Chapter 8 - Suku Selgizia

10.1K 1.2K 27
                                    

Tapi... aku ingin berpetualang juga, boleh, kan? Tanya lim menatap kearahku serta menampakkan mata besarnya membuat aku hampir luluh.

"Aahh... hmmm.. bagaimana ya? Kamu kan masih kecil, umurmu sekitar 7 tahun kan? sedangkan ini perjalanan hanya untuk orang dewasa, jadi ada baiknya kamu tidak perlu ikut." Jelasku pada Lim.

"Aku?! Masih kecil? 7 tahun?!?!?! Beraninya kakak bicara seperti itu... umurku sudah 98 tahun dan 2 tahun lagi aku akan melakukan upacara esrila atau upaca..."

"Upacara dari tahap remaja ke dewasa. Aku sudah baca buku tentang selkie, bodohnya aku... bagaimana aku lupa soal itu." Aku memotong ocehan Lim.

"Nah, itu kakak tahu.. berarti bagi kaum selkie aku ini sudah remaja sama seperti kalian. Meskipun aku terlihat seperti bocah umur 7 tahun aku ini sudah tua bagi kaum manusia dan putri duyung. Jadi, bolehkah aku ikut dengan kaliaann? Kumohooonn.." pupil mata Lim seketika membesar seakan meminta mohon kepadaku dan Naliu. Aku rasa aku bisa menahan keimutan itu.

"Okay! Okay! Kamu boleh ikut. Tapi kamu harus minta izin dulu dengan orang tuamu untuk melakukan hal ini. Tapi aku tidak bisa menjamin untuk kembali dalam waktu 2 tahun untuk melakukan upacara kaummu itu. Jadi pikir dulu dengan matang-matang." Ucap Naliu yang sepertinya tidak tahan dengan rayuan selkie kecil itu. Lalu dia berbisik kepadaku dan mengatakan "maaf, mer. Aku tak bisa menahannya. Itu hal terimut yang pernah kulihat." Bisiknya padaku membuat aku ingin marah dan tertawa.

"Siap! Ikutlah denganku. Kita akan menuju rumahku!" Ujar Lim dengan semangat.

Kami berlima terjun kedalam air yang terasa sangat dingin dikarenakan adaptasi dari cahaya matahari yang hangat dengan air laut yang dingin. Kami dengan seksama menyaksikan perubahan tubuh Lim menjadi anjing laut putih bersih yang nampak sangat imut. Lim memimpin kami didepan menuju bawah laut yang aku tidak tahu seberapa dalamnya sarang selkie itu.

Dari kejauhan, aku melihat gerbang yang sangat besar dan terlihat indah, semakin dekat gerbang itu semakin indah, polanya sangat rumit dan berwarna warni dengan dua ekor anjing laut penjaga berwarna hitam.

Ketika kami telah sampai di gerbang, kedua penjaga itu mencegat aku dan Naliu tetapi tidak mencegat Lim. Sepertinya mereka terkejut melihat dua orang asing akan masuk kerajaannya yang lebih parahnya lagi kami berbeda wujud, bagiku itu adalah hal yang wajar. Lim berbicara kepada mereka dengan bahasa anjing laut yang tidak aku mengerti. Raut wajah Lim seakan memberi mereka ocehan bukan memberi rayuan untuk meminta izin kami masuk dan sepertinya para penjaga itu justru merasa takut dengan Lim.

Tak lama kemudian mereka membukakan gerbang untuk kami dan kami masuk dengan ragu. Ini kali pertamaku masuk kedalam kerajaan orang lain dan bertemu kaum yang berbeda denganku, kurasa perjalanan ini akan memberiku banyak pengalaman dan menambah pengetahuanku.

Saat kami menyusuri rumah selkie itu diantara kami adalah dinding-dinding batu yang terdapat banyak ukiran, terlihat seperti cerita dalam setiap ukirannya. Aku ingin bertanya pada Lim tetapi aku mengingat waktu, kami harus secepatnya meninggalkan tempat ini sebelum matahari diatas kepalaku.

Lim berenang ke arah atas dan yang benar saja ada sebuah goa yang sangat megah dan tidak terdapat air disana. Goa itu sangat indah terdapat air terjun berwarna-warni diujung kanan goa itu serta ukiran disetiap dinding batu dan aku melihat beberapa kaum selkie yang sedang berwujud manusia sedang berjalan dan berkumpul disana sini. Ketika kami datang, semua warga selkie mengalihkan pandangannya kepadaku dan Naliu. Mereka memberi pandangan terkejut dan takut melihatku, aku menjadi pusat perhatian pada saat itu. Mungkin ini kali pertama mereka melihat kaum putri duyung dengan eelnaina yang selama ini mereka hanya dengar dari mulut ke mulut.

