[MOIS II] - Aldric

6.8K 616 38
                                    

"Sebentar lagi."

"Aku akan datang menjemputmu, putri Nephilim, My Princess."

Aku membuka mataku. Suara itu, suara siapa? Kenapa terasa tidak asing? Dan kenapa aku benci mendengarnya?

Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi intinya, saat aku tersadar dari apapun yang membuatku tidak sadar, aku telah berada di sebuah kamar bernuansa merah darah dan terikat di bagian punggung ranjang.

Badanku sangat sakit karena tertidur dalam posisi duduk dengan kaki dan tangan terikat. Sialan.

Tak lama setelah kesadaranku, banyak orang masuk kedalam kamar ini. Beberapa di antara mereka tersenyum kepadaku tapi lelaki kurang ajar di hadapanku ini tidak ada senyum senyumnya sama sekali. Sukanya menyeringai.

"Siapa kalian?"

Ia mendengus, "Kau melupakanku, Lily?"

Lily. Nama itu tidak asing. Tempat ini menjadi tidak asing.

Aku meringis pelan. Cincinku seolah menjepit jemariku.

"Apa kau pemimpin dari mahluk mahluk mengerikan dan terkutuk itu?"

"Mengerikan? Ah, sayang sekali kau melupakannya ya. Padahal dulu kau sangat memuja muja mahluk itu."

"Sialan kau! Apa maksudmu?!" desisku, "Jangan coba coba mengatakan suatu kebohongan padaku! Tipuan mahluk sepertimu tidak berlaku untukku."

Ia menyeringai, "Benarkah?" ia mengangkat sebelah alisnya, "Padahal kau dengan mudahnya tertipu oleh Iblis itu. Lima tahun. Waktu yang sebentar untukku."

"Jangan mengatakannya seperti itu! Ia adalah lelaki yang baik!" teriakku penuh emosi.

"Apa kau salah satu dari mereka?! Mahluk mengerikan yang telah membunuh kekasihku?"

Ia merenyit tidak suka, "Kekasihmu?" semua orang di ruangan ini seolah lenyap. Menghilang entah kemana, "Pertama, aku bukan salah satu dari mereka. Kedua, mahluk mengerikan itu adalah Malaikat. Ketiga, para Malaikatlah yang membunuh 'kekasihmu'."

"Jadi kau ini apa?" aku menatapnya sinis.

Ia menatapku tak kalah sinis, "Kau pikir apa? Apa yang di lakukan Chailyn membuat ingatanmu sangat buruk?!"

"Siapa Chailyn?!"

Intinya, kami hanya saling berteriak teriakkan selama beberapa saat. Menunggu pita suara siapa dulu yang akan putus.

"Kau pasti mahluk menjijikkan itu, katakan saja!"

Ia mendengus, "Aku mahluk terkutuk seperti yang sering kau katakan." Mahluk terkutuk?

Aku menatapnya sinis, "Apa bedanya?! Kalian sama sama menjijikkan!"

Ia menatapku kesal, "Jaga bicaramu jika kau masih ingin hidup."

"Bunuh saja aku sekalian kalau begitu! Aku tidak sudi hidup di sarang Iblis!"

"Lebih mengerikan yang mana? Hidup di sarang Iblis atau berciuman dengan Iblis?"

"Brengsek kau!" aku sudah siap mengatakan sumpah serapahku kepada mahluk tampan sialan ini ketika ia tiba tiba mendekat dan membuatku terdiam.

Ia menyeringai dan menunjukkan taring taringnya yang mengerikan, "Seharusnya kau tahu siapa aku sekarang."

Lalu si brengsek itu pergi entah kemana.

•••

Seseorang bermata biru datang, ia mengenalkan dirinya sebagai Pangeran Spencer. Pangeran Malaikat. Sedikit menyebalkan ketika mengingat kata Malaikat. Tapi karena ia baik dan berbanding balik dengan orang gila yang tidak ramah itu, aku mulai menerima kenyataan mengerikan ini.

MIRROR: The Cracked MirrorWhere stories live. Discover now