Day In Italy

9.2K 548 16
                                    

Seline Smith : Sarah Synder
Zea.                : Matt Lanter
Edward.      : Renan Grassi
Jade.            : Gregg Sulkin
Daren.       : Camerondallas
Author Pov
Seline keluar dari kamar mandi setelah berendam selama hampir setengah jam didalam sana.
Hanya berbalutan handuk berwarna putih kini Seline berjalan dengan santainya menuju lemari pakaiannya.

"Lama sekali." sebuah suara bariton mengejutkan Seline. Seline berbalik dan mendapati Edward sedang tidur disebuah kasur putih dengan leluasanya.
"Ka..kau? Apa yang kau lakukan?" tanya Seline sambil menutup kedua bahunya menggunakan tangan.
"Memalukan!!!" batin Seline menahan malu.

"Ini kamarku." ucap Edward kemudian berjalan menuju kamar mandi.
"Aku suka pahamu." ucap Edward dengan nada menggodanya sebelum benar-benar memasuki kamar mandi.
"Sialan!!!" teriak Seline kemudian buru-buru membuka lemari dan mencari pakaiannya.
"Jika ini kamarnya? Aku akan tidur dimana? Tempat ini hanya ada satu kamar!!! Kenapa dia tidak menginap saja dihotel?!" batin Seline frustasi.

Tidak lama, Edward keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Kemana dia?" batin Edward ketika mendapati Seline tidak berada didalam kamar.
" Baiklah. Untuk kesekian kalinya. Itu bukan urusanmu Edward." ucap Edward bermonolog.
"Sejak kapan kau punya kebiasaan bermonolog?" batin Edward yang lagi-lagi berkomentar.

Setelah siap berdebat dengan dirinya sendiri, Edward keluar dari kamarnya untuk mengisi perut kosongnya. Ketika Edward sudah keluar dari kamarnya, matanya mengedar keseluruh ruangan untuk mencari seseorang.
"Kemana lagi dia?" batin Edward ketika tidak mendapati Seline ada di ruang tamu penthousenya. Edward mengelilingi penthousenya sampai kehalaman terakhir dan mendapati Seline sedang duduk ditepi kolam berenang dengan kedua kakinya yang setengah tergenang didalam kolam. Sinar mata hari sore yang menerpa wajah cantik Seline benar-benar menyita pandangan Edward. Seline tersenyum lebar sambil mengangkat kepalanya menatap langit dengan mata terpejam.

Merasa ada yang memperhatikannya, Seline berbalik dan mendapati Edward sedang berada disebuah ruangan dan jarak mereka hanya terpisah oleh kaca transparan yang memisahkan antara ruang tamu dan halaman belakang penthouse. Seperti biasanya, Edward lah yang memutuskan tatapan mata mereka.
"Berhenti menatapnya! Bisakah sekali saja kau yang memutuskan tatapan mata kalian?" batin Seline kesal.

"Aku akan pergi makan." ucap Edward ketika sudah berada dihalaman belakang. Seline berbalik dan menatap Edward dengan tatapan datarnya.
"Pergi saja." ucap Seline kemudian kembali berbalik menatap kolam berenang.
"Kau ikut?" tanya Edward dan Seline mengangkat tangannya kemudian melambaikannya sebagai jawaban.
"Ada apa dengannya? Baiklah, bukan urusanku." batin Edward kemudian melangkah pergi meninggalkan halaman belakang.

"Aaaa!!! Hei!!! Turunkan aku!!!" teriak Seline ketika dirasakan seseorang mengangkatnya ala bridal untuk menjauhi kolam. Benar, Edward kembali berbalik untuk membawa Seline mengikutinya.
"Aku bilang tidak mau ikut! Hei!" pekik Seline dan Edward tampak mengeraskan rahangnya.
"Aku tidak lapar! Edward!!! Turunkan aku!" pekik Seline lagi dengan nada memperingatkannya.
"Bisakah kau diam?" ucap Edward dengan nada dinginnya.
"Bagaimana bisa aku diam jika kau menculikku seperti ini?!" ucap Seline dengan kedua bola matanya yang bersiap untuk keluar dari kelopaknya.

"Daripada kau menggangguku ditengah malam." ucap Edward dengan nada datarnya.
"Kapan aku melakukan itu?" tanya Seline tidak terima dengam ucapan Edward.
"Nanti malam." jawab Edward dan Seline benar-benar menggeram sekarang.
"Tidak akan! Jadi sekarang turunkan aku!" ucap Seline dengan penuh penekanan.
"Kau yakin bisa menahan lapar?" ucap Edward dengan nada sinisnya.
"Jika aku lapar aku bisa menelepon Jeff!" ucap Seline tidak kalah sinisnya.
"Kalau begitu kau tidak punya pilihan lain selain ikut!" ucap Edward kali ini nadanya tampak meninggi.
"Ada apa denganmu?!" pekik Seline setelah Edward memasukkannya kedalam kursi samping pengendara.
"Ada apa denganku?!" batin Edward bingung dengan dirinya sendiri.

What is Mine, is MineWhere stories live. Discover now