Lim dengan tenangnya naik dan duduk diatas batu serta mengusap badannya dengan handuk lalu berubah menjadi manusia. Seakan dia lupa kalau aku dan Naliu tidak memiliki kaki sepertinya. Dia berjalan dengan tenangnya tanpa menghiraukan aku dan Naliu.

"Hey! Ingat! Ekoorrr... kami tak bisa berubah sepertimu." Ujar Naliu menyindirnya.

"Ah iya aku lupa! Maaf, tunggu saja disini aku akan kerumahku dan meminta izin kepada orang tuaku. Tunggu ya. Dan semuanya kembali ke pekerjaan kalian masing-masing! Jangan hiraukan teman-temanku, mereka ini orang baik meskipun dari kaum Putri duyung, mereka tak akan menyakiti kalian." Ucap Lim padaku dan Naliu lalu beralih keseluruh isi kerajaan yang sedang memandangi kami. Semua warga menuruti perkataan Lim. Tak kusangka mereka akan patuh kepada anak kecil seperti Lim. Ada yang tidak beres disini, dari tadi didepan gerbang sepertinya semua penduduk disini takut dengan Lim si bocah kecil yang imut apa dia yang berkuasa disini? Ah tidak mungkin.

Aku melihat Lim keluar dari rumahnya disusul dengan kedua orang tuanya. Ia hanya keluar dengan tas selempang yang sangat kecil. Aku heran mengapa ia membawa tas sekecil itu, padahal ia jelas sudah tahu kalau kami akan bepergian jauh. Orang tua Lim tampak seperti orang yang berkecukupan, pakaian mereka terlihat mewah dan mahal.

"Wahai! Wargaku yang ku banggakan. Anakku akan bepergian jauh ke negeri utara. Aku hanya meminta do'a kalian untuk putriku satu-satunya, Aqrualimne agar ia selamat sampai tujuan dan kembali dengan selamat." Ujar ayah Lim pada semua warga lalu mereka menundukkan kepala mereka menunjukkan kalau mereka sedang berdo'a. Hal ini yang membuatku semakin curiga akan sesuatu.

Setelah mereka menegadahkan kepala mereka, Lim memasukkan badannya kedalam air lalu berubah menjadi anjing laut. Lalu ia melambaikan tangannya kepada seluruh rakyat kerajaannya.

"Jagalah anakku kalian kaum putri duyung dan naga-naga berwarna warni!" Teriak ayah Lim kepadaku dan Naliu serta untuk naga yang dimaksud ialah eelnaina kami. Kami berdua dengan sigap menganggukkan kepala kami.

Kami memasuki air laut yang dingin. Tanpa sengaja aku bertanya pada Lim tentang apa yang kucurigakan daritadi. "Lim, jadi... orang tuamu adalah raja di kerajaanmu?" Tanyaku pada Lim. Lalu ia menganggukkan kepalanya. Ternyata benar dugaanku, ia anak dari penguasa kerajaan selkie. Kemudian Lim mengeluarkan secarik kertas dan pensil dari tasnya lalu menuliskan sesuatu. Kertas itu berisi: "Lebih tepatnya ketua suku dari suku Selgizia. Maaf aku tidak bisa berbahasa manusia selagi aku berwujud anjing laut, tak ada kaum selkie yang dapat melakukan itu." Itu yang ditulis oleh Lim dalam secarik kertas itu.

"Wah! Tampaknya kita akan kehabisan makanan kalau menambah satu orang begini." Ucap Naliu menyindir Lim. Kemudian Lim mulai menulis lagi dalam kertasnya:

"Tenang saja, pangeran manja. Meskipun tasku kecil tapi aku membawa peralatan serta makanan yang cukup untuk perjalanan kita kedepan. Kamu akan terkejut menengok isi tasku saat ini." Yang tertulis dalan kertas Lim.

"Kamu ini penuh dengan kejutan ya.." jawab Naliu.

Notes:
hai! Maaf dari bulan kemarin ga update gara-gara hp eror dan sekarang baru bisa di service. Mau minta pendapat dong! Gimana pendapat kalian tentang cerita 'Mercury' sejauh ini? Apa seru? Bikin penasaran? Kasih tau yak hehe^^

Mercury [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang