Chapter 7 - Matahari Terbit

10.9K 1.1K 20
                                    

Ternyata hanya bayangan batu yang menyerupai seorang wanita. Ini cukup membuang waktu. Raut wajah Pangeran Naliu tampak kecewa melihat banyangan batu tersebut. Apa pria selalu seperti itu setiap kali melihat wanita? Tapi bayangan batu itu benar-benar menyerupai seorang wanita yang sedang duduk dibatu sambil menatap langit malam. Tapi itu tidak penting, hanya membuang-buang waktu saja. Kami harus melanjutkan perjalanan.

"Aku bilang juga apa... ini hanya menunda perjalanan kita. Kalau seandainya itu benar-benar wanita, lalu kita mengobrol dengannya, itu lebih membuang waktu. Ayo kita lanjutkan perjalanan." Sahutku dengan nada sedikit membentaknya.

"Baiklah, aku minta maaf... tapi yang tadi itu tampak sangat jelas lhoo! Hmm ayo kita berangkat." Jawabnya.

Kami melanjutkan perjalanan menuju arah utara. Kami terus mengayunkan ekor kami yang saat ini mulai lelah. Tapi ada satu hal yang dapat kita kendarai dan belum dipakai, yaitu sayap eelnaina kami. Kurasa perjalanan menuju negeri utara bisa memakan waktu hingga sebulan jika kita lakukan dengan kecepatan putri duyung yang sama tanpa istirahat. Dengan eelnaina, kami dapat membantu untuk mempersingkat waktu perjalanan. Setidaknya dapat mempercepat waktu 2-3 hari jika eelnaina kami dapat menunggangi kami dengan semangat. Itupun harus disertai istirahat masuk dalam air dikarenakan tubuh putri duyung tidak bisa bernafas saat kulit kami kering.

Kami terbang bersama eelnaina kami hingga fajar tiba. Listy menurunkanku di sebuah pulau kecil, begitu juga Gullveig. Para eelnaina letih, ini dibuktikan dengan lenganku yang terasa pegal jadi kami memustuskan untuk istirahat sambil melihat matahari terbit. Kami duduk dengan menelonjorkan ekor diatas pasir putih dengan air yang terus menebas ekorku. Ini adalah kali pertamaku duduk diatas pasir dan rasanya geli sekali, saat ombak menguyur ekorku lalu surut, rasanya diriku seperti hanyut terbawa ombak. Ketika aku menengok pangeran, kurasa ia juga merasakan hal yang sama. Dia terus gemetaran saat ombak menyeretnya ke laut.

Inilah saat yang ditunggu-tunggu yaitu matahari terbit. Matahari mulai memanjat langit oranye yang indah. Ini pemandangan yang selalu membuatku merasa puas. Dan kini aku melihatnya bersama seorang teman baruku. Walaupun begitu, aku sangat bersyukur kalau akhirnya aku bisa mendapatkan teman yang baik walaupun hanya seorang. Buat apa kita berteman dengan banyak orang jika mereka datang untuk meninggalkan kita kelak? Tapi kuharap dia tidak seperti itu.

"Woowww! Apakah ini yang disebut matahari terbit? Mengapa sangat indah?" Sahut Naliu sambil melongo melihat kearah matahari terbit yang sudah hampir setengah dilangit.

"Betul, Pangeran. Ini yang manusia biasa memanggilnya matahari terbit. Kalau dalam kota kita, Seashania, memang tidak terlihat jelas, hanya cahaya kecil yang samar-samar dari atas. Hal itu terjadi karena kedalaman kota kita sangat amat jauh dari permukaan daratan." Jawabku menjelaskan.

"Apakah aku bermimpi? Jika iya, kuharap kamu tidak memanggilku sebutan pangeran, panggil saja namaku itu tak apa. Kita sudah berteman, bukan?"

"Tentu saja, Pangeran... eh.. maksudku Naliu. Kamu tidak bermimpi ini kenyataan."

"Wow! Semakin lama semakin silau.. mataku tak sanggup melihatnya. Dan hawa yang hangat ini sungguh menyenangkan, kehangatan ini tak ada duanya. Enak sekali manusia dapat menikmati momen ini setiap hari. Jika aku jadi mereka aku akan membuat pesta matahari terbit setiap fajar. Mungkin akan lebih meriah dan mewah dari pesta di Seashania." Sahut Naliu.

"Jangan terlalu lama melihatnya pangeran. Sinar matahari dapat merusak mata dan mengandung sinar ultraviolet yang dapat menghitamkan pigmen kulit kita. Tapi kalau di pagi hari, sinar matahari membawa banyak sekali manfaat untuk tubuh kita yaitu vitamin D yang bermanfaat untuk kesehatan tulang kita! Itu berasal dari buku yang pernah kubaca tentang manusia dan alam. Jadi kita cukup menikmatinya saja tanpa terlalu lama memandanginya secara terus menerus." Kataku padanya yang membuat wajahnya tampak melongo.

Mercury [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin