Unsaid - 10

48K 4.5K 30
                                    

Sudah larut malam, tapi Mikayla tetap ingin terjaga. Dia menutup matanya sejenak, lalu kembali terlonjak begitu kantuk menguasainya. Malam ini dia harus meluruskan segalanya dengan Michael. Dia ingin berbicara pada kakaknya dan mengatakan yang sejujurnya.

Hari ini Megan pergi ke rumah saudara, dan Mikayla dirundung rasa paranoid karena ditinggal sendirian. Harusnya ia sudah berada di tempat tidurnya dan terlelap. Tapi dia sama sekali tidak bisa. Dia ingin tetap berada di ruang tengah, duduk di sofa dan menatap pintu utama harap-harap cemas.

Cklek.

Suara pintu yang terbuka membuat Mikayla langsung waspada, dia berdiri. Mata mereka langsung bertemu pandang. Michael Black Pleasant langsung membuang muka dari perempuan tersebut. Dia berjalan tanpa memperdulikan Mikayla yang berada di depannya.

"Tunggu," kata Mikayla, dia menahan lengan Michael yang menjauh. Samar tapi pasti, dia mencium bau alcohol dari baju kakaknya.

Kakaknya, dan alcohol! Yang benar saja.

"Apa?" tanya Michael dingin.

"Kakak abis dari mana?" tanya Mikayla khawatir.

"Memangnya kamu peduli?" Michael balik bertanya, dia menghadapkan tubuhnya pada Mikayla.

Mikayla mematung, baru kali ini kakaknya berkata dingin seperti itu padanya. Dia menghela nafas, "aku peduli, Kak."

"Begitu? Kalau kubilang aku baru pulang dari klub dan menggoda wanita di sana, apa kau masih ingin peduli padaku?" tanya Michael santai, dia menepis tangan Mikayla yang menahannya lalu berlalu menuju tangga, "ada rahasia yang selamanya tertutup rapat. Jangan ikut campur."

Mikayla mengejar kakaknya dengan kegusaran yang terlihat jelas, "kalau begitu, beritahu aku. Beritahu aku, Kak! Apa rahasia itu?! Aku adikmu! Pernahkah kau memikirkannya?!"

"DIAM KAYLA!" Bentak Michael.

"TELL ME SOMETHING I DON'T KNOW!" Teriak Mikayla keras, melebihi bentakan pertama kali kakaknya.

Michael menatap tajam Mikayla, melirik dari atas sampai bawah. Yang Mikayla tahu, sekarang kakaknya berbeda. Dia jijik padanya ...

"Aku benci padamu, Mikayla," katanya dingin.

Mikayla menyeka air matanya yan keluar. Dia tidak boleh lemah di hadapan Kak El. Tidak sebelum Kak El berubah, "Kak, sebenarnya ada apa?" tanyanya, tak bisa menyembunyikan isakan penuh putus asa.

"Tetap bodoh seperti biasa," kata Michael lalu tertawa hambar, "kau benar-benar perempuan terbodoh yang kutemui."

Setelah itu dia pergi tanpa melihat Mikayla yang menangis terduduk, memeluk dirinya sendiri.

Kenapa Kak El sulit untuk dikenali? Kenapa tidak seperti dulu? Kenapa semuanya semakin sulit?

-

-

-

NEXT!

ST [2] - UnsaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang