Chapter 6 - Teman Seperjalanan

11.8K 1.1K 6
                                    

Okay! Inilah saatnya aku dan Listy beraksi. Jam menunjukkan pukul 00.00, tepat semua warga Seashania sudah tertidur lelap termasuk ayahku. Aku pastikan semua warga sudah ada di dalam mimpinya.

Aku sudah memeriksa ranselku berulang kali, semoga saja tidak ada yang tertinggal. Ah! Hampir saja lupa! Ini dia, senter! Dan sekarang aku siap.

Aku memulai perjalanan melalui jendela kamarku. Aku membuka dan menutupnya sesunyi mungkin. Lalu aku mulai bergerak kearah utara kota. Suasana kota sangat sunyi dan hanya diterangi lampu-lampu dari beberapa bangunan, air laut juga terasa dingin jadi aku mengenakan sweater-ku untuk perjalanan. Aku tak menyangka akan melakukan tindakan yang tidak pasti ini. Ini adalah perjalanan yang mengerikan dan berbahaya, aku tidak tahu bagaimana cara aku pulang ke kampung halamanku ini, apalagi dengan selamat. Sudahlah! Lagi pula tidak ada yang memperdulikanku disini. Ayahku saja benci dengan sikapku.

Saat kami sedang berjalan sambil meratapi sunyinya malam dan air laut yang dingin, aku merasa ada seseorang yang membuntuti kami. Lama kelamaan suara orang itu semakin jelas. Aku takut bila itu seorang penjaga kota yang sedang keliling. Bila aku tertangkap oleh mereka, mereka akan menanyakanku pertanyaan yang hanya membuang waktu saja lalu aku akan di paksa untuk kembali kerumah.

Lama kelamaan, perasaanku yang mengatakan bahwa ada seseorang yang mengikuti kami dari belakang semakin menjadi-jadi. Ini semakin menggangguku. Jadi aku memutuskan untuk memberanikan diri untuk menoleh kebelakang dengan perlahan sambil memejamkan mataku lalu membukanya ketika sudah berbalik badan. Dan... yang benar saja. Orang yang dari tadi mengikutiku adalah Pangeran Naliu dan Gullveig. Mengapa dia selalu datang dengan cara mengikutiku di belakang? Ini sangat menggangguku.

"Yang mulia (sambil membungkukkan badan) apa yang membawa anda kemari?" Tanyaku padanya.

"Hmm, aku? Aahh... aku sedang berjalan-jalan. Mencari udara segar, dan aku sudah bilang hentikan bahasa bakumu itu, sedikit aneh untuk didengar."

"Tidak mungkin! Ini tengah malam, mana mungkin orang keluar pada saat ini dengan alasan mencari udara segar? Kenapa pangeran selalu mengikutiku? Apa yang salah denganku?"

"Tidak ada yang salah denganmu. Aku hanya ingin jalan-jalan saja. Omong-omong, kalian mau kemana? Seperti ingin kabur dari rumah. Hey! Ada apa, Mer? Ayahmu masih sayang denganmu... jangan bertindak seperti ini, ayahmu akan sedih dan mengkhawatirkanmu."

"Tidak! Pangeran tidak mengerti. Aku tidak ingin kabur dari rumah."

"Tapi apa?" Tanyanya penasaran.

"Aku hanya ingin.. hmm.. bagaimana ya memberitahunya, aku ingin berpetualang."

Apa?! Apa aku tidak salah mendengar?! Ini sudah tengah malam dan kamu baru memulai perjalanan? Diluar sana banyak orang jahat dan makhluk-makhluk mengerikan yang berbagai macam bentuknya dan kamu hanya membawa busur dan panah? Itu tidak cukup, Mer. Apa kamu sudah sangat yakin dengan perjalanan ini? Memangnya apa misimu?" Aku tidak heran melihat reaksinya. Bagiku itu hal yang normal dan wajar. Memang rencana aku ini konyol bahkan yang paling konyol dari yang ter-konyol. Aku bingung hendak menjawab apa, tapi setidaknya aku harus berkata jujur padanya.

"Jadi begini... dua hari yang lalu aku menemukan buku tentang dewi laut yang hilang, tapi tidak ada yang percaya dengan hal itu bahkan pak Digran si penjaga perpustakaan tidak percaya hal tersebut. Maka dari itu aku ingin mencari kebenaran dewi itu. Maaf sudah membuatmu terkejut, aku tahu ini perjalanan yang mustahil untuk kembali dengan selamat, tapi setidaknya seusai perjalanan ini aku akan tahu kebenarannya dan aku dapat mati dengan tenang."

"Hmm.. jadi begitu... menarik! Kamu tahu? Itu dongeng favorit-ku waktu kecil hingga terbawa mimpi, ibuku selalu membacakannya sebelum aku tidur. Mengapa kamu tidak memberitahuku saat menemukan buku itu? Kalau kamu memberitahu, kita akan berbicara banyak soal Adrelean. Ini akan jadi perjalanan yang menarik karena dari sewaktu aku kecil aku selalu mengimpikan dia. Sepertinyaa... aku akan ikut denganmu, boleh?"

Mercury [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora