Kencan?

1.3K 194 28
                                    

Kiss by kiss and baby
Touch by touch
Let you wanting me so much
Darling
Kiss by kisses
How I got you to fall in love with me like this

(Kiss By Kiss On, Emilia)

--------------------------------------

"Kau ingin pergi?" Jihoon bertanya padaku setelah memberiku tatapan menilai dari kepala sampai ke ujung kaki.

"Begitulah," jawabku sebelum kemudian berdehem ragu. "Jihoon, apa ada yang salah dengan penampilanku?"

"Tidak juga," meskipun menjawab begitu, sekali lagi Jihoon menatapku dengan tatapan mengobservasinya. "Hanya saja kau terlihat sedikit berbeda hari ini."

Terlihat berbeda?

Memangnya apa yang berbeda dariku?

Saat ini aku hanya mengenakan kaos hitam yang kumasukkan ke dalam celana, dilapisi dengan kemeja putih bergaris abu-abu lengan panjang, dengan ukuran sedikit lebih besar untuk ukuranku, yang sengaja tidak kukancingkan bagian depannya.

Bukankah biasanya aku juga memakai kaos? Dan juga kemeja?

Selain itu tas punggung warna hitam dengan ukuran yang tidak terlalu besar yang sekarang aku gunakan juga adalah tas punggung yang sering aku bawa ke mana-mana.

Jadi sebenarnya apa yang membuat Jihoon berpendapat bahwa ada yang berbeda dariku?

Apa mungkin karena celanaku?

Kuakui, celana jeans dengan model cropped jeans warna hitam, senada dengan warna kaosku, yang sekarang tengah membalut kakiku memang jarang sekali aku pakai. Biasanya kalau tidak straight cut jeans, high rise jeans, aku akan lebih sering memakai skinny jeans, model jeans yang paling banyak ada di dalam almari pakaianku.

Atau jangan-jangan karena sepatuku?

Sepatu Nike Stefan Janoski Hyperfeel warna abu-abu yang baru saja aku beli beberapa hari yang lalu memang belum sempat aku pakai sebelumnya. Meskipun hari-hari biasanya aku lebih sering mengenakan sepatu model boots karena begitu menyukainya, bukan berarti aku tidak pernah memakai sepatu dengan model casual seperti yang saat ini aku pakai. Aku juga punya sepatu Nike Air Force 1 yang dari dulu telah menjadi salah satu sepatu kesayanganku, dan juga model sepatu sneaker lainnya dengan merek yang berbeda.

Setelah merasa tidak ada yang aneh dengan penampilanku, aku menyerah untuk melakukan koreksi pada diriku dan mengambil duduk di depan Jihoon yang saat ini sedang duduk di salah satu meja yang berada di pojok kafetaria sambil menggigiti buah apel.

"Jangan pedulikan Jihoon, Jeonghan," kali ini Soonyoung, yang duduk di samping Jihoon dengan sepiring pudding di hadapannya, angkat bicara. "Menurutku hari ini penampilanmu sangat keren. Ke mana kau akan pergi?"

Benarkah aku keren?

Sejujurnya berbeda dari hari biasanya yang asal memilih pakaian, tadi aku sangat memikirkan dan memilih dengan teliti pakaian juga outfit apa yang akan aku kenakan untuk hari ini.

Tentu saja aku merasa senang dengan pujian Soonyoung barusan. Dan alih-alih tertawa puas terhadap diri sendiri, aku hanya menyunggingkan senyum kalemku.

"Terima kasih Soonyoung," ucapku tidak mampu menyembunyikan raut senang dari wajahku. "Hari ini aku akan pergi menonton film di bioskop."

"Kencan?"

"Iy-" Sial! Untunglah aku segera menutup mulutku. "Tentu saja bukan kencan. Aku hanya ada janji menonton film dengan Seungcheol."

Sementara Jihoon memutar bola matanya mecemoohku, Soonyoung mengangguk-anggukkan kepala menerima penjelasanku begitu saja. "Jadi sekarang kau sedang menunggu Seungcheol di sini?"

Bunga Iris dan TakdirWhere stories live. Discover now