M (Erin) #revisi

173K 7.6K 51
                                    

HAI INI PART TIDAK ADA DI LLAD dan makasi udah mau baca

flassback on

Matahari bersinar dengan teriknya, tidak menghalangi semangat gadis remaja enam belas tahun menjual es krim. Dia remaja yang baru tiga bulan tinggal di London, dia yang dulu tinggal di panti asuhan di pinggiran kota Liverpoll.

Gadis belia yang menuntut ilmu di salah satu university terkenal di London, ia hanya mahasiswa beasiswa, dan  harus bekerja untuk menghidupi dirinya di kota besar ini.

Alda Roseline namanya gadis cantik seperti namanya, ia tidak pernah menyalahkan takdirnya, semua pasti bahagia di akhirnya, ia percaya akan itu.

Tidak mudah memang mencari pekerjaan, semua pekerjaan dia lakoni, dari mengantar susu sampai menjadi buruh cuci piring di salah satu restoran.

Tapi ini musim panas, dan dia sekarang berjualan es krim, gadis itu hanya menjaga outlet milik salah satu temannya, memang upahnya tidak banyak, tapi cukup untuk biaya makan dua minggu.

"Satu es krim vanilla dan selamat menikmati." Alda menyerahkan satu mangkuk besar es krim, kepada seorang remaja laki-laki yang ia perkirakan lebih muda dua tahun darinya.

" Hhhhnnn," sahutnya dingin.

Alda tersenyum, dia sudah biasa mendapat perlakuan seperti itu, deengan cepat dia kembali menjalankan aktivitasnya.

...

Senandung kecil mengiri  Alda, saat membersihkan mangkuk-mangkuk bekas es krim itu.

Matanya menatap jalan raya dan tangannya membawa sekantung sampah, toko saat ini sepi, hanya ada dua pelanggan. Alda memilih membuang sampah yang sudah menumpuk bagai bukit.

Sudut mata Alda menangkap seorang gadis kecil yang sedang mendengarkan sesuatu menggunakan headseat, yang hendak menyebrang di jalan yang cukup lengang.

Perhatian Alda teralih saat melihat sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan.

Spontan Alda berlarian ke arah gadis kecil itu.

" Braaakkkkkkk." Alda dan gadis itu terpental ke tepi jalan.

Beruntung bagi Alda, ia lebih cepat dari mobil itu, memang selain pintar di akademik, ia juga atlet lari.

Alda memandang gadis kecil yang ada di dalam dekapannya, ia melihat gadis kecil itu menangis dan tubuhnya gemetaran, mungkin gadis kecil itu masih syok dengan apa yang dia alami tadi.

Orang-orang mulai menghampiri Alda, setelah mendengar bunyi yang cukup keras itu.

Ada yang membantunya duduk, ada yang memberikan minum dan ada juga yang ingin menghubungi rumah sakit, tapi itu di tolak Alda.

Dia mengatakan ia baik-baik saja, Alda masih memeluk gadis kecil itu.

Tiba-tiba suara seseorang membuat gadis kecil itu mendongak melihat ke sumber suara.

"Erin...! Ohhh Tuhan. Maafkan kakak ya, ini semua salah kak Axel, maaf." remaja laki-laki memeluk adiknya, ia sangat takut ia melihat semuanya tadi, ini salahnya meninggalkan adik kecilnya.

Alda teringat dengan wajah remaja laki-laki, dia remaja dingin yang membeli es krim vanilla tadi.

Remaja laki-laki itu, memandang Alda lalu membawa gadis kecil itu ke dalam dekapannya, ia terus meminta maaf. Terbesit rasa iri dalam hati Alda, dulu waktu di panti tidak ada yang memberikan perhatian seperti itu dan ia hanya dekat dengan ibu panti dan Mikha, Mikha adalah anak pemilik yayasan panti asuhan itu.

"Terima kasih, kau telah membantu jika tidak, aku tidak..."

"Semua sudah berlalu dan jangan pernah mengingat hal itu lagi, aku bersyukur bisa membantu adikmu," kata Alda memotong omongan remaja laki-laki itu.

"Perkenalkan, namaku Axel Andera Pranada," ujar Axel sambil mengulurkan tangannya.

Alda tersenyum, ia menjabat tangan Axel. "Panggil saja aku Alda," kata Alda.

"Ohh dan perkenalkan dia, Adiku. Erin." Axel memperkenalkan adiknya yang masih menyebunyikan wajahnya di lekukan leher sang kakak.

Hening, hal itu sekarang. Alda duduk di samping Axel yang masih memangku adiknya, walau sudah berumur 10 tahun, Erin masih terlihat kecil.

"Kak Alda." Alda tersenyum melihat Erin yang memanggilnya.

"Ada apa sayang?" tanya Alda tersenyum lembut.

"Terima kasih," ujarnya lembut matanya memandang Alda.

"Sama-sama sayang. Jadi jangan ulangi hal itu lagi ya?" Erin menganggukan kepalanya dan kembali menyembunyikan wajahnya di lekukan leher sang kakak.

"Alda, cepat kemari!" teriak teman Alda yang juga pelayan toko es krim itu.

"Aku segera kesana!" teriak balas Alda.

"Maaf Axel, aku harus pergi dulu. Selamat tinggal Erin, semoga kita bertemu lagi," ucap Alda.

Alda sudah hilang dari pandangan Axel, remaja laki-laki itu terus menggendong adiknya sampai ke mobil mereka.

"Kak Axel," panggil Erin.
"Apa?"
"Erin mau kak Alda, jadi kakak Erin apa bisa?"
"Tentu bisa, asal Erin ketemu lagi dengan kak Alda." mendengar jawaban sang kakak, spontan Erin mencium sang kakak.

Axel ikut bahagia, ia mengacak rambut cokelat adiknya.

Flassback off

HAI INI PART TIDAK ADA DI LLAD dan makasi udah mau baca

M (Aku, Kamu, Maple.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang