Akhirnya?

823 189 57
                                    

I was fine before I met you
I was broken but fine
I was lost and uncertain
But my heart was still mine
I was free before I met you
I was broken but free
All alone in the clear view, but now you are all I see

(Make Me Like You, Gwen Stefani)

--------------------------------------

"...han?"

"Jeonghan?!"

"Hah?" mengerjap, aku sedikit terlonjak kaget ketika mendengar seseorang menyerukan namaku dan sebuah jari melambai-lambai tepat di atas wajahku.

Ternyata Seungkwan.

"Aku sudah memanggilmu sekitar lima kali dan kau hanya diam saja," gerutu Seungkwan, merubah posisinya yang semula duduk menjadi ikut berbaring di sampingku di atas tempat tidurnya. "Apa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak juga."

"Apa jangan-jangan ada masalah dengan kisah asmaramu?"

Sial!

Kenapa Seungkwan harus membawa-bawa kisah asmaraku?!

Apa saat ini di keningku terdapat tulisan 'SEDANG PATAH HATI' dengan begitu jelasnya?

"Tidak juga."

"Apa tentang ujian akhir kelas melukismu besok?"

Oh, ya ampun!

Sebelum Seungkwan menyebutkannya, ujian kelas melukis sama sekali tidak ada dalam otakku. Dan Sekarang karena dia telah mengangkat topik itu, bertambah lagi satu hal yang saat ini mengganggu pikiranku.

Kelas melukis bagiku sama dengan 'aku akan bertemu dengan Choi Seungcheol'. Dan Choi Seungcheol adalah orang yang saat ini paling tidak ingin kutemui. Karena itu sekarang aku sedang menghabiskan waktuku di kamar Seungkwan dan Vernon. Selain ingin menghibur diri, aku juga sedang menghindari kemungkinan untuk bertemu Seungcheol malam ini.

Yah, meskipun aku tahu bahwa saat ini target yang kuhindari, dari dua hari lalau terakhir kali aku bertemu dengannya di rumahnya sampai dengan malam ini, belum juga kembali ke asrama dan entah ke mana keberadaannya. Tetap saja aku tidak ingin nantinya tiba-tiba dihadapkan dalam situasi harus bertemu dengannya secara tiba-tiba. Berdua saja.

Aku begitu bingung dengan perasaan yang berkecamuk dalam pikiranku dua hari ini.

Sudah lebih dari dua kali dua puluh empat jam sejak kejadian di rumahnya dan aku belum melihat ataupun mendengar suara Seungcheol.

Harus kuakui bahwa meskipun aku belum ingin bertemu atau mendengar apapun dari Seungcheol, mendapati bahwa dia sama sekali tidak berusaha untuk menghubungiku membuatku begitu kecewa. Aku merasa Seungcheol sama sekali tidak memperdulikan perasaanku dan tidak menganggapku penting untuknya sampai-sampai harus diberikan penjelasan tentang obrolannya dengan Jang Doyoon kemarin.

Aku merasa diabaikan.

Sialan!

Sebenarnya apa yang aku inginkan? Kenapa aku begitu bingung dengan perasaanku sendiri?

"Jeonghan?" lagi-lagi seruan Seungkwan kembali mengejutkanku. "Kau tidak mendengarkanku?"

"Tidak," aku berdehem sebelum kemudian memberikan cengiranku yang kuharap terlihat sesantai mungkin. "Maksudku tidak ada masalah dengan ujian kelas melukisku besok."

"Kalau begitu kenapa kau diam saja dari tadi?" tanya Seungkwan sedikit mendesak. "Kau bahkan tidak mendengar ceritaku tentang variety show kesukaanku yang baru saja kutonton."

Bunga Iris dan TakdirWhere stories live. Discover now