Chapter 16 - Guru Memanah

8.4K 874 13
                                    

"Teman-teman, izinkan kami ikut dengan kalian. Kumohon izinkan kami." Ucap si kembar Zuri dan Zurof serempak sambil membawa peralatan dan persenjataan mereka.

"Ngg.. apa kalian yakin? Apa Raja tak akan marah jika kalian ikut dengan kami?" Tanya Naliu pada si kembar.

"Iya! Kami sangat yakin! Kami lelah delapan tahun menjadi penjaga penjara. Gaji kami sedikit, kami juga tak diberi fasilitas yang memadai. Kumohon... izinkan kami, kami berjanji tak akan menyusahkan kalian. Zuri adalah pemanah yang handal dan kalian bisa panggil aku seorang ahli pedang, kami tak peduli bahaya apa yang akan menghadang hingga mempertaruhkan nyawa kami juga tak apa, yang penting kami bebas dari ruangan gelap dan pengap itu." Kata Zurof memohon.

"Hmm.. baiklah  jika itu yang kalian inginkan. Aku sebenarnya prihatin dengan kalian yang terus berada diruang bawah tanah itu setiap hari, mungkin dengan ikut kami kalian dapat menyegarkan diri dan mencuci mata. Hahaha iya kan? Khususnya kalian akan melihat monster laut terbesar didunia. Bagaimana semuanya apa kalian setuju jika mereka ikut?" Ucap Naliu.

Kami semua menganggukkan kepala memberi jawaban setuju. Kurasa tak masalah bila menambah dua orang lagi, malahan suasana akan menjadi ramai dan hangat. Dan yang membuatku semangat, aku mendapat guru memanah yang tampaknya sudah berpengalaman yaitu Zuri, gadis cantik berambut putih dan panjang yang berkilauan, dia tampak seperti seorang peri. Begitu juga Zurof, kembarannya. Ia laki-laki yang gagah, terlihat berwibawa, dan sangat peduli pada Zuri.

"Zuri, hmm.. bolehkah kamu ajari aku memanah? Aku masih pemula, walaupun aku pernah menggunakannya sesekali, tapi aku masih ragu dengan kemampuan memanahku." Tanyaku pada Zuri.

"Ya ampun.. dengan senang hati. Tapi aku tidak pernah mengajari orang sebelumnya. Mungkin akan terasa kaku. Dan aku sudah lama tidak memanah karena bekerja sebagai penjaga penjara. Tapi aku yakin kemampuanku masih ada dan tersimpan." Jawabnya dengan senyuman manis.

"Terima kasih. Kita akan mulai berlatih jika kita beristirahat diperjalanan." Ucapku.

Akhirnya aku mempunyai seorang teman perempuan dalam perjalanan ini. Walaupun ada Lim dan Listy, tapi terkadang aku tidak tahu harus berkata apa pada mereka karena Listy tidak bisa berbicara dan Lim hanya menganggap apa yang aku bicarakan sebagai suatu candaan.

Terkadang aku merasa seperti bukan apa-apa dibandingkan mereka, seperti aku memanfaatkan mereka untuk keinginanku sendiri, bukan untuk mereka. Seolah perjalanan ini hanya untuk diriku saja, mereka hanya mengawalku. Tapi bagaimanapun juga, aku harus membuang semua pikiran kotor itu, aku yakin mereka ikut denganku karena keinginan mereka sendiri.

Melihat tawa bahagia mereka, membuatku lebih bahagia daripada melihat matahari terbit dan membaca buku, seakan inilah kebahagiaan baruku. Mereka seolah tidak tahu bahaya apa yang akan mereka hadapi, sebesar apa makhluk buas yang akan mereka perangi, mereka menutupi rasa khawatir dan ketakutannya dengan canda tawa. Aku ingin menunjukkan kepada semua orang di Seashania dan khususnya ayahku kalau aku sudah mendapat teman sekarang, aku bisa bergaul dengan semua yang seumuran denganku maupun tidak seumuran.

~~

Setelah berjalan seharian, langit mulai gelap dan air terasa dingin menusuk tubuhku. Kami memutuskan untuk istirahat tidur dan makan dalam gua yang sudah di periksa dan dinyatakan aman dan bersih.

Setelah aku makan, aku mencoba untuk latihan memanah bersama Zuri untuk menurunkan makanan ke perut. Aku melihat busur dan panah milik Zuri sangat panjang dan berkilauan, busurnya berwaran perak dan mempunyai motif yang rumit di bagian samping kanan kirinya. Melihat dari penampilannya, busur itu terlihat mahal dan langka. Lalu ia mengajariku beberapa teknik memanah dengan tepat dengan kekuatan yang maksimal. Ia juga memberiku beberapa saran dan nasihat supaya lengan kita tidak pegal saat mengambil dan membidik panah berkali-kali. Aku merasa lebih baik setelah belajar memanah dengannya, ia sepertinya tidak terlalu buruk untuk menjadi seorang guru dan untunglah aku mudah dalam menangkap hal baru.

Mercury [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang