Sialan?

1.3K 217 42
                                    

I don't want to run away
I want to stay forever
Thru Time and Time
No promises

(No Promises, Shayne Ward)

--------------------------------------

"Hari ini kau akan pergi lagi ke tempat Jisoo?"

"Ya," jawabku diiringi dengan anggukan kepala, tanpa menghentikan kegiatanku yang sedang mengikat tali sepatu.

Tidak terdengar sahutan lagi dari Seungcheol yang tengah duduk di atas tempat tidurnya, dengan badan yang menghadap ke arahku.

Sudah beberapa hari ini Jisoo memintaku untuk datang ke rumahnya dan menemaninya. Tentu saja mengingat kondisinya yang masih sedang terpuruk, aku tidak enak hati untuk menolak permintaannya. Apalagi semenjak kematian kakaknya sampai dengan hari ini, Jisoo belum juga kembali ke asrama ataupun memulai kembali aktivitas di kampus. Dia masih saja mengurung diri di rumahnya yang sepi itu. Beberapa kali aku bahkan tidak sendirian saat mengunjunginya. Seokmin akan selalu menyempatkan diri untuk ikut denganku mengunjungi Jisoo setiap kali dia ada waktu.

Aku menyadari sebenarnya Seungcheol tidak terlalu menyukai rutinitas baruku ini. Aku tahu bahwa sebenarnya dia merasa sedikit cemburu karena waktu kebersamaan kami yang semakin berkurang. Meskipun begitu Seungcheol tetap menutup mulutnya, berusaha untuk memahami situasi yang terjadi pada Jisoo. Dengan sangat bijaksananya Seungcheol tidak mengeluarkan protesnya padaku sedikitpun.

Dan melihat sikapnya yang seperti itu, selain membuatku semakin mencinyainya, juga membuatku menjadi merasa tidak enak padanya.

Apa sebaiknya aku mulai menolak permintaan Jisoo untuk mengunjungi dan menemaninya?

Tapi teman macam apa aku yang meninggalkan temannya ketika dia benar-benar sedang membutuhkanku?

Aku hanya bisa berharap Seungcheol akan tetap mengerti bagaimana kondisi Jisoo dan posisi yang kualami saat ini. Aku berharap dia bersedia memberiku waktu sedikit lebih lama lagi sebelum nanti Jisoo bisa sedikit memperbaiki hatinya.

"Kau ingin ikut denganku mengunjungi Jisoo?" tanyaku memecah keheningan yang terjadi di antara kami. "Setelah dari rumahnya kita bisa pergi ke suatu tempat."

"Apa tidak masalah?"

"Tentu saja tidak," jawabku sambil mengernyitkan kening kepadanya.

Memangnya kenapa harus ada masalah dengan Seungcheol ikut denganku ke tempat Jisoo? Selama ini Jisoo merasa baik-baik saja saat aku mengunjunginya dengan mengajak Seokmin bersamaku.

Sebenarnya apa maksud Seungcheol dengan pertanyaannya itu?

Seungcheol terlihat benar-benar berpikir selama satu menit penuh sebelum akhirnya memberikanku senyum simpulnya. "Sepertinya aku tidak bisa ikut ke tempat Jisoo denganmu."

Oh?

"Baiklah."

Berlawanan dengan jawaban 'baiklah' dariku, aku sengaja mengerucutkan bibirku dan memperlihatkan kekecewaanku karena penolakan Seungcheol atas tawaranku.

Kenapa Seungcheol tidak mau pergi ke tempat Jisoo denganku? Bukankah hari ini kami sama-sama tidak ada kelas?

Apa Seungcheol baru saja menolak ajakanku untuk pergi berkencan?

Melihatku yang membisu dengan wajah ditekuk, Seungcheol menghela napasnya, sebelum akhirnya berdiri kemudian melangkah mendekatiku. Dia mendudukkan dirinya di sampingku, terlalu dekat sampai-sampai lengan kami bersentuhan, dan menyandarkan wajah bagian samping kanannya di atas pundak kananku.

Bunga Iris dan TakdirWhere stories live. Discover now