Epilog

12.2K 925 87
                                    

Angin malam berhembus kencang malam ini. Tak seperti biasanya, bintang dilangit bersinar lebih terang dari malam-malam sebelumnya. Sinar rembulan memancarkan cahayanya dilautan. Sudah lebih dari satu tahun aku tidak bersandar pada nightcold stone yang kian hari semakin dingin seperti angin pada malam ini. Listy yang tertidur pulas dipangkuanku, membuat aku sangat merindukan momen berhargaku yang hanya berdua bersama Listy. Aku melihat sekitarku adalah ombak laut yang tenang, Adrelean pasti tahu kalau aku ingin menikmati malamku disini.

Satu hal yang mengganjal pada malam ini adalah Naliu. Ia selalu mengikutiku dan Listy untuk menikmati indahnya malam hari, sudah tiga hari Naliu dan Gullveig mengikuti kami. Mungkin pada awalnya memang aneh dan mengganggu, tetapi lama kelamaan aku akan terbiasa dengan keberadaannya disetiap malam aku memandangi langit.

"Langitnya sungguh indah, bukan?" Tanya Naliu kepadaku.

"Ya, tentu. Aku sangat menikmatinya." Jawabku.

Entah mengapa aku tidak canggung lagi untuk berbicara dengannya, tidak seperti waktu pertama kali kami datang berdua kesini, aku selalu menganggapnya sebagai pangeran yang sombong dan tidak tahu diri. Tapi kini keadaan sudah berubah, aku telah mengenalnya dengan baik. Ia memang terlihat sombong dan cerewet saat pertama kali bertemu tetapi sebetulnya ia adalah orang yang sangat penyayang juga perhatian dan rela berkorban, padahal aku baru mengenalnya pada saat itu karena kecelakaan kecil.

"Kamu ingat saat pertama kali kita bertemu? Itu adalah hal yang sangat lucu jika mengingatnya kembali. Hahaha" ucapku sambil tertawa.

"Hahaha, aku mengingatnya dengan jelas. Dulu aku orang yang sangat pemarah dan sensitif. Maafkan aku jika dulu aku begitu." Jawabnya sambil tertawa kecil. Suasana hening kembali, kami memandangi langit yang sama di batu yang sama.

"Apa kamu ingin tahu apa permohonanku ketika ada bintang jatuh waktu itu?" Tanyanya kembali memecahkan keheningan.

"Ya! Katakan padaku." Jawabku.

"Aku hanya ingin kita bisa berhubungan baik. Itu saja, konyol bukan?" Ujarnya sambil tertawa.

"Tidak, itu tidak konyol menurutku. Permohonanku saat itu adalah agar penduduk Seashania dapat menerimaku dengan baik lalu itu terwujud sekarang. Entah sihir apa yang ada pada bintang jatuh." Jawabku.

"Ah! Kamu ingat tidak, waktu itu ada penyihir yang mengirimkanmu sebuah surat?"

"Iya! Aku ingat! Hmm tapi aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hal itu. Bagaimana kamu tahu?"

"Mungkin karena akulah orang yang mengirimnya. Hehehe."

Aku terkejut mendengar bahwa ia adalah pengirim surat itu. Kukira aku benar-benar diteror oleh penyihir jahat. Tetapi tetap saja hal itu membuatku terkejut.

"Hmm.. sebenarnya, aku menyukaimu sejak kali pertama kita bertemu, bukan pada saat kecelakaan kecil waktu itu melainkan saat aku masih berumur 12 tahun, saat itu keluar dari istana untuk berjalan-jalan lalu aku melihat wanita secantik dirimu dan Listy membaca buku di depan jendela rumahmu, saat itu jantungku berdebar-debar, ingin sekali aku menyapamu tetapi entah mengapa tidak ada perkataan yang keluar dimulutku. Maaf bila aku bukan orang yang romantis hahaha! Kini aku hanya ingin menikah denganmu, apakah kamu mau melakukan hal itu? Bisa dibilang aku melamarmu sekarang. Kurasa ini tidak terburu-buru karena kami sudah melewatkan banyak hal bersama lebih dari satu tahun." Tanyanya dengan santai tanpa beban yang membuat jantungku terasa berhenti sejenak. Aku tidak menyangka ia akan mengatakan hal itu, aku benar-benar tidak tahu bahwa perasaannya padaku adalah nyata. Kukira ia hanya sekedar bercanda sebelumnya. Mana mungkin ia akan menyukai seorang kutu buku anti sosial sepertiku, selagi masih banyak perempuan yang cantik yang mengelilinginya.

Mercury [COMPLETED]Where stories live. Discover now