41

127K 6.6K 157
                                    


Sorry for typo

Terima kasih atas doa kalian semua, akhirnya Ujian Nasional di lalu tanpa adanya gangguan, terima kasih juga atas dukungan pembaca Maple, aku sayang kalian.

Salam sangat dari kembar nakal Leon and Ceon. Maple🍁🍁🍁

P.S : Maaf enggak bisa balas komen di part sebelumnya

Happy reading!!

Malam yang indah, bintang bertaburan di langit gelap, Alda terdiam, lagi air matanya keluar . Entah kenapa akhir-akhir ini dia menjadi sangat melankolis, ia sudah merelakan Elvin menikah dengan Kana, tapi ada hal yang mengganjal pada dirinya.

Alda mengalihkan pandangannya, ia mengusap air mata yang membasahi pipinya, ia tahu Rose yang masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa Mama? Kenapa mama belum tidur?" Rose tersenyum mendengar runtutan pertanyaan Alda.

"Dan kamu kenapa belum tidur?" Alda mendesah pelan, Rose tahu segalanya, dan dapat merasakan apa yang Alda rasakan.

"Aku hanya ingin melihat bintang," ujarnya, Rose menghampri Alda yang sedang duduk di samping jendela yang terbuka.

"Mama tahu apa yang kamu rasakan, jangan di pendam sendiri. Tolong ceritakan pada mama." Air mata Alda kembali menetes, mereka tidak terikat ikatan darah, tapi Rose sudah seperti ibunya sendiri.

"Mama---" air mata Alda mengalir deras, Rose memeluk erat, anak asuhnya.

"Menangislah, saat kamu merasa tenang, barulah ceritakan pada mama." Alda menganggukan kepalanya, ia menjadikan bahu Rose tempat untuk menumpahkan air matanya.

"Mama Alda lelah," ucap Alda setelah tangisnya reda, Rose mengusap kepalanya.

"Kamu lelah sebelum berperang Alda," seru Rose, Alda hanya bisa diam. Ia menyerah sebelum perang di mulai. Dan Mikha pasti sudah memceritakan semuanya.

"Tapi ma, Alda ha-hanya---"

"Hanya apa?" Alda menundukan kepalanya. Tanganya meremas roknya.

"Kamu bukan Alda, Alda dia wanita kuat dan bukannya pengecut seperti mu." Mendengar perkataan Rose membuatnya menangis lagi.

"Ada apa dengan Alda? Kenapa ia sangat mudah menangis? Dia bukanlah wanita cengeng." Batin Rose, ia dapat merasakan sikap Alda berubah, lama bersama Alda wanita setengah baya itu tahu, bagaimana sifat dan prilaku anak asuhnya ini.

Rose menghembuskan napas panjang, "Alda dengarkan mama."

"Kamu hanya perlu mempercayai Elvin, dan semuanya akan baik-baik saja."
"Tapi Alda lelah, ma."

"Kamu tapi, tapi saja! Kamu harus percaya dengan Elvin. Apa kamu mau Kana menjadi istri Elvin? Ibu tiri bagi Maple?" Alda mengelengkan kepalanya kuat.

"Tidak, ma. Alda mencintai Elvin, sangat." Rose tersenyum, wanita menyentuh bahu Alda dengan kedua tangannya.

"Itu baru Anak mama." Lalu ia memeluk Alda, dan Alda juga membalas pelukanya.

"Sekarang kamu tidur, mama tahu kamu sangat lelah, tapi jangan berhenti berjuang."

"Terima kasih ma," kata Alda yang di balas seulas senyum damai oleh Rose.

Setelah dari kamar Alda, Rose menuju ruang tamu, ia melihat Mikha yang sedang menonton TV.

"Mikha, apa tante boleh tanya?" Mikha mengerutkan dahinya

"Tanya apa Tante?"
"Ini tentang Alda."

"Alda kenapa lagi dia?"
"Tidak ada apa-apa, tapi tante merasa dia lebih sensitif," kata Rose.

"Aku juga merasakannya tante, dia sedikit berubah, ia sering menangis dan bentuk tubuhnya berubah, dia sedikit---"

M (Aku, Kamu, Maple.)Onde histórias criam vida. Descubra agora