya sambil menggeleng tapi mukanya masi menunjukkan kalau dia sedang mengingat sesuatu

Cerita CINTAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt