M 1 #revisi

255K 11.3K 74
                                    

Hari berlalu dengan cepat, tidak pernah terpikirkan lagi ataupun terbayang kejadian itu.

Sebuah musibah yang mampu mengubah hidupnya di masa depan.

Kekalutan pikiran membuatnya memutuskan tidak akan melanjutkan skirpsinya, mungkin sampai tahun depan.

Malam kelam itu, Alda tertawa pelan.
Mengingat dirinya menjadi korban pemerkosaan oleh orang tidak di kenal dan sialnya di tinggalkan begitu saja, tidak ada apapun yang membuatnya tersenyum hanya tangis yang ada itupun berlangsung satu jam.

Sebulan berlalu, Alda kini hidup seperti bisa, seperti tidak terjadi apa-apa. Masalah selaput daranya robek, ia hanya cuek saja, tidak ada hal yang harus di tangisi. Teman-temannya sudah banyak yang tidak gadis lagi.

Tidak ada kata bunuh diri, setelah menjadi korban pemerkosaan, menurutnya ini adalah proses pedewasaannya.

Ikhas, ia ikhas. Hanya satu kata itu membuatnya tertawa miris. Tak ada gunanya memikirkan itu lagi.

"Alda!" Kepalanya menoleh ke arah belakang. Teman sejawatnya. Rain, gadis muda yang berasal dari keluarga sederhana.

"Ada apa Rain?" Tanya Alda.

"Kamu di panggil bos." Alda menganggukan kepalanya, menaruh tongkat pel itu.

"Biar aku yang melanjutkannya," seru Rain, Alda tersenyum kecil.

"Terima kasih, aku pergi dulu." Alda melangkah kakinya menuju lantai dua kafe tempatnya bekerja.

Menjadi karyawan paruh waktu, hanya untuk menganyambung hidupnya. Masa kecilnya yang di habiskan di panti asuhan. Tidak ada orang tua ataupun sanak keluarga yang di kenalnya hanya ibu panti yang menjadi keluarnya saat ini.

Andai ia tidak mendapat beasiswa ini, tidak mungkin dia bisa melanjutkan pendidikanya. Tapi sekarang, aah sudalah semuanya sudah berlalu.

"Anda memanggilku Miss?" Bibir Elma melengkung ke bawah.

"Sudah kubilang Al, jangan memanggilku miss! Kita ini teman. Kau ingat?" Alda meringis pelan.

"Tapi miss, saya tidak enak dengan yang lain." Elma mengelah napas panjang, lalu tersenyum.

"Baiklah, kau mau di pecat?" Kepala Alda menggeleng cepat.

"Tidak, Elma. Aku masih butuh pekerjaan ini," ucap Alda memohon.

"Aku tidak akan memecatmu, aku hanya bercanda." Alda hanya tersenyum kiku.

"Dan kenapa kau hanya berdiri di sana? Jangan lupakan fungsi sofa itu." Elma berdiri dari tempat duduknya.

"Alda, kenapa kau tunda Skripsi?" Tanya Elma setelah mereka berdua duduk di sofa.

"I-tu karena kesehatanku." Elma menaikan sebelah alisnya.

"Kau itu cuma sakit gigi, dan apa hubungannya dengan skripsi mu itu?" Alda menghela napas lelah.

"Apa terjadi sesuatu? Dan aku tidak tahu?" Sergah Elma lagi.

"Tidak, hanya saja aku tidak yakin mengerjakan skripsi ku tahun ini. Jadi aku mengambil cuti satu tahun, dari pada aku harus mengulang lagi. Aku pasti malu," seru Alda. Elma hanya mengibaskan tangannya.

"Terserah kau saja, awas saja kau menyembunyikan sesuatu." Alda mengoyang-goyang kedua tangannya.

'Maaf El, kali ini aku belum bisa cerita,' suara batinnya.

"Ya, kembalilah bekerja. Apa sakit gigimu kambuh lagi?" Tanya Elma.

"Kadang-kadang. Saat makan coklat pasti sakit lagi." Suara Alda membuat Elma bergidik ngeri.

Sakit gigi? Tidak! lebih baik sehat. Katanya lebih sakit gigi dari pada sakit hati. Bagi Elma tidak keduanya. Sakit hati adalah sakit tidak ada obatnya. Jaman sekarang, anak muda menyebut sakit hati karena putus cinta tidak ada apa-apanya. Itu sih bukan cinta tapi rasa sesaat. Mereka belum merasakan sakit hati karena sebuah penghiatan. Dan saat itulah mereka menjilat lidah.

"Jangan makan coklat lagi Al dan sekarang kau boleh pergi." Alda berjalan keluar. Dasar Elma, dia sesuka hati memanggilnya. Untung saja dia boss sekaligus sahabatnya.

Tak ada yang salah darinya, tapi sedari tadi mata karyawan itu memandangnya sinis. Alda tak ambil pusing, toh mereka juga yang akan lelah membicarakanny.

"Alda!" Kris berteriak. Pria itu adalah bos yang asli. Dan Elma adalah wakil bos. Mereka sepasang kekasih.

"Ada apa Sir?" Kris tertawa. Pria itu merangkul bahu Alda. Ini dia penyebab mata pegawai yang lain menatapnya iri. Sebagian dari mereka mengatakan Alda itu selingkuhan Kris, tapi yang lain hanya biasanya, dan itu hanya Rain.

"Kita makan siang bersama," ucapnya tak bisa di bantah. Alda di bawa lagi masuk ke dalam ruangan yang tadi ia pijaki.

"Sweetheart, aku datang." Kris melepas rangkulan di bahu Alda.

Pria itu memeluk kekasihnya, lalu memberikan kecupan di bibir wanitanya.

"Jangan berbuat mesum Kris, kau tau Alda masih perawan." Alda tersenyum kiku.

Dalam batinnya ia bergejolak 'perawan apa? Itu sudah aku tanggalkan!'

"Jadi untuk apa kamu datang kemari Kris? Datang melihat selingkuhan mu?" Alda terbatuk-batuk. Astaga Elma ternyata sama.

"Tentu, Alda adalah selingkuhanku, hahaha." Kepala Alda menggeleng dua kali, pasangan tergila yang pernah di lihatnya.

"Maaf Al, kami memang seperti ini," seru Elma.

"Ya kalian itu cocok sekali, pasangan gila." Lalu suara tawa Elma dan Kris mengisi sudut ruang kerja Elma.

...

"Alda kau pulang sendiri?" Rain bertanya setelah dirinya mengkunci pintu lokernya.

"Apa kau lupa Rain? Aku harus bekerja lagi." Rain mengusak rambutnya.

"Aku lupa." Cengirnya.  Alda tertawa.

"Kay tidak menjemputmu?" Kay adalah pacar Rain.

"Tidak, ia sedang ada pekerjaan di Tokyo." Alda menganggukan kepalanya.

"Aku pergi dulu, ini sudah jam setengah tujuh, nanti aku terlambat lagi." Rain tertawa.

"Kau tidak akan di pecat. Kan kau selingkuhan boss." Alda menghentakan kakinya. Tangannya mengepal.

"Kau itu sama dengan yang lain, aku pergi." Alda berlalu pergi. Rain suka mengerjai Alda.

Alda melangkah kakinya, keluar dari kafe K&E. 'Ternyata Rain sama, seperti mereka!' Gumamnya tidak terima.

'Dasar Kris setan!' Teriak batinnya, ini gila. Pria dengan santainya mengakui Alda sebagai selingkuhan. Alda tahu Kris hanya bercanda, tapi ini sudah kelewat. Awas saja besok.

Alda tersenyum, mengambil sepedanya. Setelah malam naas itu, paginya Alda mencari sepedanya utungnya belum di ambil truk sampah.

Ini sepada berharga baginya, memang sudah tertinggal jauh dari zaman, tapi masih bisa ia gunakan. Mengayuh menuju Restauran Jepang, dan pemiliknya adalah orang yang sama Kris dan Elma. Sepang kekasih yang gila.

TBC....

Revisi  akhirnya keluar juga!
Part satu Aku rombak total.
Enggak ada yang sama dari sebelumnya.

Setelah Revisi selesai langsung Extra part meluncur.

Tolong komen, part ini ya!

Mana yang lebih nyambung, part baru ini atau yang lama?

Salam P_K😘😘



M (Aku, Kamu, Maple.)Where stories live. Discover now