Unsaid - 07

62.3K 4.7K 54
                                    

 

“BEEE!” teriak Bernadette begitu sampai di rumahnya dengan amarah menggelegar.

Bridget atau yang biasa dipanggil Bee menutup kedua telinganya rapat-rapat, lalu melirik kakaknya sebal. “Bisakah kau tidak membuat rumah ini seperti pasar sebentar saja?” tanyanya sebal.

Bernadette tampak tidak perduli, “kau kenal Mikayla Cher Pleasant?!” tanyanya berapi-api.

Alis Bridget langsung menaik begitu mendengar pertanyaan kakaknya, “memang kenapa?” tanyanya iseng.

“Bukan urusanmu!” seru Bernadette keras-keras.

Perempuan itu melempar tas keluaran terbaru yang sangat mahal itu ke kolong meja lalu menjerit, “BIII!”

Bik Imah, perempuan setengah baya itu datang tergopoh-gopoh dan penuh rasa takut pada Bernadette. Kedua tangan dan kakinya bergetar sementara persendian perempuan itu melemas.

“Siapin es teh manis, Bi!” jerit Bernadette lagi, mengibaskan tangannya pada perempuan malang itu, “sudah sana! Pergi ke tempatmu!”

“Iya, Non ….”

Bridget menghela nafas melihat tingkah kakaknya yang tidak pernah berubah, “kau harus menghargai Bik Imah. Setidaknya tidak kasar. Apa kau tidak takut jika minumanmu dirancuni?” tanya adiknya kemudian.

Bahu Bernadette naik, “apa peduliku. Btw, apa kau tau siapa nama perempuan itu? Cepat katakan!” bentak Bernadette, duduk dan menaikkan kedua tungkai kakinya di bahu sofa.

Lagi-lagi perempuan yang lebih muda di ruangan itu menghela nafas, “Kak, kau harus mengubah sifat temperamental dan otoritermu itu.”

“Sudahlah, jangan banyak menceramahiku!” kata Bernadette semakin sebal.

“Okay,” Bridget terdengar pasrah, “dia teman sekelasku. Anaknya baik dan polos. Cantik juga sih. Sering bareng sama enam cewek yang dari keluarga borju. Ibunya seorang pengusaha ternama di Indonesia. Tapi sejauh aku menengalnya, dia sangat rendah hati dan bergaul dengan siapa saja.”

“Ck,” Bernadette menatap adiknya malas, “yang negative!”

Bridget merasa ada sesuatu yang tidak beres, “dia ceroboh dan gampang ditipu oleh orang ….”

Senyum Bernadette berkembang cepat, “kalau begitu aku punya tugas untukmu.”

“Aku tidak mau kalau harus Mika—“

100 dollar.”

“Oke, apa itu?” tanya Bridget jengkel.

ST [2] - UnsaidWhere stories live. Discover now