Chapter 3 - malam yang tak terduga

14.8K 1.9K 20
                                    

Note:
chapter ini saya tambahkan musik biar bacanya lebih menghayati. Silahkan di play, tapi kalau kuota tiris ga di play juga gapapa;), okay?! ^^

Pesta berlanjut hingga sore hari dan selesai ditengah malam. Para warga sudah biasa kembali kerumah pada tengah malam begini. Semua penduduk kembali kerumah mereka masing-masing, sebagian pulang dengan tangan kosong dan sebagian lagi pulang dengan membawa makanan dari sisa pesta. Ayahku dan aku memborong kue udang sebanyak 3 kotak kue berukuran sedang. Ayahku memang pemarah tetapi dia tetap peduli dengan makanan kesukaanku.

Saat sampai dirumah, aku bergegas masuk ke kamarku dan rebahan bersama Listy. Lalu aku teringat dengan buku "The Lost Sea Goddess" itu. Lantas aku keluarkan dari balik bajuku. Dan melihat-lihat buku itu secara detail. Tetapi aku tidak menemukan suatu petunjuk dari buku itu, sumbernya pun tidak jelas hanya tercantum nama pengarang "Polatus Burham". Aku tak pernah menemukan namanya dibuku lain. Apa mungkin dia penulis amatir dan hanya iseng-iseng menulis buku ini seperti penulis cerita di wattpad ini?

Aku menaruh buku itu kembali dan menatap keluar jendela sebelah kasurku.

"Malam ini adalah malam yang indah, aku jadi ingin naik ke daratan. Aku memang sering pergi kedaratan diam-diam saat lewat tengah malam hingga subuh, tapi akhir-akhir ini hanya sekali dua kali saja."

Aku tidak pernah khawatir untuk pulang subuh hingga matahari terbit karena warga Seashania selalu bangun siang dikarenakan lelah berpesta. Penjaga di kota ini juga sering kali lalai dan tertidur saat jaga malam. Menunggu dan melihat matahari terbit adalah hal yang paling indah dan paling berharga bagiku. Bukan hanya aku yang mengalami rasa senang yang demikian, tetapi juga untuk Listy yang bisa membuka sayapnya yang indah dan terbang bebas kesana kemari dengan cepat.

Belum ada diantara rakyat kami yang pergi kedaratan sebelumnya. Mereka terlalu takut pada perompak bajak laut serta makhluk-makhluk daratan yang mengerikan bagi mereka. Terkadang aku pernah sesekali melihat kapal besar dimalam hari bisa jadi itu nelayan, bisa jadi itu bajak laut. Tapi begitu aku melihat mereka dari kejauhan, aku langsung terjun kedalam air dan itu nyaris sekali.

Malam ini, aku akan kedaratan diam-diam melalui jendela kamarku yang berada di samping tempat tidurku. Aku berenang bergerak ke atas bersama Listy dengan perlahan, kami bergerak sesunyi mungkin. Lama kelamaan aku merasa ada yang mengikuti kami, atau mungkin hanya perasaanku. Aku bergerak semakin cepat sambil memeluk badan Listy erat-erat. Aku kaget sekali karena tampaknya memang ada yang mengikuti kami. Saat ku menoleh ke bawah, aku melihat si Pangeran sombong itu bersama eelnaina nya, Gullveig. Apa yang akan dia lakukan? Ingin meminta maaf karena dia menabrakku tadi siang? Atau karena aku menjatuhkan harga dirinya?

"Yang mulia, apa yang anda lakukan disini?" Aku harus tetap bersikap sopan jika tidak ingin diusir dari kerajaan.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kutu buku. Ini adalah kerajaanku setiap ada yang ingin keluar atau masuk harus izin dengan keluargaku. Jadi apa yang kamu kakukan disini?" Kata-katanya membuat aku merasa jijik dan jengkel. Memang yang ia katakan benar, tapi kedatangannya mengejutkanku, jadi tanpa sengaja aku melontarkan pertanyaan itu.

"Hhmmm... ss... saya cuma bosan dirumah, yang mulia. Kalau boleh jujur, saya ingin naik ke daratan."

"Apaaa!?!?!?! Apa kamu gila?! Naik ke atas? Itu perjalanan yang sangat jauh, melelahkan, dan berbahaya. Apa kamu mau membuat kotaku terancam? Kalau ada manusia sampai tahu keberadaan kita, mereka akan menangkap kita dan menaruh kita di akuarium lalu ditonton kaum manusia lainnya."

"Tidak, yang mulia. Saya tidak bermaksud membuat kota ini terancam. Saya hanya ingin membuang rasa bosan saya. Yang mulai tidak lupa kan kalau eelnaina kita bisa terbang jadi kita akan aman jika masih ada mereka. Lagipula kalau yang mulia mau ikut boleh saja."

Mercury [COMPLETED]Where stories live. Discover now