Chapter 14 - Kerajaan Kranken

8.9K 924 9
                                    

Setelah Derdayen ada dirombongan kami, tak ada lagi rintangan dan hambatan yang dapat menghalangi perjalanan kami. Setiap ada monster laut atau semacamnya ia menjinakkannya dan mereka menjadi teman kami. Langkah kami terasa ringan dan menyenangkan bersamanya, seringkali kami bergandengan tangan sambil bernyanyi gembira, tentu saja Naliu yang paling bersemangat. Lalu istirahat di sebuah pulau untuk melihat wujud manusia Derdayen yang sangat menawan dan keren.

Soal makan kami tak khawatir karena masih ada perbekalan dari Amora yang tersimpan di tas ajaib Lim.

saat ekor kami mulai lelah, kami memutuskan untuk menunggangi eelnaina kami dan terbang diatas lautan.

"Wah sudah lama aku tidak terbang dengan Gullveig. Ayo sobat! Saatnya mengeluarkan sayapmu." Ucap Naliu.

"Jumlah kami berempat, jadi harus saling membonceng." Sahutku.

"Iya, benar. Aku mau dibonceng Naliu!!!" Sahut Lim bersemangat.

"Okay! Berarti Mercury membonceng Derda.... APA?! TIDAK!!! TIDAK BISA! Listy itu eelnaina betina dia tidak kuat membawa dua orang dewasa. Kamu kan dewa, seharusnya kamu bisa terbang atau gunakan kekuatan sihir." Teriak Naliu.

"Hei, santai saja. Walaupun aku dewa, aku hanya bisa berubah menjadi manusia dan duyung." Kata Derdayen. Aku hanya diam tak berkutik melihat Naliu berteriak dan marah-marah kesana kesini.

"Baiklah! Sekarang, aku yang mengatur. Lim bersama Mercury dan aku bersama Derdayen. Adil kan? Jadi perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki." Jelas Naliu.

"Haaa.. baiklah. Terserah padamu." Jawab Derdayen.

"Setelah kupikir-pikir memang lebih baik aku bersama Mercury daripada orang tua bawel yang suka mengatur! Seashania bisa jadi apa kalau dia jadi raja, cuma bisa ngatur-ngatur aja!" Ucap Lim.

"Hey! Jangan bawa-bawa Seashania, ya bocah! Mentang-mentang sudah bisa bicara dalam air, kamu jadi bisa ngomong seenaknya. Ingat siapa yang lebih tua, aku atau kamu? Lihat saja nanti kalau aku jadi raja, aku akan lebih hebat daripada kepala suku Selgizia nantinya." Ucap Naliu.

"Sudah sudah! Kenapa sih kalian ini? Buang-buang waktu saja! Ayo kita berangkat." Ucapku melerai mereka.

Aku merasakan perbedaan dari Naliu setelah Derdayen ikut dengan kami. Ia menjadi lebih sensitif dan pemarah. Entah mengapa aku sedikit terganggu dengan hal itu.

Setelah pertikaiannya ku lerai, kami terbang menunggangi eelnaina kami. Aku membonceng Lim dan Naliu membonceng Derdayen, seperti yang Naliu inginkan.

Kami sudah semakin dekat dengan desa Kranken. Kuharap dengan adanya Derdayen, kami tidak perlu bertarung melawan Kraken. Aku merasa yakin kalau perjalanan ini tidak akan sia-sia.

Setelah beberapa jam kami terbang, aku merasakan lenganku mulai pegal bertanda kalau Listy juga sudah lelah, badanku mulai kering dan butuh air. Jadi kami masuk kembali kedalam air.

Setelah masuk kedalam air, kami ber-enam tersentak karena melihat kota yang besar, gelap dan seperti tak ada kehidupan. Semua bangunan tampak tua  seperti akan rubuh. Kota ini seakan mati dan tidak berpenghuni. Aku bergegas mengeluarkan peta dan kompas untuk memastikan dimana kita berada.

"Sepertinya kita sudah di Kranken. Karena setelah pulau kecil yang kita kunjungi, kita hanya perlu bergerak sedikit lalu sampai. Ya, aku yakin ini Kranken. Rasanya berbeda sekali dengan Seashania yang selalu diselimuti kebahagiaan dan pesta meriah setiap saat, aku jadi merindukannya. Tapi aku tidak melihat tanda dari gurita raksasanya. Apa itu hanya mitos? Ah ngomong-ngomong Kranken itu kerajaan atau kota atau suku?" Ucapku.

Mercury [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang