[4]

9K 495 2
                                    

BAGIAN EMPAT

Setiap orang memiliki cara-cara berbeda untuk menghibur dirinya.

***

Malam itu tidak mendung. Setelah beberapa hari akibat insiden kecelakaan di kantin, Sheila memutuskan untuk mencari refresing. Ia dengan motornya segera melajukannya ke tongkrongannya, tempat biasanya ia berkumpul dengan kawan-kawannya.

Lima belas menit berlalu, Sheila sudah sampai di tempat tujuannya. Ia disambut ramah oleh kawan-kawannya. Sheila kemudian memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada.

"Shel, lo mau balap nggak sama cowok sana?" tanya Ader-salah satu sahabat Sheila-sambil tersenyum miring dan mengarahkan arah pandangannya ke arah lelaki yang dimaksud.

Sheila mengikuti arah pandangan Ader. "Hem, bolehlah. Sekalian ngilangi suntuk," ucap Sheila datar dan menyetujuinya.

"Hati-hati, Shel. Dia udah lumayan terlatih juga," kata Erul menambahkan.

"Bagus. Kebetulan juga dia udah incar lo juga, yaudah mulai, yuk." Ajak Ader dan kemudian berlari ke arah lelaki itu, memberitahu bahwa Sheila setuju.

Sedangkan Sheila, bersiap di garis start. Tak lama, lelaki yang akan ditantangnya itupun menyusul ke arah Sheila.

"Gue David," kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya saat sudah sampai di garis start.

"Sheila," jawab Sheila datar dan meraih uluran tangan itu sebentar.

"Lo nggak bakal bisa ngalahin gue," kata David sombong dengan senyuman miringnya. Sheila hanya mengangkat kedua bahu dan mendengus pelan.

'Kesombongan awal dari kekalahan, bego.' Batin Sheila tidak senang.

Seorang pria berbaju kaus hitam berjalan dan berdiri di tengah. Antara Sheila dan David. Setelah itu, ia memberikan aba-aba untuk Sheila dan David.

Three...

Sheila dan David saling bertatap sinis.

Two...

Keduanya sama-sama memainkan gas pada honda.

One...

Dan mereka mulai menggas kendaraan beroda dua itu. Mereka saling mempercepat laju kendaraan mereka. Tak peduli nyawa mereka sedang dipertaruhkan saat ini. Saling mendahului dan berusaha di depan, begitulah cara mereka untuk merasakan udara yang terhirup dan menusuk kulit di antara keduanya.

Entah berapa menit sudah terlewati, Sheila datang dengan motornya sebagai seorang pemenang. Kawan-kawan Sheila bersorak-sorak bahagia.

"Lo hebat Shel,"

"Menang juga lo,"

"Cowok lo kalahkan. Hebat lo"

"Udah gue duga kalo lo jadi pemenangnya,"

Dan blablabla.. Begitulah kawan-kawannya memberi pujian secara bergantian, membuat kedua daun telinga Sheila sedikit panas. Namun ia hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Sheila pun berjalan ke arah David yang kesal karena kekalahannya malam ini.

"Satu hal yang lo harus ingat, meremehkan orang lain adalah kesalahan terbesar dari seorang pengecut. Lain kali, jangan pernah meremehkan gue dan siapapun itu. Dan semoga kita nggak akan pernah ketemu," ucap Sheila dengan berbagai penekanan disetiap kalimatnya, menusuk relung hati David.

"Gue mau nantang lo lagi!" pinta David tegas.

"Sorry, sayangnya gue udah niat. Ini yang terakhir kalinya gue balap. Gue bakal ninggalin dunia liar ini." Sheila menggantung kalimatnya. "jadi, kita nggak bakal dan nggak akan pernah ketemu lagi." ujar Sheila dan kemudian berlalu.

'Suatu saat kita pasti bisa ketemu,' batin David kesal.

***

Follow Instagram : Itsaurora29

Open Follback buat 5 orang tercepat!!

SAMPAI KETEMU DI BAB 5! 😎

My Bad Girl RomanceWhere stories live. Discover now