[MOIS III] - Attack

5.5K 545 30
                                    

"Kau mengingatnya sementara aku tidak, Lily?"

Apa hal seperti ini masih harus di perdebatkan?

Aku berbalik dan menatap kedua Pangeran yang entah kenapa bisa ada di kamarku sepagi ini. Di saat aku seharusnya menikmati pemandangan di luar sana.

Aku merenyitkan dahi melihat Pangeran Spencer yang ku ketahui adalah Aldric tersenyum lebar sementara Pangeran Lucien tampak kesal, "Kalian kenapa?" kataku waspada, bagaimanapun aku harus menjaga jarak dan berhati hati pada mahluk aneh ini.

"Aku mengingatnya, melupakannya, atau tidak mengenalnya, bukan hak ku menentukan. Setidaknya masih ada yang dapat aku ingat dari tsunami di dalam ingatanku. Aldric. Hanya nama itu."

Tapi melihat wajah kesal Pangeran Lucien, aku merasa tidak asing. Melihat ia menunjukkan wajah terlukanya, semua ini kenapa?

Apa yang aku lewatkan? Apa yang aku lupakan? Apa mereka seberarti itu untukku?

Tiba tiba terdengar ledakkan dan goncangan pelan terasa di sekitarku. Lucien berdecak, "Kau jaga Cara, aku akan menyingkirkan serangga kecil yang berani beraninya hinggap di kastilku." Lucien berlari keluar dari tempatku di sembunyikan.

"Apa itu tadi?"

Pangeran Aldric berjalan menuju jendela dan melihat kebawah, "Aku rasa ini bukan serangan kecil seperti kata Lucien. Kau harus bersembunyi."

Aldric membuatku kebingungan. Ia menarik tanganku, aku meronta ingin di lepaskan tapi Pangeran Aldric memohon padaku agar aku diam demi keselamatanku sendiri.

Aku menurut saja, mengikutinya menelusuri lorong lorong. Saat Pangeran Aldric berbelok, aku melihat sebuah pintu yang tidak asing. Aku menggelengkan kepalaku. Jika kau ingin lari, sekarang saatnya, Nicole!

Dengan kecepatan manusia biasa, aku berlari menjauhi Pangeran Aldric. Tidak lama dari itu, aku mendengar Pangeran Aldric memanggil namaku. Ia mengejarku.

Setidaknya bukan Lucien yang mengejarku, jika tidak aku akan tertangkap dengan mudah. Ia benar benar cepat! Astaga, mana ada orang secepat itu di dunia ini!

Aku berbelok kearah yang entah bagaimana seolah aku kenali. Aku akan datang pada kebebasan! Aku ak--

"Lily, kau tidak seharusnya kabur." Lucien menangkapku. Ia menyeretku hingga aku meronta ronta dalam dekapannya.

"Lepaskan dia, Pangeran." suara itu..

Lucien berdecak, "Kau ingin mengambilnya dariku? Akan ku buat kau mengalami kehilangan terbesarmu sebelum itu."

Lelaki itu mendengus dan mulai menyerang Lucien. Lucien dengan sialannya melemparku, aku menjerit, lelaki itu mengalihkan tatapannya padaku dan aku di tangkap oleh Pangeran Aldric.

"Hei! Aku bukan boneka yang bisa kalian jadikan mainan lempar tangkap!" teriakku.

"Kita harus bersembunyi, My Lady."

"Apa apaan kau ini?!" aku menjerit. "Seseorang tolong aku!!" itupun jika disini masih ada seseorang manusia sepertiku.

Seseorang menarik tanganku. "Berikan dia padaku." gadis cantik itu membawaku paksa dengan tergesa.

"Hei! Kau ini siapa?!"

"Aku manusia sepertimu." jelasnya cepat.

"Itu bagus. Kita bisa kabur bersama dan lari sejauh mungkin dari sini dan panger-- tunggu! Kenapa dia melepaskanku begitu saja di tanganmu? Kita bisa kabur bersama. Bukankah begitu?" tanyaku bingung.

Ia menarik pintu di sampingnya dan mendorongku masuk. "Tentu saja. Orang tuaku yang menciptakan dunia ini, dulunya mereka tinggal disini. Mereka manusia biasa dengan kekuatan yang tidak biasa." jelasnya. "Karena itulah, aku sama dengan mereka. Tapi aku tidak punya ras. Entah apa aku ini."

MIRROR: The Cracked MirrorWhere stories live. Discover now