Part 15

357 13 3
                                    

  Mobil Rendi berhenti tepat di depan gerbang rumah dan toko ku. Aku membuka sefelty beat sementara Rendi sudah keluar duluan dan membukakan pintu untukku.

"Thanks" ucapku tersenyum sambil melangkah keluar dari jaguar hitamnya

"Gak berubah ya" ucapnya tersenyum sambil memandang rumah dan tokoku bergantian

"Belum ada yg mau jadi sponsor buat merenovasi rumah sama toko gue, jadi sampe sekarang ya belum berubah" jawabku melihatnya dengan ceringan lebar dari bibirku

"Haha, tambah pinter jawab ya sekarang" ucapnya sambil mengusap rambutku

Seketika senyum di wajahku berubah kaku, saat Rendi menurunkan tangannya dari kepalaku aku memegang kepalaku, dulu Rendi sering ngusap kepala kaya gini, tapi sekarang rasanya beda, usapannya gak kaya dulu lagi, apa yang salah???

"Kenapa?" tanyanya begitu melihatku yang sedang memikirkan sesuatu

"Hah, enggak. Mau mampir dulu gak?" tawarku padanya

"Besok-besok aja, thanks loh tawarannya" jawab Rendi tersenyum

Senyum nya masih sama, tapi sentuhannya beda, apa yang salah sih??

"Yaudah gue balik ya, nanti gue WA kalo udah sampe" ucapnya

"Oke, thanks ya, hati-hati" sahutku

Aku memandangi mobil itu sampai menghilang baru masuk ke dalam rumah

"Assalamualaikum, Cinta pulang" ucapku memberi salam

"Kamu dianter siapa?" tanya Bang Erland yg sedang duduk di depan TV

"Temen" jawabku pendek, aku mendekat dan duduk di samping bang Erland

"Bang aku mau tanya nih" ucapku

"Tanya apa?" sahutnya tapi matanya tidak berpaling dari hp yg ada di tangannya

"Bang kalo adeknya lagi ngomong dengerin" decakku kesal

"Ini juga dengerin, mau nanya apa Cinta? Adekku tersayang" jawabnya akhirnya sambil melihatku

"Gini bang" aku ragu menceritakannya, aku yakin abang pasti menolak keras aku deket lagi sama Rendi

"Tuh, malah bengong" ucapnya heran

"Bentar geh, gini, kalo seadainya orang yang dulu pernah pergi dari abang balik lagi, apa yg akan abang lakuin?" tanyaku akhirnya, sepertinya lebih baik aku tidak menyebutkan nama dia sama sekali

"Tergantung lah, orangnya penting gak? Terus alasan dia ninggalin kenapa? Kalo orangnya penting dan alasan dia pergi juga jelas, pas dia balik gue pasti jadi orang pertama yg bahagia" jelasny panjang lebar

"Kalo orang nya penting, tapi pas pergi gak ngasi alasan, gimana?" tanyaku lagi

"Bakar aja orang begitu mah" jawabnya asal

"Ish, bakar-bakar dikira sampah di bakar !!!" ucapku kesal

"gini ya, kalo dia penting dan nganggep kita juga penting, pasti ada alasan dia pergi, dan ada usaha dia untuk kembali" bang Erland melihatku "nah ketika dia balik lagi, itu sebuah kebetulan atau memang sebuah usaha dia buat kembali lagi" ucapnya lagi

"Ohh gitu, yaudah thanks ya bang, khotbah nya" sahutku tertawa

"Bayar ya" uapnya

Aku bangkit dari sofa dan melangkah menuju kamarku di lantai atas

"Ngutang" teriakku membelakanginya "oya, mamah papah mana?" tanyaku berhenti di anak tangga paling bawah dan melihat bang Erlan

"Kondangan" jawabnya

Cerita CINTAWhere stories live. Discover now