Blonde

12.3K 613 5
                                    

Seline Smith     : Sarah Synder
         Zea            :  Matt Lanter
Edward           : Renan Grassi
Jade                 : Gregg Sulkin
Daren            : Camerondallas
Author Pov
"Wah, dicat blonde? Semakin cantik." ucap Daren menggoda Seline.
"Jangan menggoda Seline. Kau digaji bukan untuk menggoda waiter disini." ucap Zea sambil meletakkan beberapa nampan berisi pesanan diatas meja pesanan.
"Kau cemburu saja." ucap Daren kali ini dengan nada mengejeknya.
"Aku tidak peduli." ucap Zea kemudian menghilang di balik tirai dapur.

"Ada apa dengannya. Biasanya jarang sekali keluar." ucap July sambil mengangkat nampan miliknya.
"Oh ya? Dia nampaknya tidak sefriendly Daren?" ucap Seline sedikit menilai.
"Tentu saja dia tidak..."
"Daren! Kemari!" teriak Zea ketika Daren belum sempat menyelesaikan perkataannya.
"Pergi sebelum dia memotong gajimu." ucap July dan dengan berat hati Daren memasuki dapur.

"Chef memiliki hak untuk memotong gaji?" tanya Seline sedikit mengerutkan dahinya.
"Zea? Dia chef sekaligus owner utama restoran ini." jelas July jujur karena ketika July mengatakan owner mencari Zea itu menandakan Keith yang merupakan adik perempuan Zea.

"Tapi yang menerimaku bekerja disini itu seorang wanita." ucap Seline lagi.
"Oh, itu pasti Keith. Dia adik perempuan Zea." ucap July memperjelas sedangkan Seline hanya ber-o ria dan memisahkan jalur mereka ke meja tujuan masing-masing.

"Seline!!!" panggil Daren ketika melihat Seline sudah kembali ke meja pesanan.
"Kenapa berteriak?" tanya Seline sedikit terkejut.
"Zea menggila." ucap Daren yang membuat Seline mengerutkan dahinya.
"Zea gila?" tanya Seline lagi memastikan apa yang sudah pasti.
"Jelas-jelas dia yang salah, dia selalu mengancam untuk memotong gajiku." ucap Daren dengan nada mengadunya.

"Apa katamu? Hah? Jelas-jelas kau yang salah. Itu harusnya kau cuci semua." ucap Zea yang sudah keluar dari dapur.
"Apa? Tapi kau sedang tidak ada pesanan dengan bahan itu." serkah Daren melotot.
"Diam atau..."
"Atau kau potong gajiku? Dasar bos suka-suka." potong Daren dengan nada menantangnya.

"Sudahlah, jangan ribut. Sini aku saja yang membantumu. Dan Daren, kau pakai ini dan jangan ribut lagi." ucap Seline sambil memberikan sarung tangan waiter pada Daren dan mengambil topi putih milik Daren lalu memakainya kemudian memasuki area dapur.
"My bad!" batin Zea panik sedangkan Daren hanya mengukir senyum iblisnya.
"Makanya jangan belagu jadi kawan." batin Daren tetapi ekspresi senangnya berganti melongo ketika melihat sarung tangan waiter berwarna pink yang harus di pakainya.
"Shit!" umpat Daren kesal.

"Jadi apa yang harus ku cuci?" tanya Seline sambil memakai celemeknya.
"Kau tidak perlu seperti itu." jawab Zea datar.
"Daripada kau memotong gajinya." ucap Seline tanpa ekspresi.
"Aku hanya bercanda tentang itu. Kau jangan terlalu mendengarnya." ucap Zea dengan nada peringatan.

"Aku tau apa yang harus ku cuci. Tadi katamu semua kan?" tanya Seline yang membuat Zea mengutuk dirinya sendiri.
Sebenarnya tidak ada yang perlu Daren kerjakan karena semua bahan untuk memasak menu pesanan sudah disediakan kemarin dan sudah dicuci bersih. Tetapi melihat bagaimana Daren suka menggoda Seline dan selalu mengoceh tentang Seline membuat Zea benar-benar ingin memberikan pelajaran pada Daren.

Tanpa menunggu jawaban dari Zea, Seline berjalan menuju deretan bahan-bahan berupa sayur dan buah serta daging itu lalu mencucinya.
"Hei, kau tidak perlu..."
"Tidak, tidak. Ini tidak apa." potong Seline sambil membersihkan semua yang ada di depannya.

"Bukan, hanya saja aku sedikit tidak enak, soalnya..."
"Kalo kau merasa seperti itu maka kau bisa naikkan gajiku untuk bulan ini." potong Seline sambil sedikit terkekeh. Melihat senyum Seline membuat Zea terdiam seribu kata.

What is Mine, is MineWhere stories live. Discover now