Kesan Pertama?

1.4K 236 10
                                    

Well, you asked for it
For your perusing,
At times confusing,
Slightly amusing
Introducing me!

(Introducing Me, Nick Jonas)

----------------------------------------

Pukul 18:30.

Apa aku ketiduran?

Bagaimana mungkin aku bisa ketiduran dalam waktu selama ini? Bukankah harusnya sekarang sudah masuk jam makan malam?

Tadi setelah mengakhiri pembicaraanku dengan Choi Seungcheol di telepon, aku segera menyusun rencana, menyiapkan kalimat jawaban jika saja Choi Seungcheol bertanya mengenai alasan kepindahanku. Dan sialnya sebelum aku menemukan jawaban yang tepat, aku sudah terlebih dulu jatuh tertidur.

Sejujurnya prediksiku Choi Seungcheol akan menandatangani surat permohonan pindahku tanpa menanyakan apapun padaku, namun tetap saja aku harus berjaga-jaga. Choi Seungcheol pasti akan merasa senang jika tahu aku ingin pindah dari kamar ini. Karena dengan itu dia bisa menepati janjinya ke Jang Doyoon.

Aku menghela napas cukup panjang, kemudian bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci mukaku di wastafel. Lebih baik aku turun ke kafetaria untuk makan malam. Perutku benar-benar keroncongan setelah tadi aku melewatkan sarapan dan hanya memakan dua sandwich dan satu apel untuk makan siang.

Setelah menghilangkan sisa-sisa mengantuk dari wajahku dengan air, aku kembali menuju tempat tidurku untuk mengambil ponsel yang tadi kulupakan begitu saja dan mengantonginya di saku celana, sebelum akhirnya keluar dari kamar.

"Yoon Jeonghan?"

Seseorang memanggilku ketika aku sedang menuruni anak tangga.

Si pemilik senyum ceria.

Aku menyunggingkan senyum sebagai balasan padanya ketika dia menjejeri langkahku. Sial, aku lupa siapa namanya.

"Mau ke mana?" tanyanya berbasa-basi.

"Kafetaria," jawabku. "Makan malam. Kau sendiri?"

"Sama, aku juga mau ke sana. Mau bareng? Kita bisa mencari tempat duduk bersama."

Aku mengangguk mengiyakan dengan sedikit ragu. Bagaimana nanti aku akan mengobrol dengannya kalau aku tidak mengingat siapa namanya?

Di kafetaria suasana sudah lumayan ramai. Para penghuni sudah banyak yang datang untuk makan malam.

Setelah mengantre dan mengambil makanan, aku dan 'si pemilik senyum ceria' mengedarkan pandangan mencari tempat duduk yang masih kosong.

Aku mengernyit, melihat lambaian tangan yang sepertinya ditujukan untukku.

Boo Seungkwan.

Dian da memang sedang melambaikan tangannya padaku, memintaku untuk datang ke mejanya.

"Apa kau tidak masalah jika kita bergabung dengan Boo Seungkwan dan yang lainnya?" tanyaku kepada 'si pemilik senyum ceria'. Bagaimanapun dia yang telah duluan mengajakku untuk duduk satu meja dengannya, jadi kalau dia tidak setuju untuk bergabung bersama Boo Seungkawan dan yang lainnya, terpaksa kami akan mencari meja lain.

"Tidak masalah," jawabnya. "Aku mengenal mereka dengan lumayan baik."

Aku dan 'si pemilik senyum ceria' berjalan menghampiri meja yang sudah ditempati oleh Boo Seungkwan, Hong Jisoo, dan Hansol Vernon, kemudian duduk di kursi yang masih kosong di meja mereka.

"Hai Soonyoung," sapa Seungkwan bersemangat seperti biasa. "Hari ini kau ikut bergabung bersama kami?"

Benar, Kwon Soonyoung. Itulah nama 'si pemilik senyum ceria' yang saat ini sedang duduk di depanku ini. Mulai sekarang aku tidak boleh melupakan namanya lagi.

Bunga Iris dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang