Jilid 5 Chapter 2 : Piramid dan Martabat Raja

240 18 5
                                    

Ditempat pembangunan, Weed sedang memasak bubur rumput dan menyerahkannya pada para pekerja secara gratis.

"Kerja bagus, istirahatlah dan makan dengan pelan-pelan."

"Terimakasih."

Kelelahan karena membawa batu, para player menerima semangkuk bubur dengan rasa terimakasih.

Stamina telah meningkat sebesar 35
Rasa lapar telah hilang

Rasa haus telah terpuaskan

Skill memasak level 4 tahap menengah dan skill Handicraft level 9 tahap menengah!

Tak mengherankan bahwa bubur yang dibuat oleh Weed sangat lezat. Meskipun dia telah menelantarkan skill memasaknya belakangan ini, peningkatan dari makanan tersebut masih cukup banyak.

Orang-orang menyukai dan menghormati Weed.

Mereka berterimakasih bukan hanya karena berbagi questnya, dia juga memasakkan makanan secara gratis untuk mereka.

Meskipun bahan yang digunakan pada dasarnya adalah rumput, dan direbus sampai tampak seperti bubur, setelah menerima semangkuk bubur panas, mereka berterimakasih dengan tulus kepada Weed.

Diantara mereka yang berpartisipasi dalam quest tersebut, beberapa benar-benar memiliki level rendah dan memiliki sedikit uang. Weed harus memasak bubur rumput untuk para pekerja ini secara gratis, dan para player bersyukur bahwa mereka bisa bekerja tanpa mati kelaparan.

Sambil menyediakan makanan, Weed juga terus mengawasi suasana tempat pembangunan. Tak peduli seberapa baik orang-orang ini, jika ada keluhan, bisa berkembang menjadi sebuah pemogokan, menjadikan pembangunan berakhir. Seperti menjadi nyaman atau malas setelah dibagikan makanan, atau karena kekenyangan.

Pasukan utama dibalik pembangunan tersebut adalah para player berlevel rendah. Mereka lebih tertarik pada hadiahnya, dan sehingga bekerja lebih keras. Melihat mereka, player lain secara tak sadar menyesuaikan kecepatan mereka.

"Terimakasih banyak, Weed."

Gadis itu, yang baru saja menyelesaikan makannya, berterimakasih dengan tulus pada Weed. Gadis kecil yang manis ini tampak seperti seorang siswi SMA kelas 10.

"Sama-sama, aku senang kamu menyukainya." Weed membalas sambil tersenyum.

Hari ini, dia telah memberi puluhan ribu senyuman seperti itu. Tak peduli seberapa ramahnya dirimu, tersenyum sebanyak itu tidaklah mudah. Tak mengherankan senyum Weed tampak sangat dipaksakan! Matanya tersenyum, tapi bibirnya sedikit miring, membuat senyumnya tampak mengejek. Meski demikian, suaranya sangat ramah.

"Lemon, kamu sudah memindahkan 8 batu!"

"Oh, kamu ingat aku?"

"Tentu saja. Kamu adalah salah satu dari orang-orang mengagumkan itu, yang memuji buburku dengan kesenangan seperti itu... Matahari masih belum terbenam, dan jika kamu bisa membawa 1 atau 2 batu lagi, kamu akan menjadi salah satu dari mereka yang paling bekerja keras hari ini."

"Oh? Aku mengerti. Dan aku baru saja hendak berhenti... Aku akan kembali!" Lemon si gadis muda, dengan rajin berlari kearah tambang.

Setelah makan bubur rumput dari Weed, semua player merasa bertenaga, dan menjadi lebih semangat untuk membawa batu untuk membuat makam. Meskipun bubur buatannya disebut 'bubur rumput', itu tidak terbuat dari rumput saja!

Jika di persiapkan oleh koki hebat seperti Weed, jika kau makan hidangan yang sama, kau akan menjadi bosan pada akhirnya. Jadi, dari waktu ke waktu dia menambahkan beberapa daging dan bahan-bahan lain, menghabiskan sekitar 100 gold per hari. Weed menganggap pengeluaran itu sebagai investasi untuk menaikan levek skill memasaknya!

Moonlight Sculptor IIWo Geschichten leben. Entdecke jetzt