EMPAT PULUH

157K 12.3K 319
                                    

Bagi Rachel Tjahrir hal yang paling mengesalkan di dunia ini yang dapat membuatnya marah adalah ketika anak – anaknya berbohong kepadanya. Ketika hari ini teman – temannya mengabari dirinya kalau anaknya yang ketiga telah mencium seorang wanita dihadapan tunangannya sendiri.

Ketika Rachel akhirnya sampai di rumah dengan cepat ia mengeluarkan handphone-nya melalui tasnya dan menekan nomor telepon anaknya, ketika pada dering kelima anaknya mengangkat Rachel dengan tidak sabar bertanya, "Apa benar Warren?"

Warren yang tidak mengerti apa – apa bertanya kembali kepada ibunya, "Hmm... benar apa Ma?"

"Benar kalau kamu mencium perempuan lain di depan Catherine?" tanya Rachel sekali lagi dengan tidak sabaran.

"Mama tahu dari siapa?" adalah pertanyaan Warren berikutnya, membuktikan kalau kejadian itu benar dan Rachel tidak salah mendengar.

"Tidak penting Warren Oetama Tjahrir! Siapa perempuan yang kamu cium sebenarnya di depan tunangan kamu sendiri?" tanya Rachel dengan marah.

"Jack."

"Jacqueline?"

"Bukan aku yang menciumnya, dia yang mencium aku," jelas Warren yang sama sekali tidak Rachel mengerti.

"Apa yang kamu lakukan bersama dengan sekretaris kamu Warren?"

"Menikah dengannya Ma. Kali ini benar – benar menikahinya. Untuk mendapatkan Catherine kembali."

"Apa?" Rachel dengan tidak percaya mendengarkan kata – kata itu dan ketika ia dapat berpikir kembali ia berkata dengan tegas dan dengan nada perintah, "Kamu dan Jacqueline, bisa datang malam ini dan menjelaskan kepada Mama apa yang telah kalian lakukan?"

*

Setelah Rachel menyelesaikan pembicaraannya dengan Warren, ia mencoba menghubungi Catherine dan Rachel tidak menyangka Catherine akan mengangkatnya, "Hi..." jawab Catherine dengan canggung.

"Hi Cath," Rachel membalas kata – kata Catherine.

"Hi Ma, apa kabar?" tanya Catherine dengan sangat sopan.

"Kamu ingin mendengar versi yang mana?" tanya Rachel. "Karena aku baik – baik saja, tapi sebagai ibu dari lima orang anak, aku tidak baik – baik saja ketika melihat kamu meninggalkan Warren di altar."

"Maafkan aku..." Catherine berusaha untuk menjelaskan kepada Rachel namun Rachel tidak membutuhkan penjelasan itu sekarang terlebih lagi di telepon.

"Cath, aku ingin kamu datang malam ini."

"Maaf Ma, tapi aku tidak bisa..."

Rachel kembali memotong kata – kata Catherine dan bertanya, "Apa kamu masih mencintai Warren?"

"..."

"..."

"Catherine ada apa sebenarnya ini?" tanya Rachel dengan bingung. "Karena Warren menikahi sekretarisnya sendiri hanya untuk mendapatkan kamu kembali. Sebaiknya kamu mempunyai jawaban yang masuk akal Cath ketika kamu menjelaskan ke Mama kenapa kamu membuat Warren mengambil keputusan gila seperti ini."

"Aku akan datang Ma," jawab Catherine mengiyakan perintah Rachel untuk datang malam hari ini.

*

Jacqueline menerima telepon Warren ketika ia selesai kelas dan ketika ia mendengar perintah Warren untuk datang ke rumah Rachel Tjahrir, Jacqueline merasa sesuatu yang salah dan pada saat itu ia menyadari kalau mungkin Rachel Tjahrir juga merasa pernikahan diantara dirinya dan Warren benar – benar sesuatu yang janggal dan gila.

Jacqueline berjalan menuju parkir mobil yang mulai terlihat kosong dan tidak ada orang sama sekali, yang Jacqueline tidak sadari adalah seseorang telah menunggu di depan pintu mobilnya ketika ia berjalan mendekat. Ketika Jacqueline mendongak setelah mencari – cari kunci mobilnya di dalam tasnya Jacqueline benar – benar terkejut ketika menatap Adian yang sedang bersandar dan merokok di pintu mobilnya.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Jacqueline dapat menyadari kalau suaranya sekarang bergetar karena rasa takutnya kepada pria itu.

"Jacqueline si gadis bodoh," Adian membuang puntung rokoknya ke lantai parkiran dan menginjak – nginjaknya untuk membuat Jacqueline takut kepadanya.

"Apa yang kamu inginkan sekarang?" tanya Jacqueline kepada Adian.

"Mana uangku Jacqueline?" tanya Adian dengan suara yang membuat Jacqueline ketakutan.

"Aku akan membayarnya Adian, aku janji."

"Janji? Tiga puluh dua miliar milik keluarga aku kamu hilangkan!" Adian mulai mendorong dada Jacqueline dan tubuh Jacqueline terhuyung kebelakang.

"Adian, please aku janji, aku akan membayarnya," jawab Jacqueline.

"Janji kamu wanita jalang, tidak bisa aku percaya lagi!" Adian lalu mendorong Jacqueline hingga punggung Jacqueline sekarang menempel ke salah satu pilar tempat parkir tersebut.

"Adian, please, aku selalu membayar uangnya dengan tepat waktu bukan?" tanya Jacqueline berusaha untuk melarikan diri. Entah sudah berapa kali ia mengatakan kata – kata itu dan berusaha untuk melarikan diri dari Adian.

"Sampai mati juga kamu tidak akan sanggup membayar hutang kamu Jacqueline!"

Adian lalu mendorong lehernya dan kali ini sesuatu yang keras menghantam wajah Jacqueline, dan ketika ia menyadarinya, ia tahu kalau Adian memukul wajahnya dengan tangan pria itu. Jacqueline dapat merasakan bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, tidak pernah sebelumnya Adian memukulnya di wajah, baru kali ini pria itu melakukannya.

"Adian, please..." Jacqueline berusaha untuk menenangkan pria itu, "Aku janji, aku akan mengirimkan dua kali lipat bulan ini."

"Menurut kamu cukup sampai disitu? Kemana kehormatan keluarga aku yang kehilangan semuanya karena kebodohan keluarga kamu?" tanya Adian yang sekarang berteriak kepadanya.

Tiba – tiba Adian menarik dirinya karena ia menyadari kalau mungkin ada orang yang melihat mereka dan Jacqueline tahu kalau Adian sudah selesai dengannya – setidaknya untuk malam ini.

"Aku akan pergi, tapi aku akan mencari kamu besok Jacqueline," Adian berjalan menjauh darinya dan tatapan pria itu masih dapat Jacqueline rasakan.

Jacqueline mengambil tasnya yang entah bagaimana dapat terjatuh dan membereskan barang – barangnya, lalu ia masuk ke dalam mobil dan menurunkan kaca untuk melihat wajahnya.

Jacqueline menyentuh bibirnya yang sobek dan juga mengeluarkan darah dan meringis, "Sialan..."

Ia mungkin bisa membohongi Warren hingga akhir masa pernikahan mereka kalau dirinya sama sekali tidak mengambil sepeser pun uang tiga puluh dua miliar yang diberikan pria itu dengan cuma – cuma.

Tapi Jacqueline tahu, kalau ia tidak bisa membohongi Rachel Tjahrir yang sepertinya akan menanyakan kenapa wajahnya seperti ini dalam waktu satu jam. 

EAT, METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang