Chapter 17 - Melawan Rasa Takut

8.5K 829 18
                                    

"Hahaha baiklah apa kalian siap?" Tanya Derdayen pada kami.

"Tentu saja!" Sahut kami serempak.

"Tapi aku ingin jujur kepada Zuri dan Zurof kalau aku ini sebenarnya dewa, kalian tidak terkejut kan? Apa kalian akan pulang kalau tahu tentang hal ini?" Ucap Derdayen pada Zuri dan Zurof.

"Ahahaha tentu saja kami berdua tahu kalau kau itu dewa. Kami tahu semuanya tentang rahasia kalian dari Polatus, biarpun begitu ia adalah orang yang mau berbagi cerita meskipun awalnya kami juga tertawa mendengar ceritanya dan sekarang semua perkataannya terbukti kebenarannya. Tenang saja kami tidak akan memberi tahu orang lain." Jawab Zurof dengan santai dan Derdayen hanya memasang wajah kaget dan heran.

"Hmm.. bukannya Polatus hanya percaya hanya ada satu Dewi yang berkuasa di Samudera ini? Bukunya saja hanya menceritakan tentang Adrelean." Tanya Naliu pada si kembar.

"Ya, awalnya memang begitu, tetapi suatu hari ia mendapat mimpi lagi kalau yang berkuasa di Lautan ini tak hanya Adrelean tapi ada beberapa lagi. Ia ingin menulis buku lagi tapi tak diberi izin oleh raja dan kami juga tidak berani membangkang perkataan raja untuk membantu dia." Jawab Zurof.

"Aku yakin itu ulah Amora yang memberi mimpi-mimpi berupa pesan kepada orang yang terpilih. Ayo kita lekas berangkat!" Ucap Derdayen menyelesaikan pembicaraan. Lalu ia mencabut permata dari pedangnya, permata itu hanya sebesar anting wanita yang bewarna biru dan berkilauan. Ia mulai membacakan mantra atau sebuah panggilan kepada permata itu lalu melemparnya.

Tak lama kemudian munculah sebuah  makhluk berupa Naga dalam air tetapi ekornya seperti kuda laut yang berwarna biru terang tetapi naga ini tak memiliki sayap. Makhluk itu sangat besar hingga aku menengadahkan kepalaku lurus ke atas, tak terbayang oleh pikiranku bagaimana cara Derdayen menjinakkan makhluk raksasa ini.

Kami semua tak menyadari kalau mulut kami terbuka lebar dan terdiam melihat Enkreya yang menutupi seluruh pemandangan lautan didepan mata kami. Ketika Enkreya melihat sosok yang telah membangunkannya, ia segera menundukkan kepalanya pada Derdayen. Lalu Derdayen menaikki punggungnya yang besar lalu berteriak kepada kami "hey kalian! Ini hanya setengahnya dari Leviathan. Hmm mungkin tidak sampai setengahnya karena Leviathan itu besar sekali dibadingkan Enkreya-ku. Ayo kalian naiklah dan berpeganganlah karena ia sangat cepat." Sahutnya dari atas punggung Enkreya. Dengan perasaan kagum dan gemetar, kami sekaligus eelnaina naik keatas punggung Enkreya. Kulitnya Sangat halus tetapi tidak licin dan juga tidak kasar, aku tak pernah mengira akan menunggangi binatang laut sebesar ini.

Dengan gugup, aku berpegangan pada tubuhnya yang halus itu. Begitu pula yang lain, mereka terlihat sangat gugup untuk memegang tubuhnya. Setelah semua sudah berpegangan, Derdayen segera memerintah peliharaannya untuk berlari dengan secepat-cepatnya ke gua tempat tinggal Leviathan. Dengan segera Enkreya bergerak maju dengan cepat dan membuat tubuh kami tertarik kebelakang, jantungku berdebar-debar seakan makhluk ini sedang mengamuk dan ingin membunuhku.

Dia berlari seperti angin, aku bahkan tidak bisa membuka mataku karena dia bergerak bak kilat. Yang aku lakukan sekarang hanya memeluk tubuhnya dan memejamkan mata selama perjalanan. Sedangkan para lelaki berteriak kegirangan dengan penuh semangat, mereka memang tak kenal rasa takut.

Saat dalam perjalanan aku ingat kalau aku pernah membaca buku tentang enkreya sekali. Dalam buku itu tidak dijelaskan secara spesifik, bahkan aku tidak tahu kalau dia bisa bergerak secepat ini. Buku itu hanya menjelaskan ciri-ciri dan cara hidupnya saja.

~~

Langit sudah mulai gelap dan air juga semakin dingin, ya walaupun aku bergerak didalam air tapi masih dapat melihat cahaya diatas laut. Suasana laut semakin mengerikan dan penuh amarah. Mungkin karena kami sudah mendekati gua tersebut suasana laut menjadi menakutkan. Banyak ikan besar yang bertaring melintas didepan kami, tetapi mereka termasuk jenis yang tidak menyerang putri duyung dan sejenisnya.

Mercury [COMPLETED]Where stories live. Discover now