TUJUH PULUH DELAPAN

178K 16.4K 1.9K
                                    


WARREN

"This is the last time man," Conrad Tjahrir, kakak Warren membenarkan dasi pita adiknya yang terlihat gugup untuk ke dua belas kalinya.

"Let me do it Conrad," Marshall yang akhirnya mengambil alih tugas Conrad dan menyelesaikan dasi pita di leher Warren.

"Aku tidak yakin kalian bisa mengikatkan apapun," Sienna yang memasuki ruangan meminta Marshall dan Conrad untuk menyingkir dari Warren dan menyindir kedua kakak tertuanya, "Hanya Tavella dan Cairn kan yang dapat mengikatkan dasi pita kalian?"

Conrad dan Warren tersenyum kepada Sienna adik mereka yang dengan mudah menyelesaikan dasi pita di leher kakaknya Warren. "Sudah siap Kak?" tanya Sienna sekali lagi.

Warren tidak menjawab namun Sienna tahu kalau kakaknya terlihat gugup, "Kak, Catherine tidak mungkin meninggalkan kamu lagi. Jadi relax," kata Sienna kepada Warren.

"If she leaves you again, you're so screwed man, aku tidak yakin Mama akan menerima ini dengan baik," Alle tiba – tiba menimpali dari belakang Sienna.

"Great, thanks for the support Le," jawab Warren dengan sarkastik.

"Semua tamu sepertinya sudah datang dan Mama sangat gugup," kata Alle kepada Warren.

"Mama selalu gugup di hari seperti ini, ingat waktu aku nikah Mama hampir pingsan saking marahnya?" kali ini Sienna yang menjawab Alle dan membuat hampir seluruh kakaknya – kecuali Warren – tertawa karenanya.

"Good thing, Mama hanya perlu menikahkan Warren saja, let's not do that again to her," jawab Conrad dengan santai.

Marshall sebagai anak tertua di dalam ruangan berkata, "Sebaiknya kita keluar sekarang dan melakukan ini dengan cepat sebelum seseorang berubah pikiran."

Conrad terlebih dahulu keluar dari ruang tunggu bersama dengan Sienna lalu Marshall dan Alle mengikuti dibelakang, sementara Warren tidak mengikuti mereka keluar dan berdiam tepat di tempatnya.

Warren pernah berpikir dulu ketika Catherine meninggalkannya dan ketika ia kembali mendapatkan perempuan itu, segalanya akan sama, semuanya tidak akan berubah. Tapi sekarang, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, semuanya berubah.

Tadi pagi ia harus mendengarkan tangis Max yang tidak berhenti selama dua jam berturut – turut karena ia tidak mendengarkan kemauan anaknya sendiri untuk bertemu dengan Jacqueline.

Jacqueline.

Ia ingin melupakan wanita itu. Tidak terpikir dalam waktu satu bulan segalanya berubah karena wanita itu.

"Hi," gumam seseorang dari belakang punggungnya.

Tidak mungkin.

"Sudah lama kita tidak bertemu Pak Warren."

*

JACQUELINE

"Tinggalkan aku sendiri," Jacqueline berkata kepada penjaga – penjaga yang mengikutinya sedari tadi. Ketika ia akhirnya dapat menemukan ruang tunggu Warren, ia menginginkan dua menit bersama pria itu sebelum Jacob mengikutinya juga.

Jacob tertahan di depan pintu aula karena begitu banyak orang yang ingin tahu apa yang dilakukan presiden negara ini pada pagi hari menghadiri pernikahan Warren dan Catherine – dua orang yang hampir tidak dikenal Jacob.

EAT, METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang