Hei!

5.8K 350 2
                                    

Seline Smith     : Sarah Synder
Zea                     : Matt Lanter
Edward           : Renan Grassi
Jade                 : Gregg Sulkin
Daren            : Camerondallas
Author Pov
Ketika Seline dengan pelan tapi pasti sudah menegakkan tubuhnya, tatapannya terkunci pada manik mata tajam milik Edward.
"Kau pasti mati sekarang Sel, bagaimana bisa kau tidur dijam kerjamu?!" pekik Seline dalam batin kepada dirinya sendiri.

"Aku...aku benar-benar tidak sengaja." ucap Seline semampunya.
"Setelah kau meneriakiku lewat telepon?" ucap Edward dan langsung membuat Seline mengingat sikapnya tadi.
"Ya..ya tidak mungkin juga kau sedang bercinta dan aku ada disana. Lagipula itu bukan bagian dari pekerjaanku." ucap Seline dengan nada tidak sukanya.
"Itu perintahku. Kau bekerja untukku." ucap Edward datar.

"Aku tahu tanpa kau bilang, Ed. Tapi itu tidak wajar." ucap Seline sambil mengerutkan dahinya.
"Kau sudah mengecek jadwalku?" tanya Edward dingin.
"Sudah." jawab Seline sambil mengeluarkan sebuah map transparan dari laci kerjanya. Seline berdiri dan memberikan map itu pada Edward.
"Jangan pernah membantahku lagi atau kau akan tahu akibatnya." ucap Edward dengan nada rendahnya. Sedangkan Seline hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah ketika menerima suara rendah Edward. Kemudian Edward menghilang di balik pintu.
"Sabar Seline, sabar." bantin Seline sambil mengelus dadanya.

Seline menggunakan telunjuk dan jempol tangan kanannya untuk memijit pelan pelipisnya. Rasa pening kini menguasai kepalanya. Seline mengambil ponselnya dan melihat ada 1 panggilan dari Jade, dan 2 panggilan dari nomor yang tidak bernama. Seline menekan nomor dalam ponselnya itu dan menghubungi kembali nomor itu. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Setelah tiga kali Seline menghubungi nomor itu, akhirnya Seline tidak menghubungi nomor yang sama sekali tidak meresponnya itu.

Seline menggerakkan sedikit mouse nya dan komputer kembali menampakkan layarnya.
"Baiklah, besok akan ada 2 meeting. Pertama di sini pukul 11am dan kedua di Resus Company." ucap Seline kemudian membuat sebuah catatan kecil untuk di tempelkan diatas mejanya. Ini merupakan kebiasaan Seline untuk mengingat sesuatu.
"Setelah itu, eum? Aku ada 3 email yang belum dibaca. Yah, padahal aku baru menggunakan lima belas menit dan sudah 3 email masuk." ucap Seline kepada dirinya sendiri kemudian membuka satu persatu email itu.

Ketiga isi email itu adalah berkas untuk meeting besok. Awalnya sangat malas untuk Seline membaca semua berkas-berkas itu. Tetapi mengingat bahwa CEOnya bukanlah seperti Jade yang tidak akan membiarkannya bekerja sendiri, mau tidak mau Seline harus mengeprint berkas-berkas itu keluar untuk dibacanya dan dipahaminya.

Setelah semua kertas-kertas itu keluar, Seline memisahkan persetnya dan mulai membacanya satu persatu.
"Ini jelas saja topik yang berbeda." ucap Seline setelah membandingkan berkas pertama dan kedua. Sedangkan berkas ketiga hanya berisi jadwal dan kepada siapa-siapa saja mereka akan meeting.
"Aku tidak akan membuat psikopat itu meremehkanku." ucap Seline dengan semangat menggebu-gebu nya ketika mengingat bagaimana tatapan Edward yang selalu melihatnya begitu rendah.

Di lain sisi, seorang pria berlesung pipi hanya bisa tersenyum ketika melihat gadis yang disukainya sekarang sedang berbicara sendiri dan terkadang menampakkan wajah menggemaskannya.
Edward membuka rekaman cctv untuk Jade, mengingat Jade yang terus saja menyebalkan ketika sudah menyangkut tentang Seline, apalagi Jade baru saja mendapati Edward keluar dari ruangan Seline.

"Sudah kukatakan. Dia bukan tipeku." ucap Edward datar kemudian menutup rekaman itu dan membalikkan kembali laptopnya.
"Dia masih sama seperti dulu." ucap Jade yang kali ini menampakkan lagi lesung pipinya.
"Bagaimana jika dia tau kalau kau penyebab dari dia tidak bisa mendapat pekerjaan apapun yang telah dia ajukan lamaran?" tanya Edward yang membuat senyum Jade menghilang.
"Dia tidak akan tahu jika kau tidak memberitahunya, Ed." ucap Jade datar sambil menatap Edward yang hanya terfokus pada laptopnya.

What is Mine, is MineWhere stories live. Discover now