Mr Rusky & Mrs Rusky

11.5K 616 20
                                    

Author pov
Suara ketukan pintu membuat Edward dengan berat harus membuka kedua kelopak matanya. Merasa ada yang menimpa tubuhnya, Edward menatap gadis yang sedang tertidur pada tubuh bidangnya. Memandang wajah polos Seline dan seulas senyum hangat menghiasi wajah Edward.
"Kau milikku sekarang." batin Edward kemudian menyeka rambut-rambut kecil yang menutupi wajah Seline.

Suara ketukan pintu kembali terdengar dan Edward bersumpah akan memaki Pon jika bukan hal penting yang akan disampaikannya.

Dengan berat hati, Edward mengangkat sedikit tubuh Seline dengan sangat perlahan agar mutiara indahnya tidak terbangun.
"Aku akan kembali." ucap Edward kemudian mengecup pelan dahi Seline. Seline langsung menggeliat dan menggulung tubuhnya dengan selimut putih.

Edward membuka pintu kamarnya dan mendapati bukan Pon yang ada dihadapannya. Tetapi seorang wanita paruh baya yang merupakan sang Ibu kesayangannya.
"Lama sekali kau..."
"Kenapa Mom kemari?" potong Edward dan Janet menatap putranya curiga.
"Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Janet dan berusaha mengintip kebalik punggung putranya.

"Jangan bilang kau membawa wanita jalang..."
"Bukan wanita jalang. Lebih tepatnya wanitaku." potong Edward kemudian menyingkirkan tubuhnya yang menghalangi penglihatan sang ibu.
"Siapa dia?" tanya Janet kemudian membulatkan kedua bola matanya ketika melihat siapa yang sedang tertidur pulas diatas kasur king size putranya.
"Dia..dia..sekretaris..."
"Kita bicarakan ini diluar Mom. Dia sedang tertidur." potong Edward kemudian Janet menatap putranya tidak percaya lalu ikut keluar dari kamar.

Saat menuruni tangga, tatapan Edward jatuh pada seorang pria paruh baya yang merupakan ayahnya.
"Dad ikut kemari?" tanya Edward dan Janet mengangguk sebagai jawaban.
"Ada..."
"Ada yang perlu kami bicarakan denganmu." potong Janet dan Edward hanya mengangguk mengerti.

"Penthouse yang bagus." ucap Jhon ketika melihat Edward dan Janet sudah duduk di sofa mereka masing-masing.
"Ada perlu apa?" tanya Edward tanpa basa-basi.
"Apa sekretarismu..."
"Dia ada dikamar? Wah? Sangat cepat." ucap Jhon dan Edward menatap ayahnya tajam.

"Ingin berbicara tentang apa?" tanya Edward dan tidak menghiraukan tatapan tidak suka ayahnya.
"Masa depanmu." jawab Jhon dan Edward menatap ayahnya bingung.
"Langsung ke intinya." ucap Edward ketika melihat raut wajah ayahnya.

"Begini Son, kau dan sekretarismu..."
"Namanya Seline dan sekarang dia adalah kekasihku, wanitaku." potong Edward dengan nada dinginnya.
"Kami tidak setuju." ucap Jhon tegas.
"Apa aku sedang meminta persetujuan kalian?" ucap Edward dengan nada sedikit tidak sopannya.

"Apa Mom dan Dad mengajarimu untuk tidak sopan?! Apa karena wanita itu?!" bentak Jhon dengan wajah kemerahannya.
"Tidak. Hanya saja kenapa kalian selalu mempermasalahkan hal kecil?" ucap Edward dengan nada tidak terimanya.
"Kami ingin yang terbaik untukmu. Dan wanita itu tidak baik untukmu. Lihat saja! Latar belakang dia yang tidak jelas dan kenapa kau tidak bisa berpikir panjang?" ucap Jhon dan Edward menatap ayahnya tidak suka.
"Aku mencintainya. Dirinya yang sekarang. Bukan mencintai masa lalunya, latar belakangnya ataupun..."
"Cinta?! Kau tahu apa itu cinta? Yang bisa..."
"Yang bisa menghubungkan cinta itu hanya derajat dan status yang sama. Itu kenyataannya? Tidak, kenyataannya adalah yang menghubungkan cinta itu adalah perasaan." potong Edward kembali dan Jhon menatap putranya dingin.

"Kau bisa memiliki banyak wanita. Kau tinggal memilih. Dari kalangan paling atas dan papan atas, tapi kenapa kau pilih dia? Wanita biasa-biasa dengan segala sikap bar-bar nya?" tanya Janet yang akhirnya mengeluarkan suara.

"Jika aku tahu alasan aku mencintainya, jika aku tahu alasan mengapa aku ingin dia tetap disisiku, jika aku tahu mengapa begitu nyaman ketika melihat tawa dan senyumnya, dan jika aku tahu kenapa begitu sakit ketika melihat air matanya. Aku tidak ada alasan untuk itu. Aku tidak mengerti apa itu cinta, tapi apa cinta itu memang harus berdasarkan alasan?" ucap Edward yang membuat Jhon dan Janet menatap putranya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang