EPILOG

4.9K 170 5
                                    

EPILOG

***

Liburan kenaikan kelas

Malam itu, angin berhembus lembut menggoyangkan helai-helai rambut Sheila yang tergerai. Adam yang berada di sampingnya, menatap Sheila yang begitu cantik malam ini. Sheila menatap ke arah dimana David dan Olive sedang asyik becanda sembari memanggang daging di bara api. Sedangkan Adam melirik Michel dan Kevin sedang menyiapkan minuman. Sedangkan Adam dan Sheila, duduk bersisian sambil menatap sekeliling.

Setelah ada pemberitahuan bahwa liburan kenaikan kelas sudah datang, Adam dan kawan-kawan akhirnya memilih untuk pesta barbaekyu di rumah Adam.

Seandainya Joni ada, dia pasti akan menjadi orang yang paling semangat di sini. Namun kenyataannya, ia sudah tidak ada di sini lagi.

David dan Olive datang membawa berbagai jenis makanan dan meletakkannya di atas meja. Tak lama, Michel dan Kevin juga datang membawa minuman. Semua orang mengambil posisi duduk masing-masing. Akhirnya mereka bisa berkumpul lagi.

"Lo berarti udah naik kelas dong, Shel?" Tanya Michel mencari bahan pembicaraan.

Sheila mengangguk setuju. "Udah lah," jawabnya semangat.

"Ya.. berarti cuma setahun lagi deh lo bisa nempel sama Adam," ucap Kevin mencibir. Adam memutar bola matanya malas.

"Serah lu aja. Gue nggak peduli." Adam memberi respon, membuat Kevin tertawa renyah.

"Udah kelas terakhir, jadi nggak bisa main-main lagi." David membuka suaranya.

"Hm.. kelas sebelas juga nggak bisa main-main." Olive berkata setelah menyedot minumannya.

"Ya bagus." David hanya memberi jawaban asal, yang membuat Olive mengerutkan keningnya.

"Eh, ngomong-ngomong, kabar Misyel udah kayak mana?" Tanya Adam mengarah Michel.

"Oh.. gimana kalau kita vidio call aja." Saran Michel, yang langsung dijawab setuju.

Michel mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi LINE. Segera ia menekan vidio call. Tak lama, wajah Misyel mulai muncul di ponsel Michel. Michel mengarahkan ponselnya ke atas, supaya Misyel tahu, mereka sedang ada pesta.

"Hello guys," sapa Misyel semangat dan melambaikan tangannya berkali-kali.

"Hai Misyel.." jawab Kevin antusias.

"Di sana enak nggak?" Adam mulai melemparkan pertanyaan.

"Kabarnya kayak mana Kak?"

"Kapan ke sini lo bocah?"

"Ih.. lo makin cantik aja."

"Udah dapat pacar nggak lo di sana?"

Pertanyaan itu langsung menghujam Misyel. Orang yang ditanya hanya bisa menggeleng-geleng kepala dan mengerucutkan bibirnya.

"Satu-satu nanya,"

Misyel membuang napasnya dan segera mengambil udara lagi. "Gue di sini baik-baik aja kok. Dan gue bahagia di sini. Dan untuk balek, gue belum tahu. Hehehe. Masih betah." Kata Misyel.

"Jangan lupa negara sendiri, tupai." Kata Kevin sarkasme.

"Iya koala. Gue enggak lupa." Misyel menjawab perkataan Kevin.

"Ya udah. Nanti gue sambung lagi ya. Gue masih ada urusan. Bye-bye guys. Love you and miss me, right?"

Misyel akhirnya memutuskan sambungannya. Mereka akhirnya senang mendengar kabar Misyel yang baik-baik saja.

"Ih.. kayaknya Misyel makin betah aja di sana." Kata Michel.

"Haha. Biarin aja lah. Yang penting dia senang." Ujar David.

Sheila menatap Kevin. "Vin, lo kapan jadian sama Kak Michel. Jangan digantungin mulu," ucap Sheila antara becanda dengan serius.

Gelak tawa Kevin terdengar di sana. "Apaan sih lu. Ngomong nggak jelas."

"Kurang jelas apanya coba?" Adam membela Sheila, yang membuat Sheila seketika blushing.

"Teman adalah teman. Teman nggak bakal bisa jadi masa depan." Ujar Kevin sok bijak sambil menyisir rambutnya dengan jari.

Michel yang mendengarnya, langsung memasang raut wajah sedihnya. "Ya.. gue udah ditolak sebelum berjuang." Kata Michel yang malah membuat lainnya tertawa.

"Ya udah ah. Kalau Olive sama Kak David?" Tanya Kevin mengintemidinasi ke arah David dan Olive.

"Alah. Anak kecil nggak usah tau," David memukul lengan Kevin pelan.

"Ya.. ketutup amat sih." Seru Sheila kecewa. Olive hanya tersenyum malu-malu.

Adam beranjak dari tempat duduknya. "Gue ke kamar bentar ya. Mau ngambil hp," pamit Adam dan meninggalkan tempat itu.

Beberapa detik kemudian, Sheila pun ikut-ikutan. "Gue juga ya." Dengan sekejap, Sheila sudah menghilang di balik pintu. Punggungnya sudah tidak terlihat lagi.

Adam sebelumnya pernah memberi tahu dimana letak kamarnya. Dengan mudah, Sheila menaiki anak tangga dan langsung menuju kamar Adam. Saat sampai di sana, pintu kamarnya terbuka sedikit. Yang berarti Adam sudah ada di dalam.

Sheila membuka pintu itu dan ikutan masuk.

Benar. Adam ada di sana. Ia sedang mengecek ponselnya. Posisi Adam saat ini sedang memunggungi Sheila. Sheila ingin berjalan mendekat. Namun, Adam sudah membalikan badannya dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Sheila berada di kamarnya.

"Kenapa?" Tanya Adam.

Sheila tersenyum penuh dan langsung memeluk Adam. "Pengen peluk," kata Sheila dengan nada manja. Adam terkekeh sendiri.

"Ya udah. Peluk aja," tutur Adam sambil memainkan ponselnya. Ia sedang membaca pesan grup kelasnya yang sibuk dengan kata ucapan selamat.

"Gue harap, gue selalu bisa bersama Kak Adam." Kata Sheila lembut.

"Gue juga." Adam melepaskan pelukannya dan menatap mata hazel Sheila.

"I love you so much," Tutup Adam sambil mencium Sheila.

END

***

ASDFGHJKL!!!

akhirnya selesai juga. hahaha.

sebenarnya cerita ini udah tamat pas tanggal 08.09.2017 : 23.00, tapi baru aku selesaikan di wattpad tanggal 14.12.2017 : 01.00.

enggak nyangka, ini bakal jadi part terakhir aku di sini. hem, kapan-kapan aku bakal revisi ini. mungkin tahun depan. hehe.

makasih buat kalian yang udah baca walaupun nggak vote. gak papa deh, namanya wattpad, tempat baca. tapi, makasih juga yang udah mau vote apalagi koment. makasih makasih makasih banyak. :) 

sekian dan happy holiday buat kalian yang liburan.

see you later <3

Pekanbaru, 14 Desember 2017,

Renila.

My Bad Girl RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang