[MOIS XV] - My Enemies

3.5K 410 9
                                    

Itu Sylena.

Ia membungkuk hormat, "Apa kau memanggilku, Pangeran?"

"Ya. Ada yang ingin ia bicarakan denganmu."

Sylena menatapku, "Cara?"

"Ah, Sylena. Aku... aku mencarimu."

"Aku tahu. Karena itu aku kemari."

"Jika kau tahu, mengapa kau tidak menemuiku?" tanyaku bingung.

Ia menaikkan sebelah alisnya, "Maaf saja, tapi aku tidak suka berkunjung ke sarang musuh."

"Maaf, nona nona, sepertinya aku harus keluar dan membiarkan kalian berbicara berdua." Lucien menyeringai dan pergi.

"Aku tidak yakin bahwa ia benar benar pergi." gumamku.

"Dia sudah pergi." kata Sylena. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

"Ini tentang takdir. Kau ingat?"

"Tentu saja."

"Aku... aku ingin tahu apa aku bisa mengubahnya? Bagaimana? Dan apa yang akan terjadi?"

"Tampaknya kau benar benar penasaran, bukankah begitu?" tanyanya.

"Dan aku juga sudah menjawab seluruh pertanyaanmu. Kau bisa mengubah takdirmu. Bagaimana caranya, kau sendiri yang akan mengetahuinya. Di setiap keputusan kecil yang kau ambil, di sanalah takdirmu di tentukan." jelasnya. "Dan jika kau ingin tahu apa yang terjadi, mengapa kau tidak mencari tahu sendiri? Mengapa kau tidak melihat sendiri apa yang akan terjadi? Bukankah akan jadi lebih menyenangkan?"

"Tapi..."

"Aku hanya akan menjawab pertanyaanmu, Cara. Aku tidak menerima sangkalanmu. Terimalah takdirmu, jalani hidupmu dan jika kau ingin mengubahnya, lakukanlah dengan caramu. Jangan pernah melibatkan orang lain untuk takdir yang ingin kau tentukan."

•••

Aku bertemu Pangeran Aldric ketika aku keluar dari ruangan Lucien. Ia tampak sedang mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari, Pangeran?" tanyaku.

Pangeran Aldric menatapku, "My Lady? Kau disini?"

"Ya." jawabku. "Apa yang sedang kau cari?"

"Aku mencari anting milik adikku yang terjatuh di sini. Ia lupa mencarinya dan ia akan mengamuk jika anting itu hilang." candanya.

Aku tersenyum, "Bagaimana bentuknya?"

"Tampak seperti bunga tulip. Kecil sekali, aku ragu bahwa aku dapat menemukannya."

"Kau tidak tahu jika kau tidak mencoba, ayo, kita cari bersama, Pangeran."

Aku membantunya mencari anting itu di lantai dan di bawah meja tempat guci guci kecil dan hiasan hiasan kuno yang mahal di pajang.

Benar benar indah.

Tapi kami tidak dapat menemukannya.

"Seharusnya jika anting itu benar benar terjatuh di sini, pasti juga sudah hilang di bersihkan." Pangeran Aldric menghembuskan nafas lelahnya.

"Bagaimana jika kita bertanya kepada pelayan? Mungkin mereka melihatnya." usulku.

"Astaga, Cara. Benda itu benar benar kecil. Jika mereka melihatnya juga siapa yang akan menyangka bahwa itu milik Putri pemarah dari Corona Borealis?"

Aku mengangkat bahuku, "Yah, belajar dari pengalaman saja. Sebaiknya kita tidak meremehkan kekuatan mereka." bisikku.

Pangeran Aldric tertawa.

MIRROR: The Cracked MirrorWhere stories live. Discover